Tegar berusia 10 tahun, Ia anak berkebutuhan khusus. Ia ingin sekolah. .Keinginannya itu didukung oleh sang kakek. Namun kakeknya meninggal.
Ibu Tegar tidak setuju Tegar sekolah, Tegar pun kembali menyimpan mimpinya untuk bisa belajar di sekolah dan punya teman.
Ibu Tegar adalah ibu yang sibuk. Tegar dititipkan kepada Isy, seorang asisten rumah tangga. Suatu hari Isy terpaksa pulang kampung karena ibunya sakit. Tegar ditinggal sendirian. Ia harus berjuang untuk bertahan hidup di rumah sendirian.
Akhirnya Tegar memutuskan untuk keluar dari rumah. Ia berjalan untuk mewujudkan mimpi. Ia ingin bersekolah dan berteman.
Begtulah cerita film berjudul Tegar karya Anggi Frisca. Film itu diputar di Studio XXI Kuta Beachwalk usai dibukanya secara resmi BaliMakãrya Film Festival 2022 di Oasis Stage Amphitheater Kuta BeachWalk, Kuta, Bali, Minggu malam 16 Oktober 2022.
BFF dibuka Direktur Perfilman, Musik dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Ahmad Mahendra bersama Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Bali, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., MHum., mewakili Gubernur Bali yang ditandai dengan membunyikan Okokan
Selain film Tegar, ada banyak film lain yang diputar dalam BFF 2022 ini. BFF adalah jang perfilman internasional pertama se Asia Tenggara ini, diinisiasi oleh komunitas film nasional BaliMakãrya. BFF diselenggarakan selama lima hari, 16–21 Oktober 2022.
Saat pembukaan, para undangan dan penggiat film disuguhkan Video Bumper BaliMakarya Film Festival sebagai gambaran awal dari event filem tahunan terbesar di Bali.
BFF juga dibuka dengan sajian tari dari Sanggar Gumiart Bali. Penyanyi Ayu Laksmi kemudian mengisi acara opening, dengan memainkan alat musik sitar khas Bali “Penting” dari daerah Karangasem, Bali Timur. Alat musik ini biasa digunakan mengiringi pentas genjek semacam acipella tradisi khas Karangasem.
Direktur Perfilman, Musik dan Media, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, mengatakan kementerian sangat mendukung pelaksanaan BFF 2022 ini. Selain untuk mendukung insan perfilman, kegiatan ini juga bertujuan untuk menjadikan Bali sebagai Hub internasional dalam hal perfilman, terutama di Asia Tenggara.
“Tentu bukan tanpa alasan. Bali sebagai destinasi dunia, tentunya orang dari internasional akan lebih mudah datang. Apalagi saat ini, film indonesia sedang bagus-bagusnya. Maka itu, kami berharap momen ini sebagai langkah agar Bali bisa menjadi Hub-nya perfilman di Asia tenggara,” katanya.
Tarian dalam pembukaan BFF 2022
BFF ini merupakan yang kedua untuk internasinal. Kemendikbudristek mendukung karena ingin membuka ekosistim industri, membangkitkan perfilaman di Bali, sehingga nantinya bisa terwujud menjadi inklusiv untuk perfilman Indonesia. Pariwisata sudah bangkit, film-film di bioskup sudah mulai ramai. Harapan ke depan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Provibsi Bali.
“Kegiatan ini sebagai wadah bagi komunitas di Bali. “Semoga ini terjadi yakni inklusif atau melibatkan termasuk juga terhadap gender, disabilitas dan juga inklusif terhadap komunitas,” harapnya.
Kadisbud, Prof Arya Sugiartha sangat mendukung kegiatan BaliMakãrya ini, juga memberikan dukungan terhadap insan-insan perfilman di Bali yang bekerja sangat baik. Bahkan saat ini, perkembangan film di Bali juga sangat luar biasa. Untuk itulah, pihaknya telah mempersiapkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali, untuk mengatur terkait perfilman di Bali.
“Selama ini, Bali sering menjadi objek perfilman, dari dalam dan luar negeri. Pemerintah Provinsi Bali, harus segera menerbitkan peraturan minimal Pergub untuk mengatur perfilman Bali. Kami rasa ini penting, apalagi selama ini wadah untuk perfilman, hingga saat ini belum ada,” ungkapnya.
Pergub yang dimaksud, masih dalam proses penyusunan. Pergub ini nantinya akan mengatur berbagai hal, baik itu terkait perizinan, terkait insentif, syarat-syarat yang harus dilakukan ketika ada yang membuat film di Bali.
“Regulasi ini akan mengatur pembuatan film di Bali, karena selama ini banyak rumah produksi nasional dan Rumah Produksi Asing yang membuat film di Bali. Itu akan kita atur. Paling tidak mereka harus melibatkan insan-insan film yang ada di Bali, supaya kita tidak.hanya jadi penonton di rumah sendiri,” tegasnya.
Anggota Dewan BFF 2022 Tommy F Awuy menjelaskan, Balimakarya pertama digelar tahun 2021, dimana skupnya masih peserta lokal dan nasional. Tahun ini peserta BFF pesertanya lebih luas dari Kawasan negara-negara di Asia Tenggara. BFF sebagai pergelaran film internasional pertama di Bali. Kompetisi film pendek fiksi dan dokumenter kali ini pasti beda.
Sebab jangkauan secara internasional, yakni regional Asia Tenggara. Selama lima hari, (16–21 Oktober 2022), kolaborasi seni dalam lima bidang utama itu, bakal menampilkan karya-karya film dari para sinema dari dalam dan luar negeri secara bergantian.
Festival ini bertujuan mengembangkan apresiasi dan juga melahirkan profesional-profesional di bidang film. Pertukaran budaya dengan negara-negara lain dan berjejaring secara profesional. BaliMakãrya menjadikan Bali sebagai sentra (hub) atau kiblat yang ideal untuk festival-festival film terpenting khususnya di Asia Tenggara.
Dengan demikian, sebutan Bali bukan saja sebagai teritori administratif Provinsi Bali dan bukan pula representasi dari suku bangsa Bali, tetapi Bali adalah perwakilan dari satu ‘kesatuan rasa’ berkebangsaan Indonesia dan warga dunia.
“Memasuki masa pascapandemi Covid-19, sudah saatnya Bali sebagai satu ‘kesatuan rasa’ mulai melangkah bergerak untuk menghasilkan karya yang laik dipersembahkan untuk kemanusiaan dan lingkungan.
Untuk pilihan piala BFF memilih desain penjor yang akan diperebutkan para peserta. Piala ini dirancang oleh pematung berbakat I Ketut Putryasa, dari Tibubeneng, Kuta Utara, Badung. Penjor akan diserahkan pada Malam Penganugerahan Balimakarya Film Festival 2022 di Courtyard TS Suite, Seminyak.
Ada sebanyak 9 piala untuk berbagai kategori antara lain: Piala Penjor BaliMakãrya Film Festival 2022 untuk kategori: Southeast Asian Documentary Competition, yaitu Best Film, kategori Indonesian Film Showcase Competition masing -masing Best Film, Best Director, Best Actor, Best Actress. Sedangkan kategori Penjor Award for Southeast Asian Competition, diantaranya, Best Film, Best Director, Best Actor, Best Actress.[T][Ole/*]