HAPPY SALMA meraih penghargaan Bali-Dwipantara Nata Kerthi Nugraha 2023 dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Penghargaan itu diterimanya saat acara wisuda sarjana ISI Denpasar dan pembukaan Festival Nasional Bali Sangga Dwipantara III di di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar, Selasa, 28 Februari 2023.
Bersama Happy Salma, sejumlah maestro seni lain juga mendapatkan penghargaan yang sama. Mereka adalah I Wayan Pugeg yang dikenal sebagai maetro seni patung, I Ketut Pradnya yang dikenal sebagai pendiri Museum Arsitektur Wiswakarma, Hartanto yang penyair, I Gusti Ngurah Adi Putra dikenal sebagai komposer, I Gusti Ngurah Suweka sebagai seniman Seni Pertunjukan, dan I Made Yasana yang diketahui sebagai seniman lukis yang terkenal.
Happy Salma sendiri adalah artis Indonesia dan kini dikenal luas sebagai maesenas seni. Apa tanggapan artis cantik itu terhadap penghargaan yang diterimanya?
“Saya merasa bangga karena disandingkan dengan para maestro seni, seperti: I Wayan Pugeg, I Ketut Pradnya, I Gusti Ngurah Adi Putra, Hartanto, I Gusti Ngurah Sueka dan I Made Yasana,” kata Happy Salma sebagai ditulis dalam IG-nya.
Menurut Happ Salma, mereka (para seniman peraih penghargaan itu) adalah sosok pribadi yang tekun dan berdedikasi di bidangnya, mulai dari seni rupa, arsitektur, komposer, seni pertunjukan, hingga sastra.
“Senang sekali bisa mendapatkan apresiasi dari ISI Denpasar atas penghargaan Bali-Dwipantara Nata Kerthi Nugraha 2023,” tulis Happy Salma di IG-nya.
Dan ia berharap, “Semoga kolaborasi lintas seni dan tradisi selalu menjadi bagian dari keberlanjutan budaya dan wajah kita kini dan mendatang.”
Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana mengatakan terdapat sejumlah alasan kenapa Happy Salma meraih penghargaan Bali-Dwipantara Nata Kerthi Nugraha 2023.
Menurutnya, Happy Salma merupakan artis ternama Indonesia. Pendiri Yayasan Titi Mangsa yang menginisiasi berbagai pergelaran seni pertunjukan berbasis akar kultur Bali di panggung prestesius nasional. “Happy Salma juga menginspirasi sistem tata kelola seni bagi generasi muda di Bali,” kata Prof. Kun Adnyana.
Happy Salma lahir 4 Januari 1980 dan menikah pada 3 Oktober 2010 dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa dari Puri Ubud, Bali.
Ia memang seniman atau artis Indonesia yang kini menggeluti berbagai bidang kegiatan, mulai dari pemain film, pemain teater, produser pertunjukan teater dan pengusaha perhiasan. Ia termasuk dalam salah satu tokoh paling berpengaruh di Asia, versi majalah Malaysia, Tatler pada tahun 2020.
Happy Salma memulai kariernya di dunia seni peran, dalam sinetron dan film layar lebar, lalu jatuh cinta pada sastra. Ia menulis buku kumpulan cerpen, Pulang (2006) yang menjadi nominasi dalam Literary Khatulistiwa Award dan Telaga Fatamorgana (2008).Karya-karyanya berupa cerita pendek juga termuat dalam berbagai antologi.
Selain cerpen, Happy menulis novel kolaborasi bersama Pidi Baiq dengan judul Hanya Salju dan Pisau Batu (2010). Ia juga menulis dan menerbitkan buku biografi kreatif Desak Nyoman Suarti “The Warrior Daughter” (2015).
Di dunia seni teater, namanya makin dikenal tahun 2007 ia memerankan Nyai Ontosoroh dalam pentas “Nyai Ontosoroh”. Setelah memerankan Nyi Ontosoroh, karirnya dalam dunia teater terus mengalir dengan memiankan sejumalh lakon monolog maupun teater, di dalam negeri dan di luar negeri.
Happy Salma mendirikan Yayasan Seni dan Budaya Titimangsa yang memproduksi beberapa pertunjukan besar. [T][Ado/*]