16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Merefleksikan Etika Melalui Kebajikan Universal Bali

Teddy Chrisprimanata PutrabyTeddy Chrisprimanata Putra
November 1, 2021
inUlasan
Merefleksikan Etika Melalui Kebajikan Universal Bali

Teddy C. Putra (Penulis) dan buku yang diulasnya

“Bli Ted, kira-kira mau jadi pembedah buku Kebajikan Universal Bali yang diterbitin Media Hindu?”

“Iya, boleh.”

Sebagai orang yang selalu antusias dengan pengalaman baru, saya menerima tawaran tersebut. Buku berjudul “Kebajikan Universal Bali” yang ditulis oleh Ngakan Putu Putra ini merupakan esai-esai yang dikumpulkan dari rubrik “Etika Sehari-Hari” di Media Hindu. Rubrik yang terbit dari April 2016 sampai dengan Juni 2019, atau bisa dikatakan esai ini merupakan sekumpulan kontemplasi penulis selama kurang lebih tiga tahun.

Don’t Judge Book by The Cover

Tentu istilah yang saya jadikan sub judul tidak asing, bahkan sangat sering kita dengar. Istilah tersebut sering digunakan untuk menegaskan bahwa hal yang lebih penting dari penampilan adalah isi/substansi. Namun jika bicara soal buku, tentu perwajahan sampul sangatlah penting diperhitungkan—khususnya soal pemasaran buku. Oleh karenanya istilah “don’t judge book by the cover” tidak relevan karena alasan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dari segi penampilan, buku ini memiliki daya tarik tersendiri, apalagi sebagai buku yang membahas tentang Hindu. Penggunaan warna merah muda dan hijau dalam sampul memberi kesan bahwa buku ini ditujukan untuk generasi muda—ditambah ilustrasi gadis Bali lengkap dengan hiasannya memberi penegasan bahwa buku ini akan membahas hal-hal yang lekat kaitannya dengan Bali.

Tidak hanya bagian depan, bagian belakang sampul pun sekiranya perlu diperhatikan. Bagian belakang buku ini berisi blurb yang terdiri dari 5 paragraf. Masing-masing paragraf menyuguhkan pokok bahasan yang padat dan cukup jelas, seperti: 1) berisi inti sari tentang slokantara, 2) menjelaskan secara ringkas apa yang akan dibahas dalam buku, 3) berisi definisi dari universal, 4) berisi penjelasan mengapa buku ini mengambil segmentasi anak muda, dan 5) menjelaskan relevansi slokantara dengan kehidupan sehari-hari.

Tentang Penulis

Setelah menerima buku ini, saya langsung beranjak ke halaman akhir. Ya, biasanya halaman terakhir buku memberikan ruang kepada pembaca untuk mengenal penulis secara singkat. Sayangnya, buku ini tidak demikian. Mengetahui riwayat hidup sekiranya penting untuk mengetahui seperti apa caranya berpikir, dan kita bisa menerka ke arah mana pembahasan akan dibawa oleh penulis. Karena tidak ada, akhirnya saya mencoba mencari di mesin pencarian google, hasilnya: Ngakan Putu Putra adalah seorang penulis yang sudah melahirkan beberapa karya bernafaskan Hindu di Media Hindu. Adapun buku yang sudah dituliskannya, antara lain: Tuhan Upanisad: Menyelamatkan Masa Depan Manusia (2008), Himpunan Doa Agama Hindu (Mantra Samhita) (2011), Kebijaksanaan Weda untuk Hidup Bahagia (2015), dan Membangun Karakter dengan Keutamaan Bhagawad Gita (2016).

Tidak hanya aktif menulis, Ngakan Putu Putra juga aktif dalam organisasi. Ngakan Putu Putra kini tercatat menjadi Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia (ICHI) dan menjadi Dewan Pertimbangan Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia).

