Bali tentu bangga pada Ni Kadek Thaly Titi Kasih. Gadis manis ini baru saja duduk di bangku SMA, tapi pencapaian-pencapaian yang diukir dalam bidang seni sangatlah melimpah.
Ia dikenal sebagai penari, juga sebaai pemain teater, yang kerap naik panggung bersama Yayasan Bumi Bajra Sandhi asuhan seniman Ida Ayu Wayan Arya Satyani alias Dayu Ani. Bersama gank-nya di Bajra Sandhi ia beberapa kali melawat ke luar negeri.
Dalam dunia seni peran, ia juga pemain film berbakat bahkan sejak usianya masih muda belia. Ia bermain dalam film Sekala Niskala (The Seen and Unseen) arahan sutradara Kamila Andini.
Dari film itu ia mendapat Piala Citra untuk pemeran anak-anak terbaik Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2018. Pada tahun itu juga, ia meraih penghargaan sebagai pemeran anak-anak terbaik dalam IMAA (Indonesia Movie Actor’s Award).
Ternyata Thaly Titi Kasih juga lihai dalam seni tarik suara. Buktinya, tahun 2022 ini, ia meraih medali emas alias terbaik dalam ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di bidang lomba vokal solo katagori putri SMA.
Ni Kadek Thaly Titi Kasih saat tampil
Atas presasi itu, teman-temannya di SMAN 1 Sukawati bergembira, dan Bali pun berbangga. Tentu karena Thaly mewakili Provinsi Bali dalam ajang bergengsi untuk seniman-seniman pelajar itu.
Membawakan Lagu “Bali Dwipa”
Ni Kadek Thaly Titi Kasih adalah gadis dari sebuah desa di Gianyar, tepatnya di Banjar Sema Bonbiyu, Saba, Kecamatan Blahbatuh. Ia lahir 11 Desember 2005 dan kini usianya baru 16 tahun, baru kelas XI di SMAN 1 Sukawati, Gianyar. Ia adalah kebanggan besar dari dua orang tuanya; I Wayan Sutrawan dan Ni Ketut Nilai Kembar.
Bagaimana awalnya Thaly bisa ikut lomba vokal solo di ajang FLS2N?
Awalnya ia mendapat informasi lomba FLS2N ini dari salah satu guru di sekolahnya. Guru itu Bapak Bangun Yeremia. Ia guru antropolgi di kelas, tapi sangat menyukai seni terutama seni musik.
“Saya memutuskan untuk ikut lomba ini,” kata Thaly Kasih.
Ia bersama guru Pembina kemudian melakukan latihan, lalu rekaman video menyanyi pada 29 Juli 2022. Ia membawakan satu lagu daerah berjudul ”Bali Dwipa”. Ia kirim video rekaman itu karena lomba FLS2N tahun ini memang dilakukan secara daring.
“Berselang beberapa minggu, tepatnya 4 September, saya mendapatkan informasi bahwa saya lolos ke tingkat nasional untuk mewakili Provinsi Bali,” katanya.
Ni Kadek Thaly Titi Kasih dalam proses rekaman bersama tim
Tentu ini hal yang sangat spesial bagi gadis yang memang sehari-hari tak pernah lepas dari kegiatan kesenian ini. Sebelumnya ia sudah dua kali pernah mengikuti lomba FLS2N ini, dan kali ketiga ini ia bisa lolos ke tingkat nasional.
“Saya membawa nama Bali ke tingkat nasional dan saya tentu ingin mempersembahkan sesuatu yang sangat berharga untuk pulau tercinta ini,” ujarnya.
Segala persiapan kemudian ia lakukan dengan sebaik-baiknya, mulai dari mempersiapkan lagu yang akan dibawakan, minus one lagu, latihan untuk memantapkan penampilan, dan banyak hal teknis lain yang perlu ia siapkan.
“Setelah itu saya melakukan rekaman lagi tanggal 11 September di Geoks Singapadu,” katanya.
