11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Soal Mengulas Karya dari Persepsi | Catatan Singkat-Santai Tim Publikasi Rajangan Barung

Jong Santiasa PutrabyJong Santiasa Putra
May 7, 2022
inKhas
Soal Mengulas Karya dari Persepsi | Catatan Singkat-Santai Tim Publikasi Rajangan Barung

+62813xxxxxx -Krisna Satya
Halo kami sudah sesuai map, tp nggk nyampe (sedikit tersesat)
11.48

Satu pesan Krisna Satya kemudian dijawab oleh dua orang lain di group whatshap. Beberapa jam setelah itu satu persatu kawan-kawan peserta datang.

Jumat, 6 Mei 2022,  merupakan hari pertama lokakarya kepenulisan Rajangan Barung – Teater Kalangan bekerja sama dengan tatkala.co, yang dilaksanakan di rumah belajar Mahima, Singaraja-Buleleng. 

Sedikit terlambat dari waktu yang dijadwalkan, karena menunggu satu peserta – Bryan Ferguson. Tapi menunggu tidak membuat kami bosan, kami memulai percakapan satu sama lain, sebab ini pertama kali bertemu secara langsung, sebelumnya hanya melalui dunia virtual.

Saya mengobrol panjang dengan Yogi Sukawiadnyana, satu peserta tamu dari Negara – Jembrana, ia seorang komposer. Mulai dari garapan yang ia kerjakan,  hingga sejumlah isu-isu terkini soal kekaryaan musik, maklum saya cukup lama tak berjumpa dengannya. 

Sementara yang lain Nyoman Krisna Satya Utama, Anak Agung Gde Dalem Segara Putra, tampak asik berbincang dengan Pak Made Adnyana Ole. Trina Acacia, Dewa Putu Kresna Riawan dan  Aristadewi juga asik ketawa-ketiwi membicarakan perjalanan mereka hingga tiba di Buleleng. 

Bryan Ferguson akhirnya datang, menyapa kita semua lalu duduk-membuka sepatu, lantas memeras kaos kaki. Mungkin menerobos hujan saat menuju perjalanan ke sini, saya tidak sempat bertanya karena mengurus persiapan bersama tim.

Tidak berselang lama setelah kedatangan Bryan, kawan-kawan Mahasiswa STAH Mpu Kuturan datang sebagai peserta .  Langsung saja Rajangan Barung dibuka dengan santai oleh Wayan Sumahardika selaku Project Manager, kemudian Sonia Piscayanti selaku direktur Mahima Institute Indonesia, lalu lanjut bersama Made Adnyana Ole (selanjutnya saya sebut Pak Ole saja ya) sebagai fasilitator kepenulisan.

Format hari pertama sebenarnya diskusi, namun saya lebih merasa seperti sesi berbagi pengalaman yang santai, asik dan menyenangkan. Pak Ole tidak memaparkan materi dengan slide-slide seperti seorang dosen menjelaskan kepada mahasiswanya, melainkan dengan banyak menceritakan pengalamannya sebagai seorang jurnalis, lalu melebar ke cerita-cerita yang berkaitan dengan konteks kepenulisannya. Tapi kemudian kembali lagi ke topik utama, lalu melompat lagi ke peristiwa lain. Seperti cerita-cerita di mukak leneng, atau saat saya dan beberapa kawan duduk melingkar bersama Pak Ole di Mahima pada hari biasa.

Menurut pengalaman Pak Ole, menulis ulasan pertunjukan, menulis gagasan karya, adalah hal yang penting dilakukan.  Menulis ulasan pertunjukan itu untuk memberi satu pandangan dan kemungkinan baru dari sudut pandang penulis, sementara menulis gagasan karya untuk menjelaskan sejarah pemikiran seorang seniman dalam membentuk satu gagasan/ide menuju ke bentuk pertunjukan. 

