Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-76 akan dirayakan secara berbeda di Flores, NTT. Ini merupakan kado pulau itu, untuk negara, dan seluruh rakyat Indonesia.
Sebuah parade musik virtual yang diberi nama FLORES THE SINGING ISLAND FESTIVAL akan digelar pada tanggal 17 Agustus jam 14:00 WIB melalui kanal youtube Kementerian Pariwisata dan kanal BOPLF dan NESTORNATION pada hari berikutnya.
Rencana awal acara itu akan menampilkan 10 ribu penyanyi yang akan tampil secara simultan dari kabupaten-kabupaten di Flores. Namun festival ini kemudian hanya dapat dinikmati secara virtual melalui platform medsos terutama youtube. Masyarakat Flores diharapkan turut serta bernyanyi dari rumah mereka masing-masing lagu tema festival yang sudah disebarkan.
Suguhan virtual ini merupakan pilihan terbaik saat ini di tengah pandemi yang melanda dunia.
Shana Fatina, dirut BPOLF, badan yang mendukung kegiatan ini menyatakan Flores sudah dikenal tentang keindahan alamnya, kini saatnya budayanya yang luar biasa diperkenalkan.
Penggagas festival, pemusik Ivan Nestorman, berharap festival ini memberi brand baru kepada pulau indah itu sebagai Pulau Bernyanyi atau The Singing Island.
Festival ini melibatkan 100-an lebih pemusik Flores baik dari pulau itu maupun diaspora.
Jaap Kuns, etnomusikog terkenal Belanda pernah mampir di Flores dan merekam musik musik di sana pada tahun 1930. Dia mengutararakan bahwa meskipum dia datang dengan harapan tinggi ke pulau itu, tetap saja ia terkagum kagum melihat kenyataan musikal yang dijumpai di sana baik berupa alat musik maupun ragam nyanyian masyarakat yang unik.
Ketika ia mengikuti sebuah festival di Yugoslavia, ia langsung teringat Flores karena apa yang didengarnya sama dengan yang didengarnya di Flores Timur.Ia menyimpulkan bahwa pelaut-pelaut Portugis mempunyai banyak crew kapal dari Eropa Timur yang lebih murah bayarannnya. Di Flores , tentu dalam jangka waktu lama telah terjadi pertemuan budaya yang cukup intens.
Di samping harmonisasi yang banyak menggunakan paralel tertz, orang Flores banyak juga menyajikan polifoni, onomatope instrumen musik dalam warna warna lagu dengan penyajian call and respond. Bernyanyi koral merupakan suguhan umum di Flores.Di enklaf Tanjung Bunga mereka mempunyai cara bernyanyi dua bagian dengan harmoni yang rapat seakan akan kedengaran disonan.
Flores menyimpan banyak irama yang khas semisal dolo dolo, bladu bladat, gawi, jai, mbata, ndundundake. Dalam festival ini selain indegenous music, musik neotradisi turut ditampilkan. [T][Rls]