Thaly Kasih menceritakan, sebelumnya para peserta FLS2N bidang vokal solo ini dibuatkan satu grup oleh panitia. Di grup ini ia mengenal banyak teman baru dari seluruh provinsi di Indonesia. Dan dengan ini ia jadi punya lebih banyak relasi khususnya di bidang musik dan tarik suara.
Setelah rekaman,para peserta diarahkan untuk mengikuti rangkaian acara FLS2N ini mulai dari tanggal 12 September, yakni opening ceremony. Kemudian pada tanggal 13 dan 14 September adalah hari penjurian di mana para peserta menonton seluruh karya yang sudah diunggah masing masing provinsi di Website Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
Pada 15 September dialkukan rekapitulasi nilai dan penentuan juara. Dan terakhir, tanggal 16 September closing ceremony sekaligus pengumuman para pemenang FLS2N tahun 2022. Semua rangkaian acara ini dilakukan secara daring.
Pemenangnya Baju Merah
Sampai di saat pengumuman, Thaly Kasih mengaku awalnya ia merasa tidak memiliki harapan untuk menang, karena penampilan peserta lain dari seluruh provinsi sangatlah bagus.
“Tapi saya tetap berdoa dan menyerahkan semua kepada Tuhan karena bagi saya yang penting adalah tampil maksimal,” katanya.
Pengumuman peraih medali perunggu dan perak sudah diumumkan dan nama Thaly Kasih sampai saat itu belum disebutkan. Semakin kecil lagi harapannya. Medali perunggu dan perak tak dapat, apalagi medali emas.
Tapi tunggu. saat pengumuman peraih medali emas atau juara terbaik, para peserta diberi sedikit clue oleh narahubung di grup peserta bahwa mereka akan mengontak pemenang lewat WhatsApp.
Dan saat itu Thaly Kaish sama sekali tidak menyadari bahwa mereka sudah mengontaknya lewat WhatsApp. “Karena saking gugup dan fokusnya saya dengan zoom yang saya ikuti,” kata Thaly Kasih.
Kemudian ada klu yang diberikan saat itu bahwa pemenangnya memakai baju berwarna merah dan hijau. Di sana ia berpikir, “Aku kan pakai baju merah pas rekaman, ahh tapi mungkin saja putranya baju merah terus putri baju hijau”.
Tapi beberapa detik kemudian ia berpikir lagi, “Mungkin gak ya, yang dimaksud itu saya?
Dan ternyata memang benar. Nama dan video Thaly Kasih terpampang nyata di layar handphone-nya. “Disitu saya tidak bisa berkata apa-apa dan sontak menangis haru karena tidak menyangka bisa mendapatkan peringkat paling atas di antara teman teman yang penampilannya keren-keren dan saya bisa meraih medali emas,” ujarnya.
Terima Kasih dari Thaly Kasih
Ini merupakan prestasi nasional ketiga yang diraih Thaly Kasih setelah sebelumnya ia meraih Piala Citra untuk Pemeran Anak-Anak terbaik di Festival Film Indonesia tahun 2018 dan meraih penghargaan sebagai pemeran anak-anak terbaik dalam IMAA (Indonesia Movie Actor’s Award) tahun 2018.
“Dengan tangan yang gemetar dan berlinang air mata, saya membalas semua ucapan selamat yang dikirimkan teman-teman saat itu. Kata terimakasih tak henti-hentinya terucap dari bibir saya. Asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, saya bisa meraih prestasi yang sangat membanggakan ini,” katanya.
Ni Kadek Thaly Titi Kasih bersama tim
Thaly kasih tak lupa menyampaikan terima kasih kepada orang-orang yang berperan penting, terutama orang tua dan kakaknya, karena berkat doa dan support penuh dari mereka ia bisa mencapai prestasi ini.
Ia menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar SMAN 1 Sukawati, terutama Kepala SMAN 1 Sukawati, guru-guru khususnya Bapak Bangun Yeremia dan Bapak Wahyu Ardi Putra.
“Selain itu saya menyampaikan terima kasih kepada Jurnalistik SUKSMA, dan semua teman-teman saya yang ada di Bali maupun di luar Bali. Tanpa mereka, mungkin saya tidak bisa sampai di titik ini,” ujar Thaly Kasih. [T]