Sika Gallery mengakhiri tahun 2020 dengan nafas baru dengan menghadirkan sebuah pameran kolektif yang dijadikan sebagai landasan awal, baik untuk pembacaan perkembangan seni rupa Bali dan juga untuk menjembatani langkah perjalanan Sika Gallery yang sebelumnya dengan perjalanan yang dijejakkan dalam lembaran barunya.

Pameran Seni Rupa “12”
Di akhir pekan ini, tepatnya 12 Desember, 2020, Sika Gallery menyajikan pameran kolektif yang mengangkat seni rupa dua dimensi hasil dari eksplorasi artistik dua belas seniman berbagai generasi yang tinggal dan berkarya di Bali.
Seniman peserta Pameran “12” adalah Moniarta, Andre Yoga, Wayan Suja, Devy Ferdianto, Agus Sumiantara, Agung ‘Agugn’ Prabowo, NPAAW, Made Djirna, Agus Saputra, Satria Nugraha, Dewa Made Johana, dan Ida Bagus Putu Purwa.
Karya-karya yang dipamerkan membahas dialog para seniman peserta dengan pengaruh lingkungan sekitarnya yang meliputi jejak rekam masa lalu yang meliputi berbagai nilai adat, budaya, spiritual, dan sejarah, serta juga pengalaman, kemajuan dan perubahan sosial, politik, teknologi, tata cara dan lainnya yang dialaminya sekarang ini.
Pada permukaan lainnya, pameran seni rupa “12” ini mengajak kita untuk membahas hal-hal tersebut lewat pengolahan rupa dua dimensi yang meliputi media lukis dan printmaking dengan bermacam pendekatan gaya dan teknis dari masing-masing senimannya.
I Made Aswino Aji, yang kini memegang peran kepala dari pengelolaan Sika Gallery, menyampaikan, tahun ini, pameran 12 difokuskan pada dua jenis eksplorasi karya dua dimensi, yaitu lukisan dan printmaking, yang dibuat oleh berbagai seniman yang tinggal dan berkarya di Bali. “Artinya ini merupakan usaha langkah kecil awal untuk menawarkan pembacaan atribusi perkembangan seni rupa yang terjadi di Bali yang di mana terkonstruksi oleh berbagai senimannya (keturunan Bali dan yang diluarnya),” katanya.
Aswino Aji, sebagaimana ia dikenal, lanjut menjelaskan maksud dari pameran yang betajuk “12” tersebut. Menurutnya, angka 12 ini tidak hanya mewakili jumlah seniman yang berpartisipasi, tetapi juga menggambarkan perkembangan seni rupa yang hadir setiap tahunnya di Bali. “Anggaplah setiap bulan itu ada satu seniman yang karya-karyanya menggambarkan perubahan seni rupa Bali dan dengan pemilihan 12 seniman, kita mempresentasikan karya mereka di akhir tahun untuk mewakili perkembangan seni rupa dan seniman Bali. Jadinya pameran ini menampilkan karya-karya dari 12 seniman, dimulai pada tanggal 12, bulan 12.”
Dengan kondisi pandemi yang sedang berlangsung, pameran ini tidak akan mengadakan acara resepsi pembukaan pameran sebagaimana biasanya. “Melihat kondisi saat ini, Sika Gallery menghindari keramaian dan kerumunan masa. Tapi pengunjung tetap masih dapat datang untuk melihat karya-karya dari pameran dengan terlebih dahulu membuat janji dengan manajemen,” ujar Aswino Aji.
Sika Gallery akan buka setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga pukul 6 sore. Pengunjung dapat menghubungi manjemen di nomor telefon (0361) 975 084 atau lewat pesan di akun SIARAN PERS medsos Instragram Sika Gallery (@sikagallery).
Pameran “12” berlangsung selama kurang lebih satu bulan, mulai dari 12 Desember, 2020 hingga 14 Januari, 2021.

Bukan Restart tapi Melanjutkan
Pameran “12” di akhir tahun ini bukan lah penanda Sika Gallery sedang memulai dari awal kembali, namun pergerakan-pergerakan yang dilakukannya sekarang ini dan ke depannya adalah melanjutkan apa yang sudah dibentuk di masa sebelumnya.
Aswino Aji, putra dari I Wayan Sika (alm), kini melanjutkan upaya yang telah digagas dan dirumuskan oleh almarhum ayahnya. “Dengan manajemen baru ini, kami berupaya melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh bapak melalui perjalanan Sika Gallery selama bertahun-tahun dengan memadukannya dengan perkembangan yang ada di hari-hari ini dan berbagai tantangan yang ada ke depan,” katanya.
Ia juga menambahkan, apa yang dia lakukan sedikit perubahan bentuk ruang dan juga mengganti serta menambahkan beberapa fasilitas penunjang ruang pameran Sika Gallery seperti pergantian lampu, penambahan panel, dan ada juga ruang-ruang baru lainnya seperti studio printmaking.
Saat ini Sika Gallery hadir dengan palet netral untuk memberikan corak yang bersih agar bermacam karya seni rupa dapat menonjol secara individu dan bagi berbagai seniman untuk menggali bermacam wacana secara bersama melalui karya masing-masing.
Aswino Aji melihat perubahan yang dilakukan sekarang ini, baik wajah dan bentuk ruang pameran dan program-program serta pengelolaannya, merupakan upaya mengimbangi tantangan-tantangan baru dalam perkembangan seni dan ragam wacananya, serta cara Sika Gallery mendorong dirinya untuk terus menjadi lebih baik sebagai wadah bagi seniman-seniman untuk maju bersama secara kolektif. [T] [*]
––––––––––––––––––––––––