5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menemukan Cinta, Merasakan Patah Hati, dan Menangisi Kematian

JaswantobyJaswanto
March 12, 2021
inUlasan
Menemukan Cinta, Merasakan Patah Hati, dan Menangisi Kematian

Cinta, patah hati, dan kematian, tiga hal yang melekat dalam diri manusia. Sedangkan manusia merupakan pribadi yang sering mempersoalkan eksistensinya seiring dengan perkembangan zaman. Dalam hal ini, manusia mulai kehilangan pandangan tentang hubungan dengan sesama manusia dan nilai pribadi individu yang cenderung menimpakan kesalah kepada diri sendiri tanpa menghiraukan kesanggupan dan keberadaan potensi diri.

Oleh karena itu, banyak ditemukan manusia yang merasa tak berdaya, tidak mampu atau bahkan tidak bertahan dalam menghadapi suatu problematika kehidupan yang ada. Seni sastra, sebagai salah satu pandangan kehidupan manusia bukan hanya sekadar karya seni estetika yang mampu menyajikan unsur kehidupan secara murni, tulus dan menarik pembaca, tetapi juga merupakan faktor lain yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca, terlebih bagaimana cara seorang mampu keluar dari berbagai persoalan⸺seperti cinta, patah hati, atau kematian⸺yang terlukiskan dalam karya sastra. Melalui karya sastra, pengarang mempunyai misi untuk membentuk pola kepribadian dari masing-masing karakter tokoh dan menjalankan alur penceritaan yang tidak monoton pada satu peristiwa saja.

Beberapa hari yang lalu saya membaca dua antologi cerpen terbitan Mahima. Pertama antologi cerpen Wayan Agus Wiratama (selanjutnya ditulis Bang Agus) yang berjudul Kado Kematian untuk Pacarmu, dan antologi cerpen I Putu Agus Phebi Rosadi (selanjutnya ditulis Bang Phebi) yang berjudul Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan.

Dalam kedua antologi cerpen tersebut, agaknya saya menemukan tiga hal: cinta, patah hati, dan kematian.

Antologi cerpen Kado Kematian untuk Pacarmu dan Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan banyak mengungkapkan seputar perasaan, problematika dan pengalaman kehidupan yang selalu diwarnai oleh penderitaan lahir dan batin. Dua belas cerita dalam KKUP atau sebelas cerita dalam KC2DYD ini berkisah tentang mereka yang hidup dalam suatu dunia, yang barangkali memang tidak dibuat untuk mereka, sehingga tampak aroma kekalutan batin dan gangguan kejiwaan (psikis), seperti mungkin yang dialami setiap orang yang terlanjut lahir meski tidak meminta.

Dalam antologi cerpennya Bang Agus, saya menemukan satu hal gila. Tentu dalam cerpen yang kemudian dipakai untuk judul bukunya, Kado Kematian untuk Pacarmu. Tokoh dalam cerita ini barangkali psikisnya memang sudah terganggu, tidak waras. Tokoh “Aku” dalam cerpen tega membunuh pacar mantan kekasihnya⸺lelaki yang telah merebut pacarnya, katanya⸺dan kemudian membunuh mantannya hanya gara-gara dia cemburu. “… Sehari sebelum pisau itu mendarat tepat di hatinya, kulihat kau di pelabuhan itu makan sate dengan begitu nikmat. Sangat nikmat. Ketika itu, api di dalam diriku terasa menyala. Tubuhku terasa panas dan apabila kau melihat, mataku meraj seperti api yang membakar rumahmu ketika dilenyapkan para pembenci ayahmu.” (hal. 22).

Tetapi siapa yang tahan dengan perasaan patah hati. Seorang Napoleon Bonaparte (1769-1821)⸺negarawan dan kaisar Perancis⸺saja pernah mengatakan: “Aku telah berhasil memenangi banyak peperangan besar. Kemenangan-kemenangan spektakuler yang berhasil kuraih tercatat dalam tinta emas sejarah. Tetapi, aku kalah dan terpuruk di hadapan satu wanita”. Atau Julius Caesar dan Marcus Antonius rela berperang hanya karena sosok Cleopatra. Ada yang bilang, “… bahwa dalam perang dan cinta, semua halal dilakukan”.

