29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

HUT Kota Denpasar | Dari Mana Dapat Angka 27 Februari?

Wayan SumahardikabyWayan Sumahardika
February 27, 2021
inEsai
HUT Kota Denpasar | Dari Mana Dapat Angka 27 Februari?

Ilustrasi tatkala.co [Iamnik]

Perayaan ulang tahun sebuah kota tak bisa dilepaskan dari sejarah yang hadir di baliknya. Demikian pula dengan perayaan ulang tahun kota Denpasar. Dalam Perda Kota Denpasar Nomor 10 Tahun 2012, disebutkan hari jadi kota Denpasar ditetapkan pada tanggal 27 Februari 1788. Itu berarti, pada 27 Februari 2021, Kota Denpasar berusia 233 tahun. Dalam rentang waktu dua abad lebih ini, apa saja perubahan yang terjadi pada Kota Denpasar? Bagaimana kelahirannya? Mengapa tanggal 27 Februari yang ditetapkan sebagai tanggal kelahirannya kota Denpasar? Apa sebenarnya yang terjadi pada tanggal tersebut?

Jika bisa pergi ke masa lalu, tepat pada 27 Februari 1788, tentu kita akan menemukan kebenaran di baliknya. Sayangnya, manusia tak bisa memutar waktu. Ia hanya bisa mengira-ngira lewat arsip dan catatan sejarah. Sementara jika merujuk pada arsip dan catatan sejarah tahun 1788, tak ada keterangan yang menyebutkan 27 Februari sebagai kelahiran Kota Denpasar. Logikanya, bagaimana Denpasar bisa disebut kota apabila pada tahun tersebut, Pulau Bali masih berbentuk kerajaan?

Dalam konteks ini, perlu kiranya memulai pembacaan Denpasar dari sejarah perang kerajaan Badung tahun 1779, yang mana pada tahun tersebut wilayah kekuasaan Puri Satria berhasil diambil alih oleh I Gusti Ngurah Made. Menurut tulisan ‘Menelusuri Sejarah Kota Denpasar’ oleh sejarawan A.A Bagus Wirawan, sejak tahun itu pula I Gusti Ngurah Made diakui oleh rakyat Badung sebagai seorang raja. Karena Puri Satria sebagai pusat pemerintahan telah rusak dan hancur akibat perang yang terjadi, I Gusti Ngurah Made sebagai Raja Badung kemudian memutuskan untuk mendirikan keraton baru. Adapun lokasi keraton baru ini, terletak di sebelah selatan Puri Satria. Di sana terdapat sebuah taman bernama Taman Denpasar karena berada di sebelah utara pasar (lerpasar; denpasar).

Keraton inilah yang kemudian diberi nama Puri Denpasar. Keraton yang selesai dibangun pada tahun 1788 ini terbentang kokoh menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Badung selama 118 tahun. Hingga pada 1906, terjadi perang Puputan Badung. Raja dan pengikut Puri Denpasar serta segenap puri lainnya bersatu melawan Belanda melakukan puputan. Pasca Puputan Badung, Belanda pun berhasil menguasai wilayah Kerajaan Badung. Denpasar yang semula sebagai keraton tradisional ibukota Kerajaan Badung, ditata ulang oleh Belanda, dijadikan sebagai sebuah ibukota modern. Ibukota Denpasar kala itu menjadi tempat pusat pemerintahan daerah afdeling (setingkat kabupaten pada masa itu) Bali Selatan. Adapun Afdeling Bali Selatan tercatat membawahi lima onderafdeling (setingkat kawedanan—di bawah kabupaten, di atas kecamatan), yakni Karangasem, Klungkung, Gianyar, Tabanan, dan Badung.

Setelah proklamasi kemerdekaan, Bali masuk dalam bagian Provinsi Sunda Kecil dengan wilayah meliputi, Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, Pulau  Flores, Pulau  Alor, Pulau Sumba, dan Pulau Timor. Provinsi Sunda Kecil beribu kota di Singaraja. Sementara Denpasar menjadi pusat pemerintahan Wilayah Daerah Bali. Hal ini berlangsung sampai 1958. Pada tahun 1958 pemerintah kemudian memberlakukan Undang-undang  Nomor  64 tahun  1958  yang membuat Nusa Tenggara terbagi jadi tiga daerah Swatantra Tingkat I, yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Singaraja  secara  resmi menjadi ibu kota Provinsi Daerah Tingkat I Bali. Provinsi Daerah Tingkat I Bali sendiri dibagi lagi menjadi delapan Daerah Swatantra Tingkat II, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, dan Buleleng. Denpasar pada masa ini menjadi ibukota Daerah Swatantra II Badung.