Ujung Tombak Hindu Adalah Generasi Mudanya

Dalam pengantar setebal 11 halaman ini, penulis memaparkan alasan mengapa ia berfokus pada pembahasan slokantara, juga menyebutkan beberapa sloka yang tidak relevan terhadap perkembangan zaman serta asas yang diterapkan hari ini. Penulis juga menegaskan bahwa slokantara hanya membicarakan pada tataran etika, hubungan manusia dengan manusia. Hal tersebut disampaikan secara jelas oleh penulis, seperti:

“Ada sloka yang merendahkan dan membenci perempuan (misogini) seperti sloka 23, yang mengatakan perempuan memang tidak ada yang lurus, dan “jika ada perempuan menjadi setia, bunga seroja akan tumbuh di batu padas.”” (hal. iv, v).

“Atau sloka 29 yang menghina beberapa jenis pekerjaan seperti “Orang yang membuat kapur, membuat arak dan minuman keras lainnya, tukang celup (pakaian), tukang cuci, pembuat periuk, jagal, tukang emas, tukang celup benang, ini termasuk golongan delapan chandala.”” (hal. v).

“Hampir tidak ada sloka yang bicara tentang metafisika, hubungan dengan Tuhan. Saya tidak menemukan satu teks atau kata yang menyebut yoga atau moksa. Ada kata sorga dan neraka tetapi dalam kaitan kelahiran seseorang dengan kondisinya yang berbeda, bahagia atau menderita.” (hal. v).

Penulis juga menyampaikan kritik terhadap gaya hidup yang dijalani oleh generasi muda Hindu secara umum. Menurutnya, generasi muda Hindu terkesan berfoya-foya tanpa memiliki kesadaran untuk meningkatkan kualitas diri sebagai penerus Hindu di masa mendatang.

“Anak-anak muda Hindu di Bali tidak diasah kepekaan sosialnya, atau bela rasanya, sebaliknya mereka cenderung beraktivitas untuk hiburan, kadang-kadang hura-hura yang melampiaskan emosi. Misalnya yang paling terkenal adalah membuat ogoh-ogoh dengan biaya puluhan milyar rupiah yang dibakar hangus sehabis upakara Tawur Kesanga.” (hal. vii).

Dalam artikelnya yang berjudul “Eksistensi Pariwisata Budaya Bali Dalam Konsep Tri Hita Karana”, I Gusti Agung Made Gede Mudana menyampaikan bahwa pariwisata budaya adalah jenis kepariwisataan yang dikembangkan di Bali dan dijiwai oleh agama Hindu. Konsep ini mengedepankan eksistensi masyarakat lokal dengan mengembangkan kearifan lokal yang sudah menjadi warisan leluhur. Hal tersebut dapat memberikan manfaat dari segi ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan.

Budaya adalah hal yang berbeda dengan agama. Namun, di Bali dua hal tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga melahirkan keunikan tersendiri, termasuk Ogoh-Ogoh di dalamnya. Perlu disadari bahwa konsep pariwisata budaya telah menjadi panglima dalam pemenuhan hajat masyarakat Bali hingga kini. Eksistensinya pun sudah mendunia, sehingga untuk menghakimi bahwa aktivitas budaya adalah bentuk hura-hura atau pelampiasan emosi perlu dipikirkan kembali.

Slokantara: Etika dan Kebajikan

Dalam buku ini, slokantara menjadi objek utama dalam tulisan yang kemudian dikorelasikan dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimana nilai-nilai adiluhung leluhur yang masih relevan hingga kini, seolah mampu meneropong kehidupan yang jauh berada di depannya. Membicarakan soal etika, hukum, hingga kebajikan yang baiknya diterapkan oleh generasi muda Hindu. Tidak hanya penting untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, tetapi juga penting guna meningkatkan kualitas Hindu Dharma di Indonesia.

Esai-esai yang berjumlah 37 ini dituliskan dengan bahasa yang sederhana. Menjadikan pengalaman maupun peristiwa sebagai ilustrasi yang memudahkan pembaca dalam memahami maksud penulis.

“Pelajaran yang saya ambil dari hal ini adalah bahwa bila kita ingin mendidik anak kita disiplin kita harus belajar dan menerapkan disiplin pada diri sendiri terlebih dahulu. Kalau kita ingin anak kita bangun pagi-pagi, kita harus bangun lebih pagi.” (hal. 92).

