21 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tutur Pohon Cara Bali Tradisi: Hyang Menumbuhkan Hidup

I Ketut SumartabyI Ketut Sumarta
May 14, 2022
inEsai
Nyepi: Surya, Suryak, Ramya, Somya, Sunya

“MENGAPA pohon di-banten-in oleh orang Bali?” seorang Sahabat dari seberang pulau bertanya. Saat berlibur di kampung bertepatan dengan hari Tumpek Panguduh, Sahabat ini menyaksikan bagaimana keluarga-keluarga Bali Tradisi memperlakukan pepohonan, layaknya sang Dewa.

“Pohon itu Dewa?” ia tampak kian kebingungan mencari-cari penalaran orang kampung, yang dapat memenuhi hasrat keingintahuannya sebagai manusia modern di kota besar. Bagaimana mungkin pohon itu diperlakukan laksana Dewa Junjungan?

Kesantunan hidup cara Bali Tradisi memahami, Hyang Maha Penghidup itu mewujud sekaligus meresap memenuhi segala isi Semesta Raya ini. Tak terkecuali tetumbuhan—berwujud dan bernama apa pun. Dalam bahasa Bali, Dia Yang Menghidupi Pepohonan itu dinamakan Hyang Tumuwuh. Dia-lah yang menumbuhsuburkan sekaligus menumbuhbiakkan segenap pepohonan: menumbuhkan tunas-tunas baru, menghijaukan dedaunan, menumbuhkan bunga, memunculkan putik, memekarkan bunga, hingga menjadikan pepohonan sanggup berbuah.

Dengan daya hidup yang diterima dari sang Maha Penghidup itu, pepohonan atau tetumbuhan lantas dapat memberikan daya hidup kepada makhluk hidup lainnya. Mulai dari hewan melata, serangga, unggas, binatang berkaki dua maupun berkaki empat, sanggup melanjutkan hidup mereka karena topangan sang pohon, Hyang Tumuwuh, Dia yang Bertumbuh itu.

Tak terkecuali manusia amat sangat berutang kehidupan pada pepohonan. Tak ada manusia di muka Bumi ini yang luput berutang kehidupan pada Hyang Tumuwuh. Manusia mutakhir kini boleh saja membanggakan lompatan teknologi digital dan teknologi pengolahan yang diciptakannya, namun sehebat-hebat manusia tetap saja berketergantungan pada pepohonan untuk melanjutkan hidupnya.

Lewat pengorbanan diri seluruh tubuhnya—entah akar, umbi, pangkal, batang, daun, bunga, hingga buah—kaum pepohonan telah berjasa besar mempertahankan kehidupan kaum hewan atau binatang, juga kaum manusia. Lewat wujud sebagai sarwa mletik, yang tumbuh dari tanah Bumi Pertiwi, itulah Hyang Tumuwuh telah menumbuhkan kehidupan sarwa maurip, termasuk manusia. Kesadaran hidup akan utang kehidupan manusia pada Hyang Tumuwuh, sang Pemberi Hidup, yang mewujud kaum pepohonan atau tetumbuhan sarwa mletik itulah yang menjadikan Bali Tradisi melakonkan kesantunan tradisi Tumpek Panguduh/Tumpek Bubuh/ Tumpek Atag/Tumpek Wariga.

HYANG MAHA MEMAKMURKAN

ANDAI manusia kelak sanggup memakan langsung tanah, boleh jadi manusia tidak lagi berutang kehidupan kepada sang Pohon yang mewujud sarwa mletik atau sarwa tumuwuh itu. Namun kenyataan senyata-nyatanya yang terjadi sampai saat ini, manusia tetap saja belum sanggup langsung mengunyah-nguyah tanah guna mengenyangkan perutnya.

Meskipun manusia kini cenderung begitu serakah untuk menguasai tanah seluas-luasnya lewat politik kertas sertifikat, membabat pepohonan untuk menggantikannya dengan hutan-hutan beton, sampai halaman rumah pun tak memberi celah pepohonan bertumbuh, toh manusia terserakah sekali pun tetap saja mencukupi kebutuhan tubuhnya akan nutrisi dari tetumbuhan dan hewani. Pohon-lah yang paling berjasa menyejahterakan dan memakmurkan manusia. Makmur berarti ‘banyak hasil’, ‘serba berkecukupan’. Pohon itu memang memberikan banyak hasil dan kecukupan, sekaligus menguntungkan kehidupan manusia—selain ada pula manusia yang berpenghidupan dari pohon.

Siapakah yang sejati sesejati-sejatinya melimpahkan kemakmuran itu bagi manusia dalam kehidupan? Bali Tradisi memahami, Dia Yang Menjadikan Kemakmuran itu dengan sebutan Sangkara. Dia-lah, Sangkara, Yang Maha Dermawan. Dia pula Yang Senantiasa Menguntungkan kehidupan.

Sangkara—Yang Maha Dermawan, Yang Menjadikan Kemakmuran, Yang Maha Memakmurkan, Yang Menguntungkan—itulah yang dimuliakan dalam praktik kesantunan Bali Tradisi lewat Tumpek Panguduh. Siapakah Sangkara?

Sangkara adalah satu di antara karakter Siwa. Siwa berarti baik hati, ramah, suka memaafkan, juga sangat menyenangkan, memberi banyak harapan, sekaligus membahagiakan. Itulah, antara lain, karakter sang Maha Penghidup Kehidupan, yang dikonsepsikan dalam istilah Siwa.

Kosmologi Bali Tradisi lantas menstrukturkan dalam penalaran pikiran: Siwa-Sangkara itu berwarna hijau (ijo, gadang, atau wilis) tetumbuhan. Posisinya di barat-laut (wayabhya), titik diagonal pertemuan antara arah barat yang berenergi tanah pertiwi dengan arah utara yang berenergi air. Manakala tanah bertemu dengan air, maka terciptalah kesuburan. Kesuburan secara tampak mata lahiriah mewujud berupa pepohonan atau tetumbuhan dengan dedaunan berwarna hijau.

Selamat menyempurna dalam pelukan teduh Sang Pohon Kehidupan, Sahabat. Rahayu selalu. [T]

  • detak detik Sanaiscara Kliwon, Wariga, Tumpek Pangatag/Tumpek Bubuh, 14.03.2022

_____

BACA KOLOM LAIN DARI KETUT SUMARTA

Tags: Hindu BaliI Ketut Sumartapohontumbuh-tumbuhantumpek wariga
Previous Post

Terus Muliakan Tumbuh-Tumbuhan

Next Post

LGBT, Perseteruan Panjang Hak Melawan “Aib”

I Ketut Sumarta

I Ketut Sumarta

Pejalan sunyi

Next Post
Hal-hal Lucu Saat Wabah Covid-19

LGBT, Perseteruan Panjang Hak Melawan “Aib”

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Pameran

Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum

DALAM rangka memperingati 109 tahun hari kelahiran almarhum perupa Arie Smit, digelar pameran murid-muridnya yang tergabung dalam penggayaan Young Artist....

by Nyoman Budarsana
May 21, 2025
I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor
Persona

I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor

“Nu medagang godoh?” KETIKA awal-awal pindah ke Denpasar, setiap pulang kampung, pertanyaan bernada mengejek itu kerap dilontarkan orang-orang kepada I...

by Dede Putra Wiguna
May 21, 2025
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co