5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Puisi-puisi Eny Sukreni | Lima Macam Kecemasan

Eny SukrenibyEny Sukreni
March 6, 2021
inPuisi
Puisi-puisi Eny Sukreni | Lima Macam Kecemasan

Ilustrasi: salah satu karya dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, 7 Mei 2018


MALAM PEGADANGAN


dari penggalan bulan utuh

nelayan bagai tempayan mengapung pelan

saat malam pegadangan di pelabuhan

debu tak tampak namun terasa di kulit

sampai pamit ampas kopi pahit


bak bintangbintang, lampu di pulau itu

redup lalu hilang di ujung perahu

cahayanya mati terganti matahari

yang mulai mendaki pagi

para nelayan kembali

dan bulan telah mati


DI PURA AKU BERMALAM


serupa ruang berdawai

tembang yang tak putusputus

tarian gunung yang khusyuk

wangi dupa turgas menggasab hening,

di pura aku bermalam


kecemasan jadi anggun

seiring asap yang mengatup ke langit

menembus taman kembang surya

pucuk daun maja memercik ubunubun,

malam masih bersila


air dan bunga

menadah kesejukan musim

keloneng genta

meliukliuk angklung

kehangatan menarinari

di tubuh yang berselendang


MATAHARI SELAHAN


kami seperti menjumpai matahari

setelah menguntit cabangcabang kelakar

yang memalamkan kesadaran

menyisakan cahaya datang seuntal


selalu kami terkenang nyanyi burung sunyi

pasir putih yang terlepas sebutirsebutir di kaki

seperti merelakan kepergian matahari

yang lama kami semaikan menjadi sebuah lahan

dan suara ombak memecah di gerak dahandahan


kami bercakap di sisi pesisir tanpa lampu

dan suara kami lenting di bilikbilik tak  dihuni

seorang kawan berduka sendiri dalam kamar

sebab kekasihnya telah memadamkan lentera


selalu kami terkenang nyanyi burung sunyi

pasir putih yang terlepas sebutirsebutir di kaki

memecahmecah mimpi kami

tentang tempat yang tak sempat diterangi matahari


GILI MENO SUATU PAGI


dari balik pintu kaca, sebuah perahu menyendiri

seperti aku yang kerap terbangun lebih dulu

menuruni anak tangga ini

merasa kembali tertidur dan bermimpi

laut mengibas dingin ke bawah kulit

menyeret langkah ke bibir pantai

dimana belum tampak tapak kaki tercetak


seseorang berdiam saja memandang laut

tak seperti aku yang berputarputar

berlarian mencetak sebanyak mungkin tapak kaki

sebab pagi ini kumiliki hanya sehari


sekawanan perkutut

mencari guguran semut dari pohon di atas pasir

lalu terbang ketika aku mendekat

seperti ingatan, kerap menggetus langkah ke belakang

manakala dahandahan tirus dijerat angin


dari balik pintu kaca, laut menatap sayu

saat berkemas, kelambu masih seputih pasir

keran yang macet di kamar mandi,

seperti membiarkan kepergianku

kembali menuruni anak tangga ini

menuju perahu yang siap mengantar pulang


DARADARA GILI


daradara gili, bertiga di jalan sepi

kata seorang yang kerap lintas di rawa

senjakala mereka menyimpul janji

sembari menyimak gemericit burung

di pucukpucuk bakau

sebelum petang mengaji


di muka pintu rumah lumbung

seorang dara mematutmatut gaun selutut

suara perkutut kembali meretas perasaan kalut

menyamarkan sedikit gores yang belum sempat dibalut


daradara gili, memanaskan kuali

menggelar baki di sebuah resepsi

api biru di hati mereka, tak berasap

mencubitcubit hangat percakapan di bawah terop

dan pandang berlompatan ke arah tawa para wali

yang berarusarus serupa kali


daradara gili, bertiga di jalan sepi

menunggui pesanpesan tak berkaki

tak ada angin di bakaubakau

daudaunnya merunduk sepi

seperti karang yang diamdiam mengawini ombak

dan melarikan pagi


LIMA MACAM KECEMASAN


adalah bintang, menjatuhkan lima macam kecemasan

hujan yang tak turunturun, musim dingin yang pikun

perantau yang ditinggalkan kotanya, nelayan tak mendapat ikan

dan seekor kadal mengutuk diri di tengah jalan


yang bergugus di langit cuma bayang lampulampu


mana terik mana api, rindu berderak di sumur tanpa air,

tinggal di pori, ngalir setetes di jalan kota,

pohon listrik berdahan keramik

daunnya tanah yang dibakar

pada sawah yang basah hilang tanaman


di langitlangit, bintang panas siang hari

sebab di luar ada gemuruh, pejalan kaki kehilangan teduh

yang rindang telah wafat, tinggal pijak yang tersisa sejengkal

banjirlah ia dalam terik hujan


PENGASONG


seakan yang mengetuk pintu adalah laut

tidur telah diusaikan embun bercampur pasir

juga ombak belum jelas kerdipnya

perahu yang diam bagai dilukis subuh

pengasong itu mengalungkan kulitkulit keong

bermata tulang


dermaga menunggu embun tiris

perahu menantikan nakhoda

dan blanket yang terlipat di tangan

kehilangan dingin

mereka kerap ditinggalkan pagi

____

BACA PUISI LAIN

Tags: Puisi
Previous Post

Harga | Cerpen Geg Ary Suharsani

Next Post

KLB Penyakit, KLB Politik, Sama Saja

Eny Sukreni

Eny Sukreni

Lahir di Pemenang, Lombok Utara, 24 Agustus 1987. Menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni STKIP (kini Universitas) Hamzanwadi. Puisi-puisinya antara lain terbit di surat kabar Media Indonesia, Indo Pos, Riau Pos, Banjarmasin Pos, Sumut Pos dan Suara NTB, selain juga tersimpan dalam beberapa buku antologi bersama.

Next Post
Hal-hal Lucu Saat Wabah Covid-19

KLB Penyakit, KLB Politik, Sama Saja

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co