PANTAI KALA SENJA, memang salah satu lukisan Tuhan yang layak dinikmati, mungkin dengan segelas kopi, ditambah sepotong lumpia dengan bumbu khasnya. Deburan ombak dan desir angin— yang hanya bisa ditemukan di pantai—membawa euphoria tersendiri. Maka tak heran pantai tak pernah sepi, ya kecuali hujan tentunya.
Pantai selalu menjadi pilihan untuk dikunjungi; selalu ada alasan untuk menginjakan kaki pada butiran-butiran pasir yang halus, yang menggelitik kaki, sembari memandangi semburat cahaya jingga yang terlukis di ufuk barat (kata-kata yang saya pinjam dari kamus anak indie).
Dulu saya pernah mendengar celetukan seseorang. Begini katanya, “Pantai itu tempatnya orang-orang stress berkumpul”. Saat itu saya menampik ungkapan tersebut. Bagaimana mungkin tempat yang begitu indah dan menenangkan menjadi tempat untuk orang-orang stress?
Sampai suatu waktu saya memikirkan kembali kalimat tersebut sembari memiringkan sudut pandang dan percaya tidak percaya memang begitulah adanya.
Entah keajaiban apa yang dimiliki oleh pantai, dan matahari tenggelam, sehingga mampu membius banyak orang untuk menikmatinya dan meredakan stress dari masalah hidup meski hanya sejenak—atau pantai memang memiliki keajaiban untuk memulihkan energi-energi negatif?
Ya, mungkin saja. Hal ini juga dibuktikan secara ilmiah dalam penelitian yang dilakukan di Washington University dan UC Irvine.
Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa berlibur ke pantai mampu mengurangi depresi dan kecemasan serta mengembalikan Kesehatan mental. Pernyataan tersebut diperkuat dengan beberapa alasan diantaranya:
- Adanya efek bioklimat
Pantai memiliki peredaran udara dan radiasi ultraviolet yang kuat dari waktu ke waktu, kondisi ini sangat bagus untuk pernapasan.
Bioklimat pada pesisir pantai memiliki sifat yang sedatif, menenangkan dan mampu memulihkan dari beberapa penyakit, salah satunya depresi, salah duanya serangan jantung, untuk salah tiga dan seterusnya, bisa kawan-kawan tanyakan pada Mbah Google.
- Deburan ombak
Deburan ombak yang saling bersahutan ketika menabrak batu karang, bisa menenangkan pikiran dan merangsang produksi bahan kimia dalam tubuh seperti serotonin dan dopamin yang terasa menengangkan di tubuh kita, sehingga mood bisa meningkat dan stress berkurang.
Kalau tidak percaya cobalah kawan-kawan berkelah ke pantai, resapi deburan ombak sembari menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Bentangkan pandangan sejauh lautan lepas.
- Warna biru lautan
Warna biru laut yang dipadukan dengan birunya langit pada cakrawala luas, mampu mendatangkan inspirasi, ketenangan dan kenyamanan. Maka tak heran ketika berada di pantai kita merasa nyaman dan damai.
Ditambah suara deburan ombak dan desir angin yang mampu mengaktifkan sistem saraf, sehingga membuat kita lebih rileks, setelah menjalani hari-hari yang berat dan penuh tekanan.
Ketika berada di pantai, kita cenderung merasa mengantuk, namun pada esok harinya ketika terbangun dari tidur, kita akan bersemangat dan penuh energi positif.
Hal tersebut karena suasanan pantai dapat memproduksi hormon yang baik dalam tubuh seperti serotonin yang memberikan dorongan energi dan mendorong pemikiran positif.
***
Dalam keseharian, saya juga merasakannya, atau barangkali kawan-kawan juga merasa bahwa pantai tempat yang cocok untuk meredakan stress.
Ketika mengalami hari yang berat dan permasalahan yang memenuhi setiap sudut kepala, hal yang terlintas pertama mestilah pantai. Dan ajaibnya, setiap permasalahan akan mereda bahkan tak jarang bertemu solusinya, ketika saya berada di pantai.
Entah itu masalah keluarga, persahabatan, karier, kuliah, percintaan atau masalah-masalah hidup lainnya yang seperti tidak ada habisnya.
Begitupun dengan sahabat-sahabat saya, ketika mereka dilanda penyakit saraf ringan (depresi/stress) akan masalah hidupnya, sudah pasti ajakan ke pantai yang pertama kali terucap.
Di pantai kita bisa menemukan berbagai ekspresi orang-orang, entah sedih, bahagia, merenung, meratapi nasib, bahkan tak jarang menangis.
Mengeluarkan segala penat dan keluhannya akan dunia yang mungkin terkesan tidak adil. Barangkali mereka tidak memiliki pendengar sehingga memilih bertutur pada desau angin dan riak ombak.
Ya, ternyata benar, pantai adalah tempat orang-orang stress, atau mungkin saya perhalus, bahwa pantai tempat untuk meredakan stress. Yuk, mantai![T]