ARLOJI BERLIAN
1/
Dikoleksinya arloji mewah
dari berbagai belahan dunia
Tak satu pun mampu menolongnya
menambah sedetik saja waktu bahagia
mengurangi sedetik saja waktu bersedih
2/
Barangkali kini ada arloji otomatis
bahagia keluaran terbaru, pikirnya.
Dinding toko itu dipenuhi arloji mati
jarum pendek menunjuk angka sepuluh
jarum panjang menunjuk angka dua
membentuk huruf kemenangan
3/
Pedagang arloji mempercayai rahasia
Bumi berputar, memutar rasa ingin
Huruf ‘V’ sangat ampuh
mengarahkan manusia
pada keinginan sempurna
: sepuluh, lebih sepuluh
4/
Entah karena huruf V’
atau karena mata berlian
tujuan utama biasanya terlupakan.
menambah detik-detik waktu bahagia
mengurangi detik-detik waktu bersedih
secara tomatis
5/
Ia tidak teliti sebelum membeli
apakah kartu garansi arloji berlaku
sebagai jaminan perbaikan gratis
atas hidup yang agak rusak, atas kelak
jika tiba-tiba sudah tak berdetak
6/
Mobil meluncur begitu saja
menabrak warung begitu saja
Tuan muda, begitu saja
Supir tua, begitu saja
“Rejeki!” kata warung
Apakah makna arloji
berdetak tik tak tik. Tak?
SAJAK TERBALIK
aku membenci engkau
meskipun engkau mencintai aku
ketika matahari seperti bercahaya
tetaplah gelap sepertinya yang aku cinta
(Sewaktu langitmu lapang
baca lukamu dari belakang)
TUJUH GELINDING AWAN
1/ Muasal Awan
Angin bosan sepoi-sepoi.
Blingsatan ia iseng sendiri
digulungnya kabut dini hari:
“Semangat bangun, matahari
lihatlah, kita sudah dinanti
memperawankan air air ini
2/ Sekawan Awan
Sekawan awan berbaris santai
kesana-kemari digiring angin.
Segelinding awan tidaklah takut
“Cakrawala bukanlah batas maut”
Ia tak khawatir misalkan takdir
menjatuhkannya paling akhir
3/ Awan Sukses
Jika ketinggian adalah cita-cita
air yang terjebak di got-got buntu,
maka sekumpul awan adalah tanda
kesuksesan air menggapai angkasa
Dan masa depan menyimpan rahasia
detik-detik kembali ke asal mula
4/ Awan Filsuf
Kata sebutir air yang suka berpikir
segelinding awan dibikin dari air
bacin air ludah para pendoa
harum air mata para pendosa
Berbahagialah putih maupun hitam
karena langit berhati samudra
sementara samudra berhati langit
5/ Awan Jingga
Awan yang pipinya merona jingga
menggantung tenang di ujung senja
Siapa pernah menyangka muasal
jingga itu dipungut dari soda gembira
di gelas orang asing yang berduka
yang kau terima dengan bersuka
6/ Awan Malam
Aku menyusuri kelok liku-liku
jalur sempit gurat gurat keningmu
mengejar sepasang awan kesorean
yang ingin bermimpi di bening matamu.
Tapi yang telah diredupkan oleh waktu
tidak bisa dicerlangkan oleh manusia
7/ Kau
SUPERIHATI
Jika langit mendung, wajahnya malah cerah
Dicucinya beberapa potong pakaian bersih
Tak ketinggalan baju kesukaanmu
yang lama tak kau pakai
Bila gerimis datang, senyumnya jadi pelanginya
Dibiarkannya bajumu jadi yang terlajur basah.
“Bantu aku, sayang” bisiknya kepada baju
yang mungkin sudah kau lupakan
Di rumah, dibiarkannya tubuhnya basah
Di gerimis itu tentu ada air matamu.
Berharap kau pulang bawa oleh-oleh
air mata yang murni dari matamu
Di ruang tamu dia bicara dengan bajumu
Didekap-dekap: “Terasa hangat, Sayang?
Terus didekap-dekap: “Sudah terasa kering?”
Setiap hampir senja
diseduhnya teh dua cangkir
Dipandangnya pagar dari jendela kamar
tempat kalian suka berdoa sebelum tidur
tampak taman berhias warna senja
Pagi ketika bangun tidur
diminumnya teh kemarin
dua cangkir sekaligus
berdoa, semoga kau dijaukan dari haus
“Nanti sore
aku buatin yang lebih hangat”
_____