LENYAPNYA FOTO KELUARGA
ia mengais reruntuhan
rumahnya yang terbakar
tersebab orang-orang suci
melemparkan obor
ke atap rumahnya
seusai lidah api terakhir padam
didapati gambar foto keluarganya kabur
terarsir oleh ekor api
gambar-gambar seakan lari dari pigura
lesap dijilati lidah api
menyisakan kepekatan hitam dalam bingkai
debar dendam berpendar dalam dadanya
menyaksikan kenangan terhapus
tak lagi bisa kembali
(2021)
KENANGAN
ia datang kembali
setelah dua belas putaran bulan
seusai huruhara di tengah kota
menjadikan rumahnya sasaran
pembakaran
ia menenggak brandy
di serambi bekas rumahnya
yang hanya menyisakan
dinding tembok
dan kusen tak utuh bercitra gelap
diteguknya brandy itu
dadanya mengeras
hatinya kini
hangus terbakar
(2021)
MENJAGA RUMAH
: ADF
ia menjaga rumah dengan segenap jiwanya
yang dibagun dari setiap tetesan darah
dari peluh dan kesah
serta dahaga rindu terhadap keluarga
saban pergi berperang
ia ingin menjaga rumahnya
dari serangan hulubalang kekaisaran
berniat menghanguskan rumahnya
akibat dipantik amarah utang piutang
tak jelas juntrungannya
semakin menegangkan, prajurit akan sangat berani
begitu katanya, sembari meruncingkan bambu
mengenggamnya dengan keteguhan batuan cadas
ia percaya tuhan tak akan meninggalkannya
meski seorang diri melawan ratusan orang
baginya, dirinya adalah benteng terakhir
(2021)
ALOY ZENDA MENJAGA KELUARGA
aloy zenda gemar berjalan kaki
mengajak istri dan anaknya
menyusuri jalanan sekitar pasar cakra
tapi ia tak pernah ada di samping mereka
ia berjalan dari seberang jalan
cukup jauh di belakang
mengamati dari pandangan paling aman
jika ada orang ingin berbuat jahat
aloy zenda gemar menebar senyum
ke sembarang orang di jalan
menebar kasih baginya
adalah jala terbaik untuk menangkap para sahabat
aloy zenda tak pernah menghitung kembalian
usai berbelanja di warung pinggir jalan
ia biarkan segala yang tak pernah dimiliki
tetap jadi rahasia
rahasia, sayangnya tak selalu berbaik hati
ia sering kali menginjak tahi kuda cidomo
terserak di jalanan cakra
tiap kali perjalanan hendak diakhiri
akibat mata awasnya hanya tertuju
ke keluargnya di depan sana
(2021)
MENYERAHKAN DIRI
kautangkupkan sangkur di atas meja
bijih amunisi kaubiarkan
tergeletak di laci
senapanmu kau berikan kepada yang kuasa
kau letih sehabis peperagan
puluhan tahun
melawan pemberontak
menjaga negara dan keluarga
kau ingin istirahat dengan tenang
dalam rumah
lewat ciuman dan pelukan
dari anak bungsu
namun, semuanya lenyap
saat keributan di tengah kota
merembet ke pinggiran
tempatmu menetap
kau mengambil sangkur
meruncingkan ujung bambu
tubuhmu yang renta dipaksa
tetap bekerja
(2021)
ROTI DI MEJA KELUARGA
kugigit roti sisa seminggu
jamur-jamur berdiri di pinggiran sisi
mewangikan asam
ke dalam rongga kerongkongan
yang tak pernah dilewati ransum
juga daging berbanderol sembilan puluh ribu
kudapati tubuhku layu
seusai memuntahkan cairan kuning
berisi rhizopus stolonifer
setelah kuambil kudapan itu
di meja makan
keluarga, tak pernah bercengkrama
(2021)
ABU ABADI
para pemberang membakar roti
dan piala di atas altar yang seharusnya suci
pembakaran itu menghasilkan asap paling pekat
menembus atap altar
mengetuk pintu langit
tuan tak berdaya
melihat altarnya dijadikan tempat bakaran
asap hitam itu luruh
menjatuhkan kata kerja ke setiap orang di kota ini
para pemberang melupakan perbuatannya
orang-orang sibuk dengan cicilan dan pekerjaan
sementara abu bekas pembakaran
di altar, melekat abadi
(2021)
____