Upaya penyelamatan literasi warisan leluhur berupa lontar kembali digemakan dalam ajang Bulan Bahasa Bali IV . Kali ini, ratusan cakepan lontar di bumi makepung, Jembrana berhasil dirawat atau dikonservasi melibatkan penyuluh bahasa Bali dan warga pemilik lontar.
Bertempat di Merajan Dadia Kayu Selem Desa Budeng Kecamatan Jembrana Jumat (4/2/2022), puluhan cakep lontar dibersihkan dan dirawat dengan menggunakan minyak sereh dan bubuk kemiri.
Terdapat sejumlah cakep lontar yang dijumpai di Dadia Pasek Kayu Selem ini, sebagian kondisinya rusak, termasuk cakepan lembaran lontar yang tak beraturan.
Lontar warisan tetua keluarga Pasek Kayu Selem, yang dikonservasi berupa lontar kewisesan, usada termasuk pipil serta pengayam-ayaman.
Diawali prosesi matur piuning dan nedunan lontar dari gedong penyimpananya, lontar- lontar tersebut satu per satu dibersihan, tentu dengan kehati-hatian. Pasalnya, bila salah merawat dikhawatirkan lontar akan hancur.
Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Jembrana Wahyu Wirayuda, menjelaskan bahwa di Jembrana sejak pelaksanaan konservasi berjalan hingga saat ini ada 600 cakep lontar yang diselamatkan.” Untuk di Merajan Dadia Kayu Selem ini, selain lontar cakepan kewisesan, usada, juga yang dikonservasi terdapat lontar tentang pipil dan pengayam ayaman,” terangnya.
Ia mengakui, kondisi lontar sebagian dalam keadaan rusak, dan sebagian halaman tak beraturan lepas dari cakepanya.
Wahyu menambahkan, di Jembrana ratusan cakep lontar yang dikonservasi, merupakan kepemilikan desa, pemerajan, kelompok keluarga atau dadya , dan banyak pula perorangan.
“Dominasi lontar yang dikonservasi berupa lontar kawisesan,usada, kekawin, geguritan termasuk pula lontar pengiwa, penghujan dan penerang,” ungkapnya
Diakui Wahyu kendala yang ditemukan terkait perawatan, beberapa lontar, karena jarang dibuka dari tempat penyimpanan, bahkan ada yang sudah menjadi debu termakan usia maka sulit diselamatkan. Beberapa lontar, susunan terpisah-pisah, bahkan hilang. “Kondisi seperti Ini memerlukan waktu untuk rekontruksi pengumpulannya cukup lama,” tandasnya.
Menariknya, lanjut Wahyu, dari sekian banyak lontar usada yang telah dikonservasi, di Jembrana terdapat lontar unik, salah satu lontar ditemukan di Desa Dangin Tukad Aya yang mengupas soal pengobatan rare (bayi) Lontar. Pada umumnya, usada memuat pengobatan usia dewasa, namun untuk usada rare, khusus memuat cara pengobatan sejak dari bayi dalam kandungan hingga tumbuh besar. “Lontar usada rare itu tergolong khusus, dibanding lontar usada pada umumnya,” akunya.
Sementara Koordinator Konservasi dari Dinas Kebudayaan Propinsi Bali I Nyoman Suralaksana menambahkan, konservasi merupakan bagian dari upaya melestarikan keberadaan lontar, sekaligus agar tidak punah. “ Serangkaian Bulan Bahasa Bali ke IV 2022, kegiatan konservasi lontar ini sangat penting, sehingga dengan melakukan pembersihan, perawatan lontar termasuk pendataan, kita harapkan agar warisan ini tidak punah,” katanya. [T][Ado/*]
_____
BACA ARTIKEL BULAN BAHASA BALI YANG LAIN:
Aksara Bali di Ruang Publik | Yang Ditulis Suaranya, Bukan Menyalin Hurufnya
Sandyagita “Ranu Murti”, Kisah Perjalanan Air dalam Nyanyian, Musik dan Tari
Bulan Bahasa Bali: Momen Tingkatkan Sikap Positif Terhadap Bahasa Bali
Gubernur Koster: Dengan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Kita Bisa Paham Inti Kebudayaan Bali