Sebanyak 22 buku yang berisi karya sastra Bali modern, terdiri dari novel dan kumpulan cerpen, terpilih sebagai bahan bacaan yang akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Buku-buku itu dipilih melalui Diskusi Kelompok Terpumpun Seleksi Naskah Cerita Bahan Penerjemahan yang diselenggarakan Balai Bahasa Provinsi Bali di Hotel Ina Sindu Beach Sanur, Bali, Senin 19 April hingga Rabu 21 April 2021.
Buku-buku terpilih itu adalah:
- Mlancaran Ka Sasak (novel, Gde Srewana)
- Dasa Tali Dogen (Kumpulan Cerpen, Gde Darna)
- Sunari (novel, I Ketut Rida)
- Tresnane Lebur Ajur Satonden Kembang (novel,IGG Djelantik Santha)
- Depang Tiang Bajang Kayang-kayang (novel, I Nyoman Manda)
- Bégal (kumpulan cerpen, IDK Raka Kusuma)
- Mekel Paris (kumpulan cerpen, BW Widiasa Keniten)
- Luh Jalir (kumpulan cerpen Mas Ruscitadewi)
- Aud Kelor (kumpulan cerpen, Carma Citrawati)
- Gede Ombak Gede Angin (kumpulan cerpen, I Made Suarsa)
- Gending Girang Sisi Pakerisan (kumpulan cerpen, Wiyat S Ardhi)
- Macan Raden (kumpulan cerpen, Gusti Bawa Samar Gantang)
- Sentana (novel, Made Sugianto)
- Kupu-kupu Kuning Ngindang di Candidasa (kumpulan cerpen, I Ketut Sandiyasa)
- Ngurug Pasih (kumpulan cerpen, I Gede Putra Ariawan)
- Swecan Widhi (kumpulan cerpen, Komang Alit Juliartha)
- Metek Bintang (kumpulan cerpen, Komang Adnyana)
- Mulih (kumpulan cerpen, Nyoman Agus Sudipa)
- Nglekadang Meme (kumpulan cerpen, Komang Berata)
- Nyujuh Langit Duur Bukit (Antologi cerpen bersama, Agus Mahardika dkk)
- Joged lan Bojog Lua ane Setata Ngantiang Ulungan Bulan rikala Bintange Makacakan di Langite (kumpulan cerpen Putu Supartika)
- Leak Pemoroan (kumpulan cerpen, I Wayan Sadha)
Diskusi Kelompok Terpumpun itu dihadiri 20 peserta yang terdiri dari sastrawan, akademisi, pengamat sastra dan wartawan. Mereka antara lain, Prof. Nyoman Darma Putra, Dewa Windu Sancaya, Wayan Suardiana, Gede Gita Purnama, Oka Rusmini, Mas Ruscitadewi, dan Putu Eka Gunayasa.
I Putu Wirya dari Balai Bahasa Bali yang bertindak selaku ketua panitia mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memilih naskah karya sastra daerah Bali, khususnya yang berbentuk cerita baik novel maupun cerpen, yang diusulkan oleh masyarakat yang diwakili oleh akademisi, sastrawan, pengamat sastra dan wartawan dalam diskusi selama tiga hari.
Selanjutnya, naskah karya sastra yang terpilih akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali dalam rangka mendukung Gerakan Literasi Nasional melalui pengadaan bahan bacaan literasi. “Nantinya, terkait penerjemahan naskah terpilih, Balai Bahasa Provinsi Bali akan memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk menerjemahkan naskah cerita tersebut sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali,” kata Putu Wirya.
Peserta diskusi memilih buku berdasarkan sejumlah kriteria, yakni bahasa yang lugas, isi yang akurat dan tidak bertentangan dengan unsur SARA, memuliakan kearifan lokal Bali dan nusantara, produktifitas dan kreatifitas pengarang. Selain itu juga diperhitungkan tentang periode lahirnya karya sastra, pertimbangan gender, dan tentu saja karya-karya itu belum pernah diterjemahkan.
Proses pemilihan berlangsung alot dengan diskusi yang hangat. Awalnya setiap peserta memilih lima buku yang diusulkan untuk diterjemahkan. Lalu setiap buku yang diusulkan didiskusikan apakah layak untuk diterjemahkan sesuai kriteria yang sudah disepakati. Akhirnya terdapat 22 buku yang dipilih untuk diterjemahkan.
Made Sudiana dari Bali Bahasa Provinsi Bali mengatakan buku-buku itu akan diterjemahkan dan diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali tahun 2021 ini. Penerbitan tentu saja menyesuaikan dengan jumlah anggaran dan tebal-tipisnya buku yang akan diterjemahkan. Jika tahun 2021 ini belum semua buku itu bisa diterjemahkan, maka sisanya akan diterjemahkan tahun berikutnya. [T][Ada]