Begini, ada satu layer pengalaman Pak Ole yang perlu saya jelaskan, ia adalah seorang jurnalis dan banyak menulis ulasan tentang pertunjukan, terutama pertunjukan tradisi. Ia sering menemukan seniman-seniman tradisi tidak mampu mengartikulasikan karyanya dengan bahasa – tulisan. Peristiwa ini sering ia jumpai saat sinopsis pertunjukan di PKB dibacakan oleh pembawa acara. Bahkan lebih ironisnya sinopsis yang ia jumpai sering hanya berulang dari tahun ke tahun.

Dari sinopsis saja tidak selesai, bagaimana kemudian akan menuliskan karyanya lebih dalam, padahal karya tersebut dikerjakan sendiri, dan berasal dari idenya sendiri. Apalagi………. akan menuliskan karya orang lain, tentu tidak mungkin terjadi, bahkan lebih parahnya sering kali kawan seniman terpesona hanya di wilayah bentuk atau visual, tanpa memiliki keingintahuan atas ruang kritis di balik penciptaan satu karya.

Maka dari itu seorang penulis harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap satu peristiwa, dalam hal ini peristiwa panggung. Rasa ingin tahu inilah modal dasar sebagai penulis, ditambah lagi dengan latar belakang ilmu pengetahuan  si penulis. Sebab penulis ulasan memiliki satu persepsi tersendiri untuk mengungkapkan makna atau interpretasi yang ia temukan. Persepsi kemudian memberikan satu warna makna yang liyan, bahkan akan berbeda sama sekali dari pencipta karya tersebut. Hanya saja persepsi haruslah memiliki bukti-bukti, alasan-alasan, refrensi untuk menguatkan persepsi menjadi satu daya sudut pandang yang dapat dipertanggungjawabkan. 

Bagi saya, proses persepsi ini adalah yang paling saya suka, karena setiap orang bisa menggunakan pisau bedah apapun, dari sejarah, tari, teater, analisis sosial, antropologi, makanan dan lain sebagainya. Setiap pengulas tentu datang dengan isi kepala, mereka tidak kosong, dan pengalaman menonton merupakan  peristiwa intim, sifatnya privasi, tidak semua endapan memori pengulas memiliki kesamaan yang sama persis. Jadi pengulas memiliki ruang interpretasi yang ditunggu-tunggu. Siapa yang menunggu ? Nah itu ….

“Tapi kadang kala, si kreator tidak menanggapi pengulas sebagai bahan untuk belajar, banyakan yang ngeles. Padahal itu modal untuk karya selanjutnya, dan melihat karya dari kaca mata pengulas,” kata Pak Ole.  

Khusus untuk menulis ulasan  Pak Ole memberikan satu tahapan yang dapat diikuti alurnya  yaitu deskripsi, analisis, persepsi dan evaluasi. Pada tahapan ini unsur 5W 1H (What, Who, When, Why, Where + How) amat penting seperti karya-karya jurnalis lain.

Persepsi sudah saya jelaskan di atas, yang lain seperti deskripsi berisi tentang apa yang dilihat oleh pengulas saat peristiwa panggung terjadi. Saya juga suka untuk menulis deskripsi lengkap, terutama sejumlah adegan yang membuat saya mengalami perasaan menonton berbeda. Kemudian dari deskripsi akan menemukan bentuk-bentuk, misal bentuk tubuh, nah dapat dilanjut untuk menganalisis dengan teori tertentu atau menyandingkan pengalaman pengulas dengan peristiwa tersebut. Jangan dibayangkan akan menggunakan teori berat-berat , itu bisa juga dilakukan, namun arah yang diinginkan lebih pada analisis kontekstual ruang dan waktu. 

Pak Ole menjelaskan dengan satu contoh kasus geguritan I Cetrung. Mengisahkan burung Cetrung yang biasanya membesarkan anak-anak mereka di antara batang padi. Burung Cetrung akan merangkai padi sedemikian rupa, untuk menaruh telur-telur mereka. Biasanya dari telur hingga anak-anaknya bisa terbang, burung Cetrung membutuhkan waktu 5 bulan.

