30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hantu Kotak Kosong

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
December 8, 2020
inEsai
Hantu Kotak Kosong

Made Adnyana Ole [Ilustrasi Nana Partha]

Segerombolan pencuri bermobil suatu malam di masa pandemi melakukan aksi heroik. Mereka membongkar sebuah toko kelontong. Setelah susah-payah merusak gembok, mereka sukses masuk ke dalam toko. Satu orang bergerak cepat menggotong kotak besi di sudut toko. Kotak dibawa keluar, masuk mobil, lalu meluncur ke markas. Di markas, kotak besi dibuka paksa, ternyata isinya kosong. “Sial, ini kotak kosong!” pekik mereka.

Pelajaran yang bisa dipetik dari cerita fiktif itu adalah: Jangan sekali-sekali mencuri di masa pandemi jika tak ingin mendapatkan kotak kosong. Kotak kosong di masa pandemi memang sedang naik daun, termasuk kotak kosong di tempat-tempat usaha. Tak peduli usaha besar atau usaha kecil dan menengah.

Seorang penjual bubur di sore hari hampir selalu bersungut-sungut ketika menutup warung. Buburnya habis, tapi kotak tempat menyimpan uang selalu saja kosong sebelum warung benar-benar tutup. Pembeli masih ada, uang sesungguhnya sudah sempat masuk kotak, tapi selalu dirogoh kembali untuk bayar cicilan barang yang dibutuhkan selama masa pandemi. Dan sungguh aneh, barang yang dibutuhkan saat pandemi justru barang yang termasuk mewah bagi kantongnya yang primer. Salah satunya adalah laptop. Tiga anaknya harus belajar online, dan laptop adalah salah satu perangkat yang mewah.

Dari ajang Pilkada serentak 2020 yang tetap akan berlangsung di masa pandemi ini lamat-lamat terdengar juga kabar dengan tema kotak kosong. Komisi Pemilihan Umum Indonesia (KPU) mencatat, pada Pilkada Serentak 2020 ini terdapat 25 daerah yang menyelenggarakan Pilkada dengan hanya satu pasang calon, salah satunya ada di Bali. Karena hanya ada satu pasang calon, sesuai peraturan yang terus diatur-atur agar teratur, maka pasangan itu harus melawan kotak kosong.  

Bukan kotak kosong karena tak isi duit, sebagaimana pemilik warung bubur di masa pandemi. Dalam pilkada, kotak kosong yang dimaksud adalah kotak tanpa isi nama calon kepala daerah. Kenapa bisa begitu? Ya, bisa saja. Ada seorang calon amat sakti, wikan dan wisesa, tak mendapatkan lawan tanding dalam pertandingan politik. Tak jelas, apakah memang tak ada yang berani melawan karena calon satu ini memang amat sakti, atau semua lawan sedang sibuk berdagang, misalnya sibuk berdagang “kayu papan”, “palu”, “paku”, dan “alat-alat lain”. Eh, untuk apa berjualan bahan-bahan kerja semacam itu? Ya, untuk membuat “kotak kosong”.

Meski sakti, sesungguhnya banyak kabar menyebutkan pada pilkada-pilkada sebelumnya banyak calon kepala daerah bisa kalah juga oleh kotak kosong. Saya punya teman seorang kepala desa alias perbekel yang sukses di Bali Utara. Kisah suksesnya tak perlu dikata lagi. Pada periode pertama ia sukses membangun desa, bukan hanya secara politik, melainkan juga secara ekonomi. Desanya banyak didatangi pengurus desa dari luar Bali untuk melihat langsung bagaimana warga desa itu bergerak ke masa modern tanpa menghilangkan jati diri sebagai warga desa yang ulet, warga desa yang menggarap potensi-potensi yang memang ada di desa itu. Sebagai perbekel, teman saya itu diundang ke mana-mana, terutama bicara soal Badan Usaha Milik Desa alias Bumdes, sebuah lembaga desa yang dikelola secara professional.

