KOTA TAK PERNAH TIDUR
kota tak pernah tidur
jangan harap larut malam hadir di ranjangmu
karena lampu-lampu kota menggantikan terang
sebelum matahari menghilang
kota tak pernah tidur
terjaga siang-malam
ketika kantuk datang
mata lupa bagaimana harus terpejam
Mei 2022
BALADA SURAT CINTA
ada sepucuk surat
tergeletak kesepian
di sudut taman
ada bujuk rayu sekental madu
terselip dalam lembarannya
dari seseorang
yang kini entah di mana
ada cinta di sisinya
pecah berkeping-keping
setelah membaca janji
yang ternyata diingkari
ada juga air mata
di sampulnya
yang tak henti menetes
menangisi hari-hari
ditinggal mimpi
di sudut taman
tergeletak kesepian
ada sepucuk surat
Banyuwangi, Mei 2022
IN MEMORIAM
-buat sanak saudara yang telah berpulang
yang kuingat
bahumu nyaris patah memikul mimpi
sebelum berangkat ke tempatmu yang sekarang
selain itu: langit tampak biru sebagaimana mestinya
dedaunan di halaman
yang sesekali gugur tanpa sebab
masih seperti ketika kita sama-sama mengagumi hijaunya
setelah itu, tiba-tiba semua seperti baru terjadi
:kau berpamitan dan pergi tanpa kupersilahkan
(memang tak semua bisa diduga
seperti tumbuhnya rumput di kuburmu sekarang
pernahkah kau impikan ketika kau masih bisa bermimpi?)
lalu –yang kurasa
malam tiba-tiba datang
menutup jendela dan pintu dan berbaring di sisiku
(padahal mestinya kau yang hadir
ingatkah kau, kita telah sepakat menghitung waktu bersama-sama?)
tapi seperti yang selalu terjadi
tak semua bisa diperkirakan
jika takdir telah menggariskan
entah merah atau hijau atau kuning warnanya
kau (dan juga aku) harus mau menerima
memang menjengkelkan
(bahkan seringkali kau menangis jika sudah tak mampu membendung rasa)
tapi kalau tak begitu
apakah lantas semua harus jadi raja?
lalu langit, pepohonan, rerumputan, pasir pantai
apakah maknanya dalam kehidupan?
dan kelebatnya waktu, derasnya musim
mungkinkah melaju menurut kehendaknya sendiri?
memang tak semua bisa diterima dan dimengerti
tapi sesekali kita masih tak percaya
begitupun ketika kau berpamitan dan berangkat tanpa kupersilahkan
serasa bagai hembusan angin dan gugurnya daun
seperti baru saja dan tak disangka-sangka
tapi seperti yang biasa terjadi
tak semua bisa diduga dan disangka
jika takdir telah menggariskan
entah merah atau hijau atau kuning warnanya
aku dan kau harus mau menerima
meski bagaimanapun rasanya
ELEGI NELAYAN KECIL
kau tebar jala di luasnya samudra
sangkamu bisa menjaring harta-karun
tapi tiap kali kakimu yang letih menapaki pantai
hanya mimpi yang kau panggul pulang
perahu tergolek lunglai di dermaga
sudah berabad-abad moyangmu menaklukkan samudra
tapi kemewahan hanya sebatas di piring makan
asin keringatmu yang mengalahkan asinnya garam
tak mampu mengubah gubug reotmu jadi istana
bahkan doa sia-sia tergulung ombak pagi
sampai dermaga remuk, dayung patah, dan layar lapuk
hanya kegigihan dan kegagahanmu tersebar di dongeng pengantar tidur
di dunia nyata langkahmu terseok-seok
mengejar mimpi-mimpi yang hanya jadi mimpi
(sampai kau terjerembab di liang kubur)
Banyuwangi, April 2022
AKHIRNYA AKU SAMPAI DI SINI
akhirnya sampai juga aku di sini
setelah sekian lintasan, sekian tanda, sekian pemberhentian
terlewati
: akhirnya aku sampai di sini
apa yang paling berkesan?
mimpi masa kanak-kanak?
pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab?
atau seperti yang lain: semua jadi biasa saja?
yang pasti
kita terbiasa melihat garis-garis di cakrawala
burung-burung berlomba di ladang terbuka
atau langit kadang tanpa pelangi
walau hujan turun di tengah cahaya siang
:tak ada yang istimewa
tak ada yang istimewa
dan mimpi-mimpi yang tertinggal
angan-angan yang tak tersampaikan
akhirnya harus dilupakan
(agar tak jadi beban)
dan kini
tinggallah melewati hari-hari
sambil menunggu datangnya kematian
dengan persiapan atau tanpa apa-apa
karena bagiku
seberapa pentingkah kain kafan, keranda, atau karangan bunga?
seberapa perlunya batu nisan, lubang kubur, atau untaian doa?
tidak bagiku
mungkin bagimu, bagi kalian yang mengingatku
atau tidak bagi siapapun
dengan kubur atau tanpa apa-apa
aku akan menyambut ajalku bila saatnya
dan mengikuti langkah sang maut
menuju alam baqa
dan akhirnya
sampai juga aku
di sini
Banyuwangi, 2022
_____