Dulu sebelum revolusi hijau zaman Soeharto petani di Bali memanen padinya 6-7 bulan sekali. Namun ketika program itu masuk, panen raya hanya berlangsung 3-4 bulan. Alhasil ketika panen raya banyak ditemukan sarang-sarang burung Cetrung berisi anak-anak mereka yang masih berwarna merah. Hingga kemungkinan besar burung Cetrung akan menipis populasinya. Dari geguritan Cetrung dapat ditarik analisis mengenai kebijakan negara, ketahanan pangan, serta mengarah pada ekosistem burung cetrung dalam rantai makanan di sawah. 

Kemudian terakhir evaluasi, dapat berupa pujian atau cacian. Evaluasi dapat digunakan untuk menemukan celah bagi kreator untuk mengetahui kekuatan pentas tersebut. Celah ini dapat berupa hal baik, yang harus terus ditingkatkan, kemudian hal buruk yang kemungkinan dapat digali lebih lanjut, atau dihilangkan. 

Yah. Secara ideal memang begitu, tapi sepengalaman saya menulis ulasan, jika saya menohok karya sang kreator, apalagi karya di luar teater, kawan-kawan yang saya ulas, biasanya langsung membentengi dengan berbagai alasan, intinya tidak mau dikritik karyanya.

Nah kalau saya bertemu dengan kasus begitu, saya langsung melipir saja. Bilang maaf, jika tulisan saya jahat, lalu ngeloyor nonton pertunjukan lainnya. Satu sisi saya  menggerutu, kok nggak ada yang nulis ulasan tentang pertunjukan saya sih….ish… 

Yogi angkat tangan ingin bertanya : 

“Kalau menulis, saya disarankan oleh seorang kawan, agar terus menulis saja, saya pun melakukannya, saya menulis panjang dengan sangat percaya diri, penuh emosi, lalu setelah tulisan jadi, saya baca, kok saya nggak percaya diri lagi ya, kok tulisan saya salah ini kayaknya,” ujar Yogi Sukawiadnyana saat mengisahkan sekaligus menanyakan pengalamannya tersebut. 

Pak Ole menjelaskan bahwa emosi harus ada dalam setiap tulisan, namun tidak semua emosi dapat dituangkan dengan mentah. Tulisan perlu ditata dalam sistem editing dengan keadaan yang tenang dan santai. Setelah menulis panjang dengan emosional, tulisan kemudian dijeda, minum kopi sejenak, menyesap rokok, lalu kembali lagi duduk di depan laptop, untuk menata dan memotong tulisan yang tidak perlu.

“Setelah belajar menulis, tahap selanjutnya adalah tahap memotong – menghapus. Memang semakin banyak kita tahu itu bagus, namun tidak semua informasi dapat mendukung satu gagasan, maka dari itu kita belajar menghilangkan, atau disimpan gagasan itu,” ujar pak Ole.

Waktu menunjukkan pukul 17.00 Wita, saatnya istirahat. Peserta kemudian mandi, istirahat sejenak, ada yang jalan-jalan ke pantai. Sesi kedua berlangsung pukul 19.00 Wita, menonton dokumenter 3 narasumber bekal untuk program hari ke dua. Siapa narasumbernya, besok saja saya ceritakan, di catatan singkat hari kedua .[T]

Tags: LiterasiRajangan Barungseni pertunjukanTeater Kalangan
Previous Post

“Half Underwater Photography”, Perpaduan Harmonis Keindahan Alam Bawah Laut dan Daratan

Next Post

Tandang Kunjung Melihat Seniman Bekerja | Catatan Singkat-Asyik Tim Publikasi Rajangan Barung

Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

Next Post
Tandang Kunjung Melihat Seniman Bekerja | Catatan Singkat-Asyik Tim Publikasi Rajangan Barung

Tandang Kunjung Melihat Seniman Bekerja | Catatan Singkat-Asyik Tim Publikasi Rajangan Barung

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co