BARIS DAPDAP di Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, akan direkontruksi kembali oleh Tim Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Salah satu alasannya karena tari Baris Dapdap di Desa Batur mengalami krisis penari.
Permintaan untuk merekontruksi kembali Baris Dapdap disampaikan Jro Gede Batur kepada Tim ISI Denpasar saat melaksanakan Program Nata Citta Desa Swabudaya Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Adat Batur Desa Batur Selatan pada tahun 2023 ini.
Tim Pelaksana Program Nata Citta Desa Swabudaya Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Adat Batur Desa Batur Selatan diketuai Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn yang sekaligus juga bertugas dalam bidang Seni Rupa, Desain dan Seni Pertunjukan.
Tim juga diisi anggota bidang Tari Maskot dan Baris Dapdap yang terdiri dari I Gede Oka Surya Negara, SST., M.Sn., Dr. Ida Ayu Trisnawati, SST.,,M.Si., dan Dr. I Wayan Suharta, S.SKar., M.Si.
Sementara itu, I Nyoman Mariyana, S.Sn., M.Sn, bertindak selaku anggota tim bidang Karawitan Selonding, Ketut Heiy Budiyana, A.Md. selaku anggota bidang Video Profile, Ida Bagus Candra Yana, S.Sn., M.Sn. sebagai anggota bidang Fotografi dan Video Profile, dan Prof. Dr. Ni Made Ruastiti, SST., M.Si sebagai anggota bidang Monografi Desa
Selain itu terdapat I Nyoman Payuyasa, S.Pd., M.Pd. sebagai anggota bidang Monografi dan Tim Editor, Gede Bayu Segara Putra, S.Ds., M.Sn. sebagai anggota bidang Layout dan Dokumentasi, dan Agus Eka Aprianta, S.Kom, anggota bidang Tenaga Kependidikan, serta Ni Wayan Sri Wahyuni, S.Ds. selaku anggota bidang Tenaga Kependidikan.
Pada kesempatan ini, masing-masing anggota tim sesuai dengan tugas di atas melakukan pengabdian di Desa Batur.
Di hari pertama, tim diterima di Desa Batur oleh pemuka Desa Batur dan langsung melakukan riset lapangan dengan wawancara serta merekam pertunjukan tari Baris yang ada di Desa Batur.
Di bidang tari, Desa Batur memiliki lima jenis tari Baris, diantaranya; Baris Jorjor/ Jojoran, Baris Gede, Baris Bajra, Baris Presi, dan Baris Dapdap (wawancara dengan Pak Ketut Soma/ Penari Baris Bajra dan Pak Kadek Wan/ Penari Baris Dapdap Desa Batur, 4 Pebruari 2022).
Terkait keputusan untuk merekonstruksi Baris Dapdap tarian itu telah mulai mengalamai “krisis penari”. Penyebabnya adalah karenaberkembangnya mitos, “kalau menari Baris Dapdap, akan cepat tua”. Padahal sejatinya tidak demikian.
Anggapan atau mitos tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan hasil data lapangan yang didapat, bahwa seorang penari Baris Dapdap tidak hanya menari saja. Ada tembang/Wirama khusus yang mereka harus pelajari dan hafalkan. Mungkin karena sulit mereka menghafal tembangnya, ada anggapan seperti di atas.
Kalau dikaji secara menadalam, pasti pesan dan makna yang ingin disampaikan dalam sastra Wirama tersebut. Di sini diperlukan metode atau stategi untuk memberikan pemahaman guna pemertahanan tari Baris Dapdap ini sebagai kearifan lokal yang harus dijaga kepewarisannya. Apalagi ini juga terkait dengan aspek ritus yang berlangsung dan harus tetap ada dalam pelaksanaan ritualnya. [T]