Tersebutlah sebuah kerajaan yang bernama Wanagapura. Di kerajaan itu hiduplah seorang raja yang sedang mendekati akhir hayatnya. Sebelum Sang Raja tutup usia, beliau memberikan surat wasiat kepada anaknya, Sang Putra Mahkota yang bernama Pangeran Barayuga.
Surat wasiat tersebut merupakan sebuah lontar yang ternyata telah diberikan turun temurun oleh raja-raja sebelumnya.
Lontar tersebut berisi aksara yang menyatakan, bahwa, Raja Wanagapura di masa lalu memiliki sebuah harta yang ingin ia wariskan kepada generasi raja raja berikutnya. Harta tersebut beliau kubur di hutan dibawah kaki gunung di dekat hutan rimba yang ada di sekitar kerajaan tersebut.
Tidak lama berselang, sang raja pun menghembuskan nafas terakhirnya. Pangeran pun bersumpah untuk bisa menemukan harta tersebut agar dapat memulihkan kondisi ekonomi kerajaan yang tengah dilanda krisis.
Barayuga pun memerintahkan seluruh pasukan kerajaan untuk melakukan pencarian ke seluruh wilayah hutan dan menghalalkan segala cara untuk bisa menemukan harta tersembunyi tersebut, meskipun harus menebang ataupun membakar pepohonan.
***
Itulah cerita Teater Opera Musikal berjudul “Pusaka Rimba” yang dibawakan oleh Teater Kini Berseri berkolaborasi dengan sejumlah sanggar dan komunitas teater lainnya.
Teater itu bisa disebut sebagai pementasan pembuka dalam perhelatan sajian Festival Seni Bali Jani (FSBJ) III yang resmi dibuka Gubernur Bali I Wayan Koster, Sabtu, 23 Oktober 2021, di Panggung tertutup Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar Provinsi Bali.
Pusaka Rimba, demikian judul yang diangkat dalam garapan yang disutradarai sekaligus penulis naskah I Gede Benny Dipo Pratama, S.S. Yaitu kisah seorang pangeran dari kerajaan manusia yang mencari harta tersembunyi di dalam hutan.
Garapan Teater ini didukung oleh tata lampu dsri BTS Production memberi pesan menjaga lestari alam dan kelangsungan hidup manusia tetap terjaga dengab baik. Meski sejak awal pementasan terkesan hadirkan nuansa parodi, namun tak melenceng dari konsep yang mengangkat tema pelestarian hutan .
FSBJ III mengangkat tema “JENGGALA SUTRA: SUSASTRA WANA KERTHI” yang bermakna “Semesta Kreativitas Terkini: Harmoni Diri dan Bumi dalam Keluasan Penciptaan Baru”. Festival ini akan berlangsung selama dua pekan kedepan, dengan memghadirkan 45 program atau mata acara, diantaranya adalah Medeeng Anyar (Karnaval Virtual), Pawimba (Lomba), Adilango (Pergelaran) pentas ragam seni dari sejumlah sanggar, grup teater, serta komunitas seni, Utsawa (Parade) pentas ragam seni dari duta kabupaten/kota di Bali, Megarupa (Pameran Seni Rupa), Timbang Rasa (Sarasehan), Beranda Pustaka (Bursa Buku), dan Bali Jani Nugrah FSBJ III Tahun 2021. [T][*]