9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Banyumili, Karya Neo-Klasik Untuk Gamelan Selonding | Sublimasi Nilai Telaga Sebagai Benih Penciptaan

tatkalabytatkala
November 27, 2022
inPanggung
Banyumili, Karya Neo-Klasik Untuk Gamelan Selonding | Sublimasi Nilai Telaga Sebagai Benih Penciptaan

Latihan untuk pertunjukan seni di Ubud Campuhan budaya, ubud, Bali

PADA MALAM PENUTUPAN acara festival Ubud Campuhan Budaya di Museum Puri Lukisan, Minggu, 27 November 2022, dipentaskan satu buah karya seni musik baru berjudul “Banyumili”. Pertunjukan ini dibawakan oleh Sekaa Teruna Udyana Taman Kelod di bawah asuhan komposer sekaligus editor buku macandetan, I Wayan Diana Putra.

Seperti apa pertunjukan seni musik Banyumili itu?

I Wayan Diana Putra memberi penjelasan, Gamelan Selonding merupakan salah barungan gamelan Bali yang berlaras tujuh nada. Secara organologi berbentuk bilah tanpa pencon berbahan besi. Teknik permainannya menggunakan dua tangan. Adapun susunan tungguhan dalam barungan gamelan Selonding terdiri dari tungguhan petuduh, peenem, nyong-nyong alit, nyong-nyong ageng, gong dan kempur.

Tungguhan petuduh dan peenem dalam sistem kerja musikalnya bertugas memainkan bantang gending (melodi) serta mempimpin arah progresi melodi dan struktur gending. Tungguhan nyong-nyong alit dan nyong-nyong ageng memainkan pepayasan (ornamentasi) progresi melodi dengan teknik ubitan yang disebut dengan “ngucek”.

“Ngucek adalah sebuah teknik memberikan pepayasan atas progresi melodi dengan mengisi sub divisi dari jarak antara nada satu dengan nada lainnya dalam alur melodi. Cara kerjanya adalah membagi melodi gending menjadi dua pola yang kemudian menjadi satu kaitan jalinan yang dapat memperkaya isian progresi melodi,” kata Diana.

Latihan pertunjukan seni musik Banyumili

Kemudian tungguhan gong dan kempur yang tidak berpencon namun berbilah serta bernada dalam barungan Gamelan Selonding bertugas ganda yaitu sebagai penanda frasa melodi dan berperan sebagai kolotomik struktur gending. Gamelan Selonding awalnya dikenal tumbuh dan berkembang di Kabupaten Karangasem seperti di Desa Tenganan, Bebandem, Bongaya dan juga terdapat di pura-pura besar di Bali seperti Pura Penataran Agung Besakih dan Pura Ulun Danu Batur.

Gamelan Selonding secara konvensional difungsikan sebagai ‘pengramen’ dari jalannya upacara yadnya khususnya Upacara Dewa Yadnya, bahkan beberapa daerah seperti di Desa Tenganan Pegringsingan barungan gamelan Selonding diposisikan sebagai benda sakral. Menurut laporan skripsi Komang Ayu Paramita di Desa Tenganan Pegringsingan gamelan Selonding diposisikan sebagai pretima.

“Semakin berkembangnya pemikiran yang berbasis teknologi dan kreativitas, gamelan Selonding mulai dilirik untuk dikaji lebih dalam lagi dari segi teori estetika, nilai penyajian bahkan formulasi komposisi gending-gending dari gamelan Selonding,” kata Diana Putra.

Lalu apa hubungannya dengan pertunjukan Banyumili?

I Wayan Diana Putra  mengatakan, Banyumili adalah salah satu bentuk karya atas intepretasi terhadap nilai musikal dari gamelan Selonding. Berpijak pada prinsik neo-klasik seperti yang diungkapkan oleh I Wayan Sudirana yaitu adalah sebuah bentuk karya baru yang dilandasi dari suatu yang sudah mapan (pakem) supaya memiliki nilai dan mutu yang bisa disepakati.

Beranjak dari pemikiran Sudirana tersebut karya Banyumili ini sangat jelas berpijak pada cara kerja penyajian gending-gending gamelan Selonding secara tradisi seperti menyajikan satu siklus bantang geding kemudian diberikan pepayasan dengan teknik ngucek adeng dan becat. Diawali oleh frasa melodi yang menuju akhir dan juga diakhir pada frasa melodi yang sama.

Prinsip itulah, kata Diana Putra, yang diambil sebagai pijakan karya Banyumili. Beranjak dari sebuah bantang gending yang diolah dengan cara memenggal frasa dari setiap perjalanan siklusnya, kemudian diberikan pepayasan ngucek sesuai dengan frasa-frasa genap dari bantang gending.

“Kemudian nama Banyumili itu sendiri dalam konteks karya neo-klasik gamelan Selonding ini sebagai sebuah arah dalam membuat melodi yang sifanta pendek dan kemudian dimainkan secara berulang-ulang,” kata Diana Putra.