Selain cerpen Kado Kematian untuk Pacarmu⸺yang menyeramkan itu⸺, Bang Agus mencoba menghadirkan realitas lain yang dekat dengan kehidupan saya: pembelian lahan oleh pabrik. Ya, dalam cerpen berjudul Karba dan Perahu Biru yang Meninggalkan Istri, seorang Karba yang dengan tegas menolak pabrik. “Tidak! Tidak boleh ada pabrik di kampung kami! Kalau ada yang berani mendirikan pabrik, aku akan menyiapkan banyak orang! Kau pahami kata-kata itu!” (hal.75). Dan dalam cerpen Pada Bagian itu, Yo Terbunuh, Bang Agus melihat realitas sawah yang berubah menjadi bermacan-macam bangunan: perumahan, restoran, hotel, villa, dan perkantoran. Ah, sebenarnya saya ingin mengurai fenomena ini, cuma saya terlalu sentimentil jadi manusia. Tuban, kampung halaman saya itu, lekat sekali dengan hal ini.

Tema cerpen pemuda kelahiran Pengembungan, Gianyar, ini, dekat sekali dengan kita, manusia. Ironi-ironi tentang cinta, patah hati, dan kematian yang tak wajar, seperti bumbu pelengkap dalam kehidupan manusia. Lagi pula siapa manusia yang tak pernah merasakan cinta, patah hati, dan kematian nantinya? Saya pikir tak ada. Ketiga hal tersebut adalah sambal dalam menu pecel lele, atau acar dalam sebungkus martabak telur. Selalu ada, walau kadang tak dinikmati, atau bahkan dicampakkan begitu saja.

Sedangkan dalam antologinya Bang Phebi, walaupun mengusung tema yang hampir sama dengan Bang Agus, akan tetapi perbedaan sudut pandang dan cara penulisan tentunya sangat berbeda. Dalam cerpen Bang Phebi, ada sedikit unsur magis di dalamnya. Seperti dalam cerpen berjudul Cemani, yang bercerita tentang Pustakawan Uban dan seekor kucing bernama Cemani⸺kucing peninggalan istrinya⸺yang dituduh telah menjadi penyebab kematian istrinya. Dalam cerpen berjudul Bolup, yang bercerita tentang sekelompok suku yang memiliki tradisi “primitif”⸺dan menakutkan. Bagaimana mungkin seorang pembunuh harus dibunuh dan kemudian tubuhnya akan dimakan beramai-ramai. Sungguh mengerikan.

Selain magis, Bang Phebi juga menghadirkan kisah-kisah yang jauh dari Bali. Serperti cerpen Bolup, Orkes Stasiun, Perempuan di Distrik Reykjavik, Perempuan dan Senja Kematian. Saya baru menemukan Bali ketika membaca cerpen Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan⸺cerpen yang mengisahkan Masula-Masuli yang konon adalah bayi kembar buncing anak raja Bali Kuno. Dalam cerpen ini Bang Phebi menyampaikan satu kepercayaan Bali Kuno⸺kepercayaan tentang bayi kembar buncing yang lahir dari golongan biasa akan dikenakan sanksi karena membawa nasib buruk. Dan dalam cerpen Wayang Warisan Jero Dalang. Tetapi hampir semua cerpen yang termuat dalam antologi Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan ini mistis-magisnya. Saat membacanya saya seperti berada di dunia lain atau seperti mendengarkan siaran “JIMAT: Sajian Malam Jumat” di radio Istana 95 FM. Saya membayangkan setiap kejadian mistis dalam cerpen-cerpen Bang Phebi.

Terlepas dari itu semua, kedua antologi ini membahas tiga hal: cinta, patah hati, dan kematian⸺ tiga hal yang melekat dalam diri manusia. Saya selesai membaca kedua buku antologi ini, setelah kekasih saya memutuskan untuk berhenti mencintai saya. Saya patah hati, dan riskan sebenarnya untuk membaca buku yang tak jauh dari cinta, patah hati, dan kematian. Tetapi tenang, saya tak akan melakukan apa-apa setelah membaca kedua antologi ini kecuali menulis ulasan yang sedang Anda baca saat ini.

  • Artikel ini disampaikan dalam acara Mahima March March March di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Selasa 9 Maret 2021.

Tags: BukuCerpenresensi buku
Previous Post

Sekilas Ekofeminisme

Next Post

Menyepi dalam Krisis

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Menyepi dalam Krisis

Menyepi dalam Krisis

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co