Di sebuah balai subak di Subak Singawang, Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, Minggu, 28 Maret 2021, sebanyak 18 anak-anak berkumpul. Dengan tetap mematuhi protocol kesehatan, anak-anak itu mengikuti workshop kreatif yang dipandu tiga seniman muda; Irene Febry, Juli Sastrawan, dan ‘Jong’ Santiasa Putra.
Dalam workshop itu anak-anak belajar menulis cerita, menggambar dengan Charcoal (arang gambar), serta membuat kolase dari barang-barang temuan di alam sekitar. Suasana di balai subak itu yang dikelilingi sawah dan pepohonan itu pun dipenuhi suasana ceria khas anak-anak desa. Ide-ide yang muncul dari anak-anak itu sungguh lucu, juga penuh renungan, dan tentu saja banyak yang tak terduga dan mengejutkan.
Kak Ireni, Kak Juli dan Kak Jong (begitu anak-anak memanggil seniman pemandu) pada tahap awal menyiapkan dadu yang berisi berbagai gambar yang memang dikenal anak-anak. Dadu itu dilempar oleh seorang anak, lalu setiap gambar yang muncul dari dadu itu kemudian dirangkaikan menjadi sebuah cerita.
Seorang anak, Kadek Kayu Hujan, saat melempar dadu mendapatkan gambar pesawat, burung, ikan lele dan ayam. Ia kemudian merangkai cerita sederhana;
Ada seekor burung menabrak pesawat, lalu pesawatnya jatuh ke sungai yang menyebabkan air sungai meluber dan seekor lele terpental keluar. Lele kemudian dipatuk ayam.
Ide sederhana itu kemudian didiskusikan kembali antara seniman pemandu dan anak-anak, sehingga cerita menjadi lebih panjang dan lebih kaya. Saat diskusi itu muncul logika, nalar dan alasan-alasan yang mengejutkan dari anak-anak. Kadang kelucuan muncul hingga semua yang hadir dalam workshop tertawa. Anak-anak tentu saja senang.
Hal itu terjadi juga ketika anak-anak melukis dan membuat kolase dengan benda-benda yang didpat di areal subak, semacam daun, batu, batang pohon, ranting, pelepah pisang dan benda-benda alam lain.
***
Workshop untuk anak-anak itu adalah program seni dan kreatif Charcoal For Children (CFC) dari CushCush Gallery (CCG) dan LagiLagi. Sempat rehat sejenak di tahun 2020 karena pandemi Covid 19, Charcoal For Children (CFC) memang kembali digelar tahun ini.
Hadir dengan format yang berbeda, CCG dan LagiLagi menggandeng tiga seniman muda lokal yang menjadi pemandu itu blusukan dan bertemu dengan anak-anak di enam desa di Bali. Workshop itu digelar pada Maret – Juli 2021, dan pada Minggu 28 Maret itu adalah sesi pertama yang digelar di Banjar Ole, Marga, Tabanan.
Dengan mengusung tema ‘TELL ME TALES’, CFC2021 bersama dengan para penulis mengajak anak-anak menggali cerita rakyat dan kreativitas lokal. Sambil tetap mengedepankan kerajinan tangan, kreatifitas, dan keberlanjutan, kami ingin membangun kembali semangat bermain sambil berkarya dari bahan-bahan yang ada di lingkungan mereka.
Setelah di Banjar Ole Marga, desa yang akan dikunjungi CFC2021:adalah Desa Batuan di Gianyar, Kampung Bugis di Serangan, Desa Senja di Negara, Desa Penglipuran di Bangli dan Desa Bengkala di Buleleng.
“Senang sekali anak-anak bisa kita ajak main dan berkarya bersama kali ini di lingkungan mereka. CFC2021 kali ini memang concept-nya immersive, dari segi context dan approach: Dengan trigger dari 3 seniman terlibat yang mengajak anak-anak melihat kembali apa yang ada di sekeliling mereka, anak-anak jadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar mereka, sekalian membuka wacana dan imajinasi mereka juga. Di samping itu, seniman juga mendapatkan inspirasi dari kreasi anak-anak, untuk berkreasi juga! Jadi kreatifitas yang saling terhubung, menyambung, lagi dan lagi!”, Suriawati Qiu, pendiri CushCush Gallery.
Hasil karya anak-anak dari setiap desa nantinya akan diolah oleh ketiga seniman kita, baik dari segi penceritaan hingga visual, untuk kemudian disusun menjadi buku kumpulan cerita anak. Melalui publikasi buku cerita anak di tahun depan, sebagai sebuah karya dan media tulis yang tidak lekang oleh waktu, CFC2021 berusaha untuk terus menyalakan semangat menulis, membaca, dan berkreasi generasi-generasi selanjutnya. [T][***][Rls]
===
TENTANG CHARCOAL FOR CHILDREN
Dipersembahkan oleh LagiLagi dan CushCush Gallery, CHARCOAL FOR CHILDREN (CFC) adalah program kreatif berbasis komunitas untuk anak-anak yang menggabungkan dan menyatukan banyak aspek kreativitas multidisiplin, sambil meningkatkan kesadaran akan gaya hidup yang ramah lingkungan. Sejak 2016, CFC bersama dengan Invited Artists menggarap tema variatif setiap tahunnya, seperti:
- CHARCOAL FOR CHILDREN 2016/17 DRAWING FUTURE CHARITY EXHIBITION, bersama Invited Artists: Reno Ganesha, I Wayan Sujana ‘Suklu’, Noella Roos, Nyoman Wijaya, Natisa Jones, Budi Agung Kuswara ‘Kabul’.
- CHARCOAL FOR CHILDREN 2017/18 PLAY-PLAY CHARITY PERFORMANCE, bersama Invited Artists: Papermoon Puppet Theatre, Kawamura Kohesai, Monez, Adhika Annissa (Ninus).
- CHARCOAL FOR CHILDREN 2019 HANDS-ON! bersama Invited Artists: Venty Vergianti, Maria Yohana Raharjo, Design Stream, Budiman Ong.
===
‘LagiLagi‘ adalah inisiatif sosial yang dimulai oleh CushCush, studio desainer wokshop berbasis di Bali yang mengkhususkan diri dalam mendesain dan membuat furniture kontemporer, aksesoris, dan karya seni dengan memadukan bahan lokal unik yang natural dengan teknik kerajinan tangan. LagiLagi dimaksudkan untuk membawa kesadaran lingkungan CushCush dan misi sosial untuk menyampaikan kebaikan kreativitas kepada generasi penerus, yang dimulai dari usia dini.
CushCush Gallery (CCG) merupakan platform kolaborasi kreatif dalam seni kontemporer + desain. CCG adalah galeri alternatif yang mencakup interaksi dan merayakan kreativitas multi-disiplin melalui eksplorasi persimpangan seni, desain, materialitas, teknik, dan kerajinan. Sejalan dengan semangat LagiLagi dalam mengolah potongan sisa-sisa kayu kecil menjadi arang gambar guna mendorong kreatifitas anak-anak, CCG berkolaborasi dengan LagiLagi dalam memprakarsai program kreatif Charcoal For Children sebagai bentuk kontribusi ke masyarakat.