11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Malam Panjang Hidangan “Be Cundang” | Dari Temu Seni Tari – Indonesia Bertutur

Jong Santiasa PutrabyJong Santiasa Putra
July 21, 2022
inKhas
Malam Panjang Hidangan “Be Cundang” | Dari Temu Seni Tari – Indonesia Bertutur

Ngerajang dalam proses memasak ayam cundang

Program  terakhir Temu Seni Tari – Indonesia Bertutur pada Rabu, 20 Juli 2022, ialah Performance dan Makan Malam : Koreografi Patus (Memasak Khas Bali) “Be Cundang dan Tradisi Tajen di Bali.

Program ini dipandu oleh I Putu Suiraoka yang merupakan seorang ahli gizi, patus, dan akademisi serta ditemani oleh Carma Citrawati seorang sastrawan.

Pukul 18.30 Wita kawan-kawan peserta Temu Seni Tari sudah berkumpul di restoran Amatara Agung Raka. Mereka duduk di kursi, yang komposisi keseluruhannya berbentuk U.

Tampak ada yang berpangku tangan, matanya kosong memandang entah, ada juga duduk tegak, ada yang duduk santai sambil bersandar pada kursi. Mereka mungkin lelah, saya katakan mungkin ya, sebab dari pagi hingga sore, kawan-kawan berbagi metode latihan, sembari mempraktekkan bersama-sama. Kendati tawa dalam latihan tetap hadir, namun mungkin saja energi tubuh sudah terserap utuh.

Tapi tenang saja, tubuh kawan-kawan peserta akan diberikan asupan gizi oleh I Putu Suiraoka, dengan masakan be cundang-nya. Sementara kawan-kawan duduk, lampu restoran mati.

Mulailah performance dengan cuplikan video di layar, dua orang sedang memasang taji di kaki ayam petarung. Satu sedang mengikat tali, satu lainnya merangkul ayam agar tubuhnya tidak banyak bergerak. Gambar melompat ke arena tarung tajen, atau biasa disebut Kalangan Tajen.  Ada puluhan orang sedang menonton, dan mencari lawan untuk bertaruh, samar terdengar “gasal,gasal,gasal, cok, cok, cok, cok” pada video.

Foto: Carma Citrawati (tengah), I Putu Suriaoka (kanan), Bli Ceking asisten Pak Putu (kiri)

Kemudian, lampu menyala. Putu Suiraoka, Carma Citrawati, dan satu orang asisten Pak Putu sudah duduk lesehan, di bawah meja. Mereka mulai berbincang soal Be Cundang.

“Bli Putu, lagi ngapaen ini?” kata Carma.

“Sedang mempersiapkan bumbu untuk Be Cundang,” kata Putu sambil memotong lengkuas

Terdengar bunyi dari blakas yang mengenai tubuh talenan, temponya konsisten, tidak berjeda, kecuali ia hendak mengambil bahan untuk dirajang. Pak Putu sesekali juga turut membantu merajang, tangannya bergerak seperti sudah hapal jarak jari, terhadap mata blakas, serta ukuran tipis potongan lengkuas.

Matanya sesekali menoleh ke penonton, atau ke Carma yang sedang menjelaskan Be Cundang kepada peserta.

Carma menjelaskan ada sejumlah konsep adu ayam di Bali, seperti tabuh rah dan tajen. Biasanya tabuh rah diadakan dalam rangka piodalan atau upacara di pura, sementara tajen adalah petarungan ayam yang masih dilakukan namun sembunyi-sembunyi. Karena sifatnya taruhan, dan sudah diilegalkan oleh pemerintah.  

Foto: Proses ngerajang

Carma mengakui untuk menemani Pak Putu dalam acara memasak ini, ia sempat datang ke arena tajen, serta menanyakan berbagai hal terkait jalannya pertarungan, terutama soal taruhan.

“Ada berbagai taruhan yang saya jumpai, ada 80:20 ada 60:40 ada 50:50 dan lain sebagainya, pokoknya banyak jenis perbandingannya,” jelas Carma kepada peserta

Sementara Pak Putu Suiraoka menjelaskan bahwasannya masyarakat Bali mengenal ayam petarung dan adapula ayam pedaging. Ayam pedaging yang biasanya dijumpai di pasar, usianya sekitar 5-6 bulan sudah dijual atau di masak untuk olahan makanan. Sementara ayam petarung biasanya usianya 2 tahunan, serta perlakuan pemeliharaannya pun berbeda, sehingga dagingnya terasa alot karena komponen ototnya lebih banyak daripada lemak.

Foto: Peserta melihat demo memasak

Foto: Pak Putu Suiroka menjelaskan apa itu be cundang

Pada petarungan tajen, ayam yang kalah aduan dapat diolah, menjadi masakan be cundang, atau gerang asem kuah, atau nyatnyat (kering-tanpa kuah ). Be artinya daging. Cundang kurang lebih memiliki arti yang sama dengan “Pecundang” – pihak yang kalah. Menurutnya tajen saat ini adalah hal yang ilegal, karena termasuk kriteria perjudian, tapi makan be cundang (ayam yang kalah aduan) itu sampai saat ini masih legal.