“Kekayaan atau uang itu dapat membeli kebahagiaan bila diberikan kepada orang lain yang sedang membutuhkan. Misalnya seorang yang sedang sakit keras tetapi tidak punya uang untuk ke dokter atau membeli obat, bila diberi uang pasti ida akan gembira sekali, apalagi kalau dia sembuh.” (hal. 165).

Seperti halnya kata pepatah “Tiada Gading yang tak retak”, dalam kumpulan esai ini terdapat beberapa kesalahan ketik seperti:

“Kesetiaan adalah keutamaan atau kebajikan yang sangat penting bagi manusia, bila ia ingin menjadi manusia yang dipercayai adn dihormati.” (hal. 11).

“Masing-masing seperti berdiri pada kutub yang berbeda dan berlawnan.” (hal. 105).

“Yang penting mereka tidak menyalahgunakan pekerjaan mereka, misalnya tidak melakukan pungutan liar, tidak menjual izasah, skripsi, thesis atau disertasi.” (hal. 153).

Kesalahan ketik dalam proses penulisan bukanlah hal yang asing. Namun, dalam penulisan karya seperti buku tentu meminimalisir kesalahan adalah hal yang penting dilakukan. Semakin banyak kesalahan ketik dalam satu karya, semakin menurunkan animo pembaca untuk menyelesaikan pembacaan buku ini. Tidak hanya soal kesalahan ketik, dalam buku ini, hal yang saya soroti adalah penggunaan Wikipedia sebagai referensi. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa esai seperti:

“Frasa ini diambil dari, a.l. Imamat 24:19-21 yang berbicara perihal berbagai hukuman: «Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya: patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya.» (Wikipedia)” (hal. 26).

“Para pengring Muslim itu kemudian bertindak sebagai abdi dalam Kerajaan Gelgel. (Wikipedia)” (hal. 124).

“Metode ini dinamai sesuai dengan filsuf Yunani Klasik Sokrates dan diperkenalkan oleh Plato. (Wikipedia)” (hal. 185).

Dilansir dari Tirto.id, Massachusetts Institute of Technology (MIT), dalam aturan soal kutipan karya ilmiah bagi mahasiswanya, tegas menyebut bahwa “Wikipedia bukanlah sumber yang dapat dipercaya meskipun banyak di antara kita menggunakannya untuk mencari informasi cepat […] Sebaiknya Wikipedia tidak dijadikan rujukan ilmiah.”. Tidak hanya itu, dalam “Internet Encyclopedias Go Head to Head” yang terbit pada Nature Vol 438, disebutkan bahwa cukup banyak temuan konten di Wikipedia yang keliru menghadirkan informasi.

Sebagai karya yang bisa dikatakan ilmiah (karena menampilkan data berupa kutipan-kutipan sloka dan berbagai fakta), tidak seharusnya penulis merujuk Wikipedia sebagai referensi dalam memperkuat argumentasi dalam esainya. Hal tersebut tentu dapat mendegradasi kualitas tulisan dalam buku-buku ini. Tentu ke depan, referensi-referensi yang dirujuk oleh penulis dapat lebih dipercaya kualitas dan keakuratannya. Karena, seperti yang dikatakan Syarif Hidayatullah dalam artikelnya yang berjudul “Agama dan Sains: Sebuah Kajian Tentang Relasi dan Metodologi”, bahwa agama dan sains perlu meniscayakan diri untuk sama-sama mengabdi untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran manusia.

Tags: Bukuhinduresensi buku
Previous Post

Pameran Seni Rupa “Megibung”: Kolaborasi dan Kesadaran Berbagi dalam Proses Berkarya

Next Post

Total 211 Juta Rupiah | Itu Bonus untuk Atlet Buleleng Peraih Medali PON XX

Teddy Chrisprimanata Putra

Teddy Chrisprimanata Putra

Lulusan Teknik Mesin Unud, tapi lebih memiliki minat ke dunia literasi juga organisasi. “Sublimasi Rasa” adalah karya pertama untuk melanjutkan karya-karya selanjutnya.

Next Post
Total 211 Juta Rupiah | Itu Bonus untuk Atlet Buleleng Peraih Medali PON XX

Total 211 Juta Rupiah | Itu Bonus untuk Atlet Buleleng Peraih Medali PON XX

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co