DENPASAR | TATKALA.CO — Sebanyak 26 sekaa atau grup bondres di Bali ikuti audisi pergelaran bodres tradisi yang mengangkat tema Harkat Arak Bali.
Audisi diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, 23-24 Januari 2023 mendatang di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Denpasar.
Audisi akan dinilai oleh tim juri selama dua hari yang akan memperebutkan 10 nominasi terbaik dan berhak mendapatkan dana sebesar Rp 17 jutaan dipotong pajak.
Saat audisi, sekaa bondres dalam meramu cerita akan mengangkat tema Harkat Arak Bali, menyisipkan pergub tentang arak Bali, yakni eksistensi arak sebagai warisan budaya adi luhung dan pembuatan serta cara minum arak Bali yang baik dan benar.
Sekaa bondres yang mendaftar sebagai peserta antara lain MKP Mersi, Trio GBK, CAPBATA, Bondres Gabus Sontoloyo, BeTeL, Kaki CS, Sekaa Bondres SEKDUT, dan Rarekual Topeng.
Selain itu ada juga Sanggar Seni Githa Ulangun, Sanggar Grongseng Poleng, Topeng Kebah, Bondres SANDAL SANGLIR COMEDY, Kejengit Bondres, BOLALE, MEKENYOS SINAR JAYA ABADI, Megel + Sanggar Semara Girang, Bobdres Barong Langon, Nongcret Dewata, Comedy Kepo, BONDRES KOMEDI, Ketawa Kenceng, Sadu Mujur, Kleteg bondres dan Medagang Bondres.
Kepala Bidang (Kabid) Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Disbud Provinsi Bali Ni Wayan Sulastriani mewakili Kepala Dinas Kebudayaan saat pertemuan teknik bersama peserta, Selasa, 17 Januari 2022, mengatakan kegiatan audisi pergelaran bondres merupakan kegiatan dari program Peragaan dan Pementasan Perlindungan Pengembangan Pemanfaatan Obyek Pemajuan Tradisi Budaya Tahun 2023.
Salah satu dewan juri Prof. Dr. I Made Bandem menjelaskan tema utama masalah arak sesuai Pergub, karena arak sedang dipromosikan pemerintah daerah. Agar dipahami masyarakat melalui bondres ini arak sebagai minuman tradisi mampu bersaing dengan minuman alkohol lainya.
“Jadi arak ini sudah ada tercatat pada prasasti Batur Abang pada abad ke 11, artinya sebuah tradisi lama yang perlu dilestarikan,” terang Prof. Bandem yang juga selaku kurator Pesta Kesenian Bali (PKB) 2023.
Ia menambahkan, melalui lomba bondres yang ditekankan adalah bagaimana prosesi pembuatan arak, promosinya seperti apa. “ Arak betul betul memberi manfaat jangan sampai mabuk, justru sebaliknya arak memberi manfaat bagi kesehatan dan sebagainya,” ungkap Prof. Bandem yang didiampingi dua juri lainya yaitu Prof. Wayan Dibida dan Prof. Wayan Rai.
Kadek Wahyudita mewakili Tim Kreatif menambahkan, secara teknik audisi bondres tradisi ini akan digelar selama dua hari. Dengan jumlah peserta 26 sanggar atau kelompok, masing- masing akan tampil selama 20 menit dengan iringan gamelan. “ Untuk iringan diberikan kebebasan, yang jelas ada gamelan, entah inovatif maupun gong kebyar, semarandana dan sebagainya,” kata Wahyu.
Bondres disajikan menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa utama dapat pula dipadukan dengan bahasa atau bahasa asing. “ Gegonjakan wajib memperhatikan unsur satyam, siwam dan sundaran,” ucapnya.
Salah satu peserta Kak Kumis, mengapresiasi lomba bondres ini, apalagi pasca pandemi, ruang lingkup seni bondres jarang ada yang ngorder. “ Sebenarnya animo peserta banyak yang ingin ikut dalam audisi bondres ini, “ katanya.[T][Rls/Mao]