Syahdan, ia dicalonkan kembali sebagai kepala desa pada periode kedua. Karena tak ada yang berani melawan, akhirnya ia melawan kotak kosong. Dan teman saya itu menjadi cemas. Ia cemas karena kotak kosong bisa saja membuatnya menjadi malu. Kotak kosong bisa saja akan membuat seorang perbekel yang sukses membangun desa di periode pertama diberitakan kalah pda pemilihan pada periode kedua. Sialnya, ia kalah oleh kotak koosong.

Saya heran. Apa yang dicemaskan oleh teman saya? Ternyata ia cemas oleh politik yang tak serius, politik main-main. Orang-orang desa dikenal suka bermain, bahkan dalam dunia yang serius. Jangan-jangan ada banyak orang yang iseng memilih kotak kosong, lalu keisengan itu menular kepada banyak orang, lalu banyak orang mencoba-coba memilih kotak kosong, sekali lagi, hanya untuk main-main. Mungkin ada yang berpikir serius dalam permainan politik, misalnya ada yang dengan serius melakukan keisengan untuk menciptakan sejarah: “Biar pernah saja kotak kosong menang di desa kita”.

Syukurlah kecemasan teman saya itu tak terbukti. Ia menang di periode kedua dengan gemilang. Dan ia kembali membangun desa hingga sekarang.  Tapi, ngomong-ngomong, kecemasan perbekel yang sukses itu setidaknya punya alasan yang masuk akal di tengah situasi politik yang kadang-kadang tak masuk akal.

Kotak kosong, meski tak punya juru kampanye, tampaknya bisa sakti juga. Mungkin karena tak berisi nama calon, tak punya partai, tak punya juru kampanye, dan tak punya akun di sosial media, kotak kosong bisa dijadikan mainan. Misalnya jadi mainan iseng-iseng bagi orang-orang yang putus asa. Dan di masa pandemi ini, mungkin, mungkin saja, banyak orang masuk pada taraf putus asa, sehingga kotak kosong bisa jadi mainan berharga. Seperti kotak kulkas yang jadi mainan anak-anak di halaman.

“Coba iseng-iseng coblos kotak kosong, siapa tahu dunia berubah,” kata seorang teman. Ia bersiap ikut pilkada. Teman itu tak punya tujuan, tak punya maksud apa-apa. Hanya iseng-iseng. Coba-coba. Tapi, pada situasi yang tak pasti di musim pandemi ini, jangan-jangan banyak orang punya niat untuk iseng. Banyak orang punya niat coba-coba. Alasannya mungkin terkesan main-main; “Serius-serius, akhirnya toh begitu-begitu saja”.

Maka, jangan remehkan kotak kosong. Kosong berisi, isi itu kosong, begitulah kata orang bijaksana. Ini misal, lho, misal. Jika kotak kosong nanti menang, jangan kecewa. Anggap itu sejarah yang akan jadi pelajaran di masa lalu bahwa politik bisa berubah tanpa bisa ditebak. Jika kotak kosong kalah, jangan juga merasa jumawa. Wong cuma kotak kosong, tidak bisa melawan, ya memang gampang untuk kalah. Habis pilkada, buang kotak kosong itu, karena memang tak akan harganya lagi untuk dilawan.

Tapi di luar pilkada, rakyat sepertinya akan terus melawan kotak kosong. Pedagang bubur, pemilik toko kelontong di los pasar tradisional, atau petani sayur, sepertinya susah menang melawan kotak kosong.  Jika kotak diisi sebentar saja, isinya bisa dengan cepat menguap. Anak-anak minta kuota, minta HP, minta laptop, karena barang-barang yang dulu terkesan mewah itu kini sudah jadi kebutuhan mendasar.

Dengan begitu, ada atau tidak ada pilkada, pada saat pilkada atau pada saat pilkada berlalu, kotak kosong bisa akan selalu jadi hantu. Sebentar-sebentar isi, sebentar-sebentar puyung sing misi buyung. [T]

*Dengan sedikit variasi, esai ini pernah dimuat pada kolom Lolohin Malu di koran Bali Express (Jawa Pos Group) edisi cetak

Previous Post

Jayaprana & Layonsari || Sebuah Refleksi Masa Kini

Next Post

Gitaris Muda, Gitar Ibanez, dan Dangdut

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Gitaris Muda, Gitar Ibanez, dan Dangdut

Gitaris Muda, Gitar Ibanez, dan Dangdut

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co