Sering sekali kita melupakan piranti sederhana yang bernama bambu. Padahal, tanpa kita sadari bambu adalah “budaya” yang harus kita lestarikan, tapi setigma yang di bangun di masyarakat telah membuat manfaat bambu untuk ekonomi sosial masyarakat serta menjadi perbaikan ecologi lingkungan dilupakan.
Untuk itu, mari mulai lagi menggerakan manfaat bambu bagi kehidupan tradisional dan modern.
Sebenarnya Bambu bukanlah tanaman dan jenis tumbuhan yang asing bagi masyarakat Indonesia. Bambu juga banyak ditemui di berbagai negara di dunia terutama di daerah tropis seperti Asia, Afrika, Amerika bahkan Australia.
Sepertinya tak usah disebut lagi, bambu sangatlah akrab di lingkungan kehidupan masyarakat indonesia terutama pedesaan ataupun dusun. Masyarakat desa sudah terbiasa menggunakan bambu untuk kebutuhan hidup, seperti digunakan sebagai bahan bangunan, dinding, tiang, atap, peralatan dapur, peralatan musik, peralatan makanan, hingga untuk upacara adat/budaya.
Di dunia, bambu memiliki 75 genus (marga atau perkelompokan klasifikasi) yang terdiri 1500 jenis bambu, dan 125 jenis di antaranya terdapat di Indonesia serta tumbuh di berbagai tipe iklim seperti tipe curah hujan A,B,C,D hingga E ini berdasarkan klasifikasi (menurut klasifikasi schmidt dan ferguson) atau iklim basah sampai kering dan biasanya semakin basah tipe iklim maka semakin banyak pula jumlah jenis bambunya. Karena bambu jenis tumbuhan yang memerlukan banyak air serta salah satu tanaman penghasil air yang baik.
Bambu sebagai tanaman memiliki banyak manfaat dan penting bagi kehidupan, seperti akar tanaman bambu dapat berfungsi penahan erosi guna mencegah bahaya kebanjiran, hingga berperan menangani limbah beracun. Misalnya akibat keracunan merkuri, bagian akar inilah yang menyaring air terkena limbah melalui serabut-serabut akar, serta mampu menampung mata air sehingga bermanfaat sebagai persediaan air sumur.
Batang bambu baik yang tua maupun yang muda sangat berguna untuk berbagai keperluan, digunakan secara tradisional seperti membangun rumah, mulai dari atap, dinding, peralatan dapur, peralatan musik tradisional hingga budaya. Begitupun dipergunakan sebagai bahan baku modern baik untuk konstruksi ataupun nonkonstruksi, kita bisa lihat sendiri hasil-hasil produksi furniture minimalis yang terbuat dari bambu yang dijual di pasaran.
Daun bambu pun memiliki manfaat di antaranya sebagai pembungkus makanan, bahkan dijadikan obat tradisional untuk penurun panas pada anak karena bambu memiliki zat yang bersifat mendinginkan. Begitupun rembung atau tunas bambu atau juga dikenal dengan trubus bamboo merupakan kuncup bamboo muda yang tumbuh dari dalam tanah,rembung ini berasal dari akar rhizon ataupun buku-bukunya, biasanya rembung dikonsumsi ketika kuncup bambu berumur 1-5 bulan.
Artinya pohon bambu memiliki manfaat ekologi hingga industri, secara ekologi tanaman bambu mempunyai fungsi seperti meningkatkan volume air, air tanah, konservasi lahan, perbaikan lingkungan dan sifat-sifat bambu sebagai bahan bangunan tahan gempa, khususnya daerah yang rawan gempa dan secara industri tanaman bambu sudah banyak digunakan sebagai bahan baku, baik secara tradisional hingga moderen, bahan baku ini merupakan produk atau keseragaman sumber bahan baku industri, mengingat potensi kayu semakin langka, dan ini membutuhkan rehabilitasi yang lama, sementara bambu pada umumnya hanya membutuhkan 4-5 tahun sudah bisa diolah kembali. Salam Lestari, hormat rahayu lan santi. [T]