Bentuk penyajian melodi berulang-ulang seperti itu dalam gamelan Bali disebut dengan ngubeng. Lebih lanjut korelasi antara Banyumili dengan cara bentuk melodi ngubeng adalah mengisi sesuatu ruang yang bersifat mengalir berputar dengan mengisinya dengan pola-pola pengramen yang dalam hal ini merujuk pada pepayasan.

Pemilihan judul Banyumili didasari atas pemikiran Ida Bagus Oka Manobhawa yang menyebutkan berintikan sebuah kebudayaan yang seperti halnya air yang mengalir kemudian mengalir ceruk-ceruk, pori-pori dan celah-celah terkecil kemudian memberikan stimulant untuk memunculnya benih-benih ciptaan.

Berdasakan atas pemikiran Oka Manobhawa tesebut karya neo-klasik gamelan Selonding ini mencoba untuk membuka ceruk-ceruk aliran kekayaan formulasi gending tradisi gamelan Selonding, dianalisis untuk dikembangkan serta diwujudkan dalam bentuk karya baru.

“Karya Banyumili ini terinspirasi dari filosofi telaga yaitu sebuah tempat genangan air yang dalam bentuknya didasari oleh lumpur sebagai penyangga ekosistem segala makhluk hidup yang berhabitat pada ruang tersebut,” ujar Diana Putra.

Latihan pertunjukan seni musik Banyumili

Dari pondasi lumpur sebagai penyangga kejernihan air pada permukaan merupakan sebuah konsepsi keseimbangan serta pertemuan untuk melahirkan benih-benih ‘reka’ atau penciptaan. Kemudian nilai filosofi telaga sebagai benih penciptaan ditarik menjadi arah penciptaan gending neo-klasik untuk gamelan Selonding berjudul Banyumili dengan menyajikan struktur komposisi yang berkembang dari frasa yang pendek-pendek.

Melodi didesain dengan konsep melodi ngubeng (progresi pendek yang berputar), pepayasan ngucek dengan cara kerja mejalan dan diberikan pepayasan berupa tembang palawakya dan chorus cecantungan barong landung dengan teks yang bersumber pada penggalan Kekawin Ramayana tentang keutamaan telaga.

Teks penggalan kekawin Ramayana ditembangkan dengan bentuk palawakya oleh Ida Ayu Komang Diana Pani. Selain itu dalam konteks nakeh nabuh (sikap memainkan gamelan) diinjeksi oleh Ida Ayu Wayan Arya Satyani dan Ida Ayu Prihandari.

“Karya Banyumili ini merupakan salah satu pergerakan untuk memunculkan tunas-tunas karya baru dalam konteks penciptaan gending gamelan,” kata Diana Putra.

Media Penyemai

Ketua Panitia Ubud Campuhan Budaya, Cokorda Gde Bayu Putra alias Cok Bayu, mengatakan, melalui karya Banyumili yang diprakarsai oleh Yayasan Janahita Mandala Ubud sebagai media penyemaian benih-benih potensi gamelan Selonding untuk dikaji dan digarap kembali dalam bentuk baru berpijak pada akar gamelan Selonding yang telah tertancap dengan mapan.

Hal menarik lainnya menurut Cok Bayu, penabuh yang memainkan karya Banyumili adalah sekee Selonding Prami Prani dari Sekee Teruna Udyana Banjar Taman Kelod, Ubud. Antara konsep musikal dan penyaji musikal memiliki nilai benang merah yang menarik, gending Banyumili dengan spirit pergerakan yang mengaliri disajikan oleh tunas-tunas generasi pelanjut (Udyana) sehingga menemukan jalinan dalam bentuk karya neo-klasik gamelan Selonding.

Latihan pertunjukan seni musik Banyumili

Lebih lanjut Ketua Yayasan Janahita Mandala Ubud, Cokorda Agung Ichiro Sukawati menambahkan bahwa karya Banyumili ini merupakan sebuah penyeimbang dalam pergerakan kebudayaan gamelan mengingat sudah terpublikasi jalinan pemikiran dalam bentuk eksplanasi pengetahuan gamelan.

Cokorda Agung Ichiro Sukawati juga lebih lanjut mengatakan bahwa penciptaan karya untuk gamelan Selonding untuk mengaktualisasikan konsep Manacika, Wacika dan Kayika.

“Manacika berorientasi pada pengembangan kebudayaan gamelan, Wacika memberikan ruang persemaian gagasan dan terkahir harus berdasarkan laku kayika yaitu berbuat dengan aktualisasi penciptaan karya Banyumili,” kata Cok Ichiro. [T][ole]

Ubud Campuhan Budaya 2022: Ibarat Telaga Sebagai Ruang Imaji Demi Tumbuhnya Pusparagam Kreativitas
Tags: gamelan selondingmusikUbudUbud Capuhan Budaya
Previous Post

Ubud Campuhan Budaya 2022: Ibarat Telaga Sebagai Ruang Imaji Demi Tumbuhnya Pusparagam Kreativitas

Next Post

“Sakit Gegaen Anak” | Cerpen Putu Arya Nugraha

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
“Sakit Gegaen Anak” | Cerpen Putu Arya Nugraha

“Sakit Gegaen Anak” | Cerpen Putu Arya Nugraha

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co