Dalam tulisan IDG Palguna berjudul ‘Kapan Hari Jadi Kota Denpasar’, dapat dibaca kemudian perkembangan Denpasar berdasar pada Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tanggal 23 Juni 1960, No. 52/2/36-B6, yang memutuskan bahwa Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Daerah Tingkat I. Artinya, pada tahun inilah Denpasar resmi menjadi ibukota Provinsi Daerah  Tingkat I (Provinsi  Bali). Adapun alasan pusat pemerintahan dari Singaraja ke Denpasar sampai saat ini masih menjadi misteri. Dalam konteks ini, yang menarik untuk dicermati pula adalah selain menjadi Dati I Bali, Denpasar juga menjadi ibukota Daswati II Badung yang kemudian menjadi Daerah Tingkat II Badung.

Infografik tatkala.co [Iamnik]

Pada tanggal 27 Juni 1974, diterbitkan SK Gubernur Kepala Dati I Bali atas usul Pemerintah Kabupaten Dati II Badung untuk menjadikan Denpasar menjadi kota administratif. Kemudian pada tanggal 5 Maret 1977, Bupati Kepala Dati II Badung mengirim usulan kepada Gubernur Kepala Dati I Bali untuk diteruskan kepada Menteri Dalam Negeri RI di Jakarta. Atas dasar usulan itulah kemudian terbit Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1978 tentang pembentukan Kota Administratif Denpasar. Setelahnya, pada tanggal 28 Agustus 1978, Menteri Dalam Negeri RI meresmikan Denpasar menjadi Kota Administratif.

Pada tahun 1992, kota Administratif Denpasar kemudian “ditingkatkan statusnya” menjadi  Kota Madya Daerah Tingkat II Denpasar berdasarkan UU No.1/1992 pada tanggal 27 Pebruari 1992. Dalam tulisannya, Palguna juga menjelaskan bahwa secara substansial-konseptual, hal ini merupakan bagian dari implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pemerintahan Di Daerah yang menerapkan konsepsi otonomi menumbuhkan asas desensentraliasi (penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada daerah) dengan dekonsentrasi (perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah).

Secara sederhananya hal ini dapat dilihat dari “status ganda” daerah otonom maupun yang memimpin daerah otonom Kota Madya Daerah Tingkat II Denpasar.  Kota Madya adalah pengejawantahan asas desentralisasi, sedangkan Daerah Tingkat II adalah pengejawantahan asas dekonsentrasi. Lalu yang memimpin disebut Walikota Kepala Daerah Tingkat II Denpasar. Walikota mengejawantahkan kepala daerah otonom (wakil daerah), sedangkan Kepala Daerah Tingkat II mengejawantahkan wakil pemerintah pusat di daerah (dekonsentrasi).

Tak sampai disana, tujuh tahun setelah diresmikannya sebagai Kota Madya Daerah Tingkat II, Denpasar kembali mengalami perubahan. Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Kota Madya Daerah Tingkat II Denpasar berubah lagi statusnya menjadi (daerah otonom) Kota Denpasar. Hal ini membuat Denpasar menjadi daerah otonom yang hampir dalam keseluruhan pelaksanaan fungsi pemerintahannya didasarkan pada asas desentralisasi dan secara struktural tidak merupakan “bawahan” provinsi.

Kembali pada soal hari jadi Kota Denpasar pada tanggal 27 Februari 1788, menurut A.A Bagus Wirawan, berdasar pada fakta sejarah yang ditemukan, ada dua yang bisa dijadikan bahan pertimbangan menyusun hari kelahiran Denpasar. Pertama adalah tahun 1788 yang merupakan berdirinya Puri Denpasar sebagai ibukota Kerajaan Badung yang berdaulat dan otonom. Yang kedua adalah 27 Februari 1992 sebagai tanggal diresmikannya Kota Denpasar yang berdiri secara otonom dan modern. Artinya, 27 Februari 1788 ini merupakan gabungan dari kedua momen sejarah panjang pada Kota Denpasar yang berawal mula dari kota keraton tradisional Puri Denpasar sampai diresmikan menjadi kota otonom dan modern oleh Menteri Dalam Negeri RI.

Hal ini telah diuji dan diverifikasi yang dilakukan lewat seminar pada 19 September 2012 oleh tim peneliti yang dibentuk atas kerjasama Pemerintah Kota Denpasar dengan Universitas Udayana. Hari jadi inilah yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 10 Tahun 2012 di Denpasar, 12 Desember 2012 oleh Walikota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra. [T]

Tags: Kota Denpasarsejarah
Previous Post

Hilangnya Peran Notaris Dalam Pendirian PT UMKM

Next Post

Puisi I Made Suantha | Pada Bahagian Lain (Suatu Ketika) Tanpa Hari di Musim Kupukupu

Wayan Sumahardika

Wayan Sumahardika

Sutradara Teater Kalangan (dulu bernama Teater Tebu Tuh). Bergaul dan mengikuti proses menulis di Komunitas Mahima dan kini tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Pasca Sarjana Undiksha, Singaraja.

Next Post
Puisi I Made Suantha | Pada Bahagian Lain (Suatu Ketika) Tanpa Hari di Musim Kupukupu

Puisi I Made Suantha | Pada Bahagian Lain (Suatu Ketika) Tanpa Hari di Musim Kupukupu

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co