LAKON PENARI
/i/
tak ada satu pijar yang menuntun arah jatuh selendang
Ibu berkelebat di antara anyam alang dan kelambu
/ii/
selendang yang tanggal
kutang bergelayut di leher juragan
teplok padam, airmata mengotori tiap derit
tapan baringan
FLAMBOYAN
1.
Merona jingga, nampak jelita
Merangsang kumbang bersarang
Burung-burung guyub, lalu terbang
Rindang kelopak terang dan mekar
Flamboyan lebih dari sekadar ayu senja
Lebih menyala dari puisi-puisi renjana
2.
Jika aku Flamboyan
Aku akan besar di tenggara ladang
Merekah merah di antara hujan-hujan November
Beberapa kadal bermain di akar dan leherku,
lebah sanggama di putikku
Aku harum matahari
Aku alasan orang-orang melabuhkan tatap
pada rekah kelopak
Aku rona pemantik terang senja
Aku mati dirambat prasangka
HIKAYAT SERDADU
i.
Pada tiap helai musim di ngarai
Seluruh wanitanya bergaun hitam
Mana tahu ada dua atau seribu satu
guguran petang yang berhamburan di antara zirahmu
ii.
parasmu
parade hujan yang menggenang pada tandus pelupuk serdadu
iii.
disaksikan binatang dan bintang jatuh, serdadu diringkus semburat
siluet yang muncul di pucuk-pucuk perdu, pasca menabur dencang
pada sela-sela bibir malam. buah ketapel jatuh di ujung pedang
yang dihunusnya kala kekal adalah api yang melayang-layang
iv.
lanskap ngarai, hangus dan anyir.
OLEH-OLEH UNTUK KAWULA
lugas di tutur
poles di pupur
polos di kasur
arang dipikul dapur ke pangkumu, tungku mengecap
sumur meluap di pelipismu, timba muntah
ada arakan bayi-bayi tak berwajah, basah, di antara perutmu
merayakan tangismu
membatu,
dikikis kamu oleh abu
oleh tutur, oleh pupur, oleh kasur, oleh sumur, oleh dapur.
Kawula, untukmu hanya pulas dan kubur
AYUNAN NONA
balkonmu Nona,
catnya putih, terlindung rerimbun tanaman, pilarnya dua kali tinggi Nona. Nona, tiap hari Nona saksikan kelebat terakhir matahari, napas kelopak tanaman petani desa, langkah pertama puan kelana, pelana kotor para budak, baju zirah penuh darah.
sebaiknya nona berdiam diri saja, menyulam pualam kasar dengan doa dan harap-harap yang sama.
Nona hanya ingin berayun.
Nona kini berayun, berkalung sprai dipannya
ELEGI TERAKHIR
pulanglah kepada kami
bawa biji matahari
tanam di bahu kami
tumbuh ia mekar
mekar menjerat hari
agar lambat dan rambat di gubuk ini
kami ingin hangat lebih lama
dan terbenam pula selamanya
SIAPA TUAN?
Siapa tuan yang tiba-tiba berpendar pada gulita malam?
Menyilap mata lelaron sehabis hujan
Melayukan batang-batang kembang di pekarangan
Yang perlu Tuan ketahui, setelah kejadian dua lintas purnama silam
Ada taman bunga di selangkang kembang
Bibitnya dari ladang di bibir tuan
Aku cuma bisa bilang
“Ayah, kapan pulang?”
KAPITAL
agamaku mengaku-ngaku Agama
padahal doaku hanya satu, jauhkan aku dari Aku.
___