Pertama, ijinkan saya mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia pada HUT yang ke-76, semoga Indonesia benar-benar bisa bangkit dari keterpurukan pandemi ini. Dalam rangka memperingati HUT RI tahun ini, saya tak ingin membahas hal-hal yang terlalu nasionalis. Cukuplah mereka yang bertugas untuk membuat soal-soal TWK penyeleksian anggota KPK saja yang mempelajari hal-hal ke-belanegara-an tersebut. Hehe (canda TWK 😊).
Mari rileks kan otak sejenak. Beberapa hal ini kerap menimbulkan pertanyaan dalam benak saya
“Kok saya lebih hapal karakter-karakter dalam Anime ketimbang nama-nama pahlawan di negeri sendiri ya?” pikir saya. “Apakah saya tidak nasionalis?”
Teruntuk kalian yang belum tahu, Anime adalah animasi dari negara Jepang. Orang awam biasanya bilang Anime itu Kartun Jepang. Saya sudah sedari kecil sering menonton beberapa Anime mulai dari Naruto, One Piece, Dragon Ball, Doraemon dan wahhh banyak deh pokoknya!
Menurut saya pribadi, penggambaran karakter dalam sebuah Anime sangatlah heroik. Mulai dari bagaimana mereka memulai mimpi mereka dari nol, proses memperoleh kekuatan hingga bagaimana pertemanan bisa membantu mereka menjadi kuat dan bertumbuh. Semua cerita itu begitu nyata dan mengharukan bagi kami para penikmat/penonton Anime nya. Memang, sebagian besar Anime bergenre fiksi di mana terkadang itu tak selaras dengan akal logika. Tapi hey, itu hanya dari aspek hiburannya saja. Namun, jika kalian benar-benar menekuni makna dan esensi daripada ceritanya maka banyak makna kehidupan yang dapat kalian ambil dari sana.
Disini, Jepang sukses menyampaikan apa yang menjadi sejarah, kepercayaan, kebudayaan serta impian mereka yang dikemas dalam bentuk serial animasi kepada Dunia. Seperti contohnya serial Anime Sengoku Basara. Secara umum, Anime Sengoku Basara sendiri mengisahkan kisah legenda Jepang tentang kisah periode Sengoku Jepang, konflik beberapa panglima perang yang berjuang di dunia politik dan bisnis persenjataan dengan tujuan mempersatukan negeri dan pusat pemerintahan.
Benar, beginilah salah satu cara Jepang menceritakan sejarah negerinya sendiri kepada generasi penerusnya. Hal serupa pun dilakukan oleh Anime lain guna memberitahu kekayaan sejarah budaya negeri sakura tersebut kepada dunia.
Nah, sekarang bagaimana dengan Indonesia? Seperti yang kita alami bersama sepanjang masa sekolah, pelajaran sejarah menjadi salah satu yang mungkin sebagian dari kita menganggapnya membosankan. Entah itu karena topiknya atau karena pengajarnya. Terlebih ketika kita diharuskan menghapalkan nama-nama para pahlawan, kita hanya dibekali dengan buku RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) yang berisikan puluhan hingga ratusan nama-nama pahlawan Nasional Indonesia.
Sungguh pekerjaan menghapal itu (apalagi jika berupa paksaan) sangatlah menyebalkan. Dari ratusan nama-nama tersebut, paling tidak yang teringat di kepala tak lebih dari 20 nama-nama pahlawan saja. Bahkan mungkin beberapa dari kita hanya mengetahui nama-nama pahlawan yang terpampang dalam lembaran mata uang rupiah saja.
Jika dibandingkan dengan bagaimana strategi negara Jepang sebagaimana ditulis di atas, tentu pembelajaran seperti ini tidaklah efektif. Dewasa ini, segala sesuatunya tak cukup hanya sekadar mengedukasi namun juga harus memiliki unsur entertaining-nya disaat yang sama.
Nah, untungnya beberapa tahun terakhir sudah banyak bermunculan film-film dan animasi tentang sejarah kepahlawanan di Indonesia seperti film Habibie & Ainun, Wage, R.A Kartini dan animasi Battle of Surabaya yang kini sudah mendunia. Pastinya ini merupakan cara segar untuk mengajarkan sejarah kepada para generasi muda Indonesia agar tak melupakan sejarah bangsanya sendiri dan tokoh-tokoh penting yang berperan di dalamnya.
Memang, ini masih jauh dari kata sukses karena sampai saat ini pun banyak dari generasi muda yang lebih mengenal puluhan hingga ratusan karakter-karakter dalam Anime/Film daripada nama-nama pahlawan yang berjasa bagi bangsanya sendiri.
Ini bukan tentang siapa salah dan siapa yang benar namun inilah realita yang ada. Marilah kita membantu upaya para filmmaker yang telah berinisiatif memperkenalkan kembali sosok-sosok para pahlawan bangsa ini dalam karya-karya mereka. Benar, ini tak harus selalu tentang dunia perfilman. Kita juga bisa menggunakan media lain untuk kembali memperkenalkan sejarah kepada anak muda melalui medium yang mereka gemari saat ini seperti platform media sosial atau game online.
Pada akhirnya, perubahan jaman menuntut kita untuk terus mencari cara baru tentang bagaimana melestarikan sejarah dan budaya kepada anak cucu kita nanti. Terimakasih. [T]
____