Carma kemudian bertanya :

“Apa beda ayam petarung dengan ayam pedaging, mana yang lebih enak?” tanya Carma

“Tunggu sebentar, tolong dihidupkan kompornya ya, sambil kita ngobrol, biar semua jalan,” ujar Pak Putu  kepada salah satu asistennya.

Di belakang Carma dan Pak Putu, ada meja panjang, di atasnya terdapat berbagai bahan untuk memasak, lengkap dengan kompor, talenan, mangkok keramik berbagai ukuran, mangkok plastik tempat bumbu, panci  serta penggorengan.

Kemudian Pak Putu melanjutkan, ada beberapa hal yang menyebabkan ayam cundang memiliki rasa lebih enak dibanding ayam pedaging.

Pertama, ayam aduan memiliki komposisi tubuh yang spesial, karena makanannya spesial, memiliki lebih banyak otot akibat latihan dan sering di-gecel (pijat). Kandungan proteinnya lebih tinggi dan lemaknya lebih rendah yaitu 37,9 gram dengan 9 gram lemak.

Kedua, proses kematian ayam aduan, biasanya dengan proses mendadak dalam keadaan sedang bertarung, sehingga menyemburkan darah dengan cepat, hal ini akan mengurangi rasa amis dari daging.

Ketiga,  karena matinya mendadak, tubuh ayam akan kaku, dan dalam pengolahannya akan membutuhkan waktu memasak lebih panjang. Dengan proses memasak lebih lama ini, menyebabkan protein daging akan terpecah pada komponen yang lebih kecil yaitu asam amino. Asam amino inilah yang memberikan rasa yang khas dan enak pada daging, terutama asam amino glutamat.

Foto: Puri Senja – Surabaya turut membantu memasak

Sejurus kemudian, peserta dipersilakan untuk mendekati meja panjang, untuk mendengarkan cerita, serta sesekali membantu Pak Putu untuk memasak ayam nyat-nyat. Acara masak-masak ini menghadirkan 4 menu utama, Kuah, Nyatnyat, Tum, dan Ayam suir dengan bumbu serundeng.

“Kenapa ayam yang kalah harus dimakan?” tanya Razan Wirjosandjojo peserta dari Surakarta

Pak Putu menjawab dengan lugas, bahwa dalam terma tajen, ayam kalah tidak mesti dimakan, karena ada bentuk kalah yang digunakan. Kalau ayam jerih (ketakutan dari lawan) juga disebut kalah, kalau ayam luka lalu lari juga disebut kalah. Ayam luka biasanya diobati, kemudian jika sembuh dia difungsikan sebagai pejantan untuk menghamili ayam betina.

Harum rajangan bebungkilan (rempah jenis umbi-umbian) sudah menyeruak ke seluruh celah di resto malam itu. Peserta memperhatikan masakan di atas meja demo.

Sejumlah peserta juga turut andil dalam memasak, Kurniadi Ilham, Puri Senja, Eka Wahyuni, De Krisna dan beberapa lainnya. Sementara Satu peserta – Ayu Permata Sari – Lampung, bertanya pada dirinya sendiri, apakah masakan yang terbilang sedikit itu, cukup untuk semua peserta?

Seolah menjawab pertanyaan Ayu, Bli Putu mengatakan:

“Mari kita makan, masakan ini sudah saya siapkan dari rumah, ada di belakang yang jumlahnya banyak,” ujarnya sambil ketawa.

Foto: Ayam suir bumbu saur (serundeng)

Seluruh peserta tertawa lega, sambil mengusap dada. Karena sebagian mengira bahwa mereka harus menunggu masakan hingga matang, barulah disantap beramai-ramai.

Selain hidangan be cundang, peneman minumnya tuak jaka. Lengkap sudah malam itu, dengan berbagai latihan tubuh, latihan energi, hingga hidangan yang disiapkan secara kolektif, setidaknya wacana dan tubuh kolektif yang bergerak dalam menyelesaikan hidangan. [T]

Foto: Pebri Irawan – Yogjakarta mencoba tuak jaka

Tags: Indonesia Bertuturkulinerkuliner khas baliTemu Seni Tari
Previous Post

“Mata-Mata Polisi” dan Ujung Pedang | Kisah Tragis Terbunuhnya Dua Pemuda di Pegayaman

Next Post

Teater Pakeliran Tutur Candra Bherawa | Proses Penciptaan Karya Teater Bertolak Dari Penjelajahan Teater Tradisi Bali

Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

Next Post
Teater Pakeliran Tutur Candra Bherawa | Proses Penciptaan Karya Teater Bertolak Dari Penjelajahan Teater Tradisi Bali

Teater Pakeliran Tutur Candra Bherawa | Proses Penciptaan Karya Teater Bertolak Dari Penjelajahan Teater Tradisi Bali

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co