UNTUK SEMENTARA terdapat dua nama bakal calon (balon) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang hampir dipastikan bakal memperebutkan suara pemilih di Kabupaten Buleleng pada Pemilu 2024.
Dua balon itu adalah Agung Bagus Arsadhana Linggih dan Gde Suardana. Kedua-duanya memang berasal dari Buleleng.
Dikutip dari lampiran surat undangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali kepada LO (Liaison Officer) masing-masing bakal calon terdapat 20 nama bakal calon yang sudah terdapat dan menerima undangan untuk mengikuti rapat Rabu 14 Desember 2022.
Dari dua puluh nama itu terdapat dua nama yang diketahui berasal dari Buleleng, yakni Gede Agung Bagus Arsadhana Linggih atau akrab dipanggil Arsa Linggih dan Dr. Gede Suardana.
Nama-nama lain sebagian adalah tokoh-tokoh yang banyak dikenal di Bali, selain nama yang masih incumbent sebagai anggota DPD, juga nama-nama yang belakangan ini banyak beredar di media massa dan media sosial.
Nama incumbent adalah Anak Agung Gde Agung, Arya Wedakarna dan Bambang Santoso. Nama lain yang kondang di media massa dan media sosial antara lain Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik, I Ketut Putra Ismaya Jaya dan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang mantan Walikota Denpasar.
Yang menarik, nama Mangku Pastika, mantan Gubernur Bali asal Buleleng yang kini masih duduk sebagai anggota DPD RI ternyata tidak terdaftar di KPU Bali.
Ketika bertemu wartawan di Kubu Kopi Denpasar, Selasa 13 Desember 2022, mantan Gubernur Bali tahun 2008 hingga 2018 itu menyatakan enggan kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI di Pemilu 2024.
“Tahun 2024 itu usia saya menjelang 74 tahun.Jadi biarlah yang muda-muda yang menggantikan,” katanya sebagaimana dikutip Kanal Bali.
Sebelumnya, Mangku Pastika adalah satu-satunya anggota DPD RI yang berasal dari Buleleng yang tentu saja mendapatkan suara pemilih pada Pemilu 2019 dari Buleleng.
Jika Arsa Linggih dan Gede Suardana lolos dan sah sebagai calon DPD RI pada Pemilu 2024, maka suara yang memilih Mangku Pastika pada Pemilu 2019 barangkali bakal jadi rebutan dua politisi muda dari Buleleng itu. Baik suara yang di Buleleng maupun suara pemilih dari kabupaten lain di Bali.
Arsa Linggih dan Gede Suardana sama-sama muda usia. Mereka sama-sama punya banyak pengalaman dalam berpolitik. Namun proses pematangan jalan politik mereka tentu saja berbeda-beda.
Arsa Linggih adalah putra dari politisi Partai Golkar yang kini sebagai anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer. Arsa Linggih tentu saja telah mengikuti proses politik orang tuanya dan di situlah ia mendapatkan proses pematangan dalam berpolitik.
Sementara Gede Suardana adalah mantan Ketua KPU Buleleng dan aktivis di sejumlah lembaga pemberdayaan kaum muda. Di KPU ia tentu sudah menjalani berbagai proses yang berkaitan dengan masalah perpolitikan di Buleleng maupun di Bali.
Yang agak berbeda, Arsa Linggih sepertinya sudah mempersiapkan diri sejak lama untuk masuk dalam kontes politik merebut kursi DPD RI.
Seperti pernah diberitakan Metro Bali, Arsa Linggih sudah melakukan sosialisasi di sejumlah titik di Buleleng sejak Juli 2022. Ia sempat bertemu dengan bertatap muka dengan anak-anak muda Buleleng. Di hadapan anak-anak muda itu ia bahkan sempat memberi pemahaman kepada anak muda tentang pentingnya anak muda melek politik.
Arsa Linggih bahkan sudah memasang baliho di sejumlah lokasi di Bali dan ia memiliki tagline “Anak Muda Jago Berkarya, Bali Bahagia”.
Sementara munculnya nama Gede Suardana pada daftar balon DPD RI cukup mengejutkan. Belakangan namanya kerap muncul di media sosial dan media massa untuk memperjuangkan sejumlah hal, seperti memperjuangkan keberadaan SMA/SMK Bali Mandara yang sudah tidak mendapat anggaran sebagai sekolah berasrama dari Pemprov Bali.
Namun, jika dilihat-lihat secara seksama, Gede Suardana tampaknya mempersiapkan diri dengan cara yang berbeda. Bahkan boleh dikata secara diam-diam. Sejak setahun belakangan ini ia gencar “bersuara” sekaligus memperjuangan hak-hak masyarakat sipil yang dianggap sebagai korban dari kebijakan yang menyimpang.
Ia gencar bersuara lewat media, dan menjadi narasumber sejumlah podcast. Ia sendiri juga mengelola podcast untuk memperjuangkan apa yang ia harus perjuangkan untuk Bali. Saat mendaftar sebagai bakal calon anggota DPD RI ia pun langsung punya tagline, “Kembalikan Baliku”.
Dilihat dari sepakterjangnya dua politisi muda ini, sepertinya mereka akan sama-sama merebut suara dari kaum milenial di Buleleng dan Bali. Arsa Linggih punya ikatan emosi yang cukup kental dengan kaum milineal karena ia boleh dibilang masuk dalam golongan milenial juga. Sementara Gede Suardana dikenal sebagai senior dari organisasi pemuda dan juga banyak bergaul dengan anak-anak muda di Buleleng maupun di Bali.
Siapakah dari dua politisi muda ini akan bisa menarik simpati anak muda dan menjaring suara terbesar untuk bisa melenggang ke Senayan? [T]