30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kekerasan dan Kesehatan Jiwa Masyarakat Bali

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJbydr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ
October 30, 2020
inEsai
Ketidakpastian Pandemi: Dukungan Psikososial Vs Teori Konspirasi

Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha

Beberapa hari terakhir di Bali masyarakat ditunjukkan fenomena-fenomena kekerasan dan agresivitas yang terjadi, dengan aksi dan reaksi yang beragam. Dari sejak demonstrasi yang mengarah pada kekerasan beberapa pekan lalu dan belum pernah terjadi di Bali sebelumnya.

Aksi demonstrasi tersebut disertai aksi pelemparan yang dibalas tindakan tegas aparat pengamanan sebagai respon atas apa yang dilakukan pendemo. Hal itu ditunjukkan secara langsung di video-video atau gambar-gambar di media sosial.

Sebelumnya, banyak juga kita baca tentang kriminalitas yang terjadi beberapa bulan terakhir di masa pandemi yang lebih sering terjadi bila dibandingkan masa sebelum pandemi. Keadaan terkini, beberapa hari yang lalu ada tindakan pemukulan terhadap anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali yang dipicu oleh kontroversi ujaran-ujaran yang menurut sejumlah masyarakat Bali adalah penghinaan dan kebencian.

Dan terjadilah respon seperti kita saksikan dalam video yang banyak tersebar di media massa, dengan tanggapan beragam. Ada yang mengecam secara halus, ada juga yang mengecam dengan cara yang cukup keras, dengan kata-kata berupa kebencian. Ada juga yang cukup unik, justru merayakan kekerasan itu sebagai hal yang lucu.

Saya tentu tidak akan mengupas bagaimana latar belakang hal tersebut secara sosial karena tidak mempunyai kompetensi di bidang ilmu sosial. Tetapi, saya ingin mengupasnya dari sudut kesehatan mental karena latar belakang saya adalah profesional di bidang kesehatan mental.

Sebenarnya apa yang terjadi dalam otak kita ketika ada perilaku agresif atau violence (kekerasan)? Sebenarnya ada dua regulasi yang terjadi di dalam otak kita yang mempengaruhi tindakan agresif atau kekerasan. Yang pertama adalah mekanisme top down atau sesuatu yang mengatur otak kita untuk bisa menenteramkan atau mencegah terjadinya kekerasan.

Bagian otak yang bertanggung jawab terhadap top down dan agresivitas adalah bagian frontal, utamanya korteks orbito frontal. Di sini kita menggunakan kemampuan dalam hal merencanakan, mengatur respon kita terhadap suatu emosi primer,misalnya sedih, lelah, capek, frustrasi, kesal dan sebagainya.

Ada juga zat-zat kimia yang berpengaruh pada regulasi ini, misalnya serotonin dan dopamine. Pada serotonin yang rendah pada otak kita, atau peningkatan dopamine pada bagian otak ini akan membuat seseorang mudah marah, melakukan kekerasan, dan tidak ada kendali pada emosinya.

Mekanisme kedua dalam otak kita yang bertangggung jawab terhadap terjadinya agresivitas adalah mekanisme drive up atau sesuatu yang menyebabkan dan menimbulkan terjadinya kekerasan yaitu bagian otak di limbik sistem, utamanya adalah amigdala dan insula.

Bagian otak ini berpengaruh dalam hal ambang frustrasi, kecemasan dan sebagainya. Ketika bagian ini terlalu sensitif, yang berhubungan dengan kadar zat kimia Gamma Amino Butiric  Acid (GABBA) yang rendah maka maka akan terjadi luapan emosi dan rasa frustasi yang tidak tertahankan.

Jadi sebenarnya rasa marah dan kekerasan bukanlah sesuatu yang otomatis terjadi, tetapi ada kaitannya dengan keadaan-keadaaan keseimbangan zat kimia di dalam otak. Lalu apa yang menyebabkan terjadinya perubahan di dalam otak kita? Beberapa hal terkait dengan hal itu misalnya paparan berita kekerasan.

Semakin sering seseorang terpapar; membaca, melihat, atau menonton suatu kekerasan di masyarakat, apalagi dibiarkan, artinya yang melakukan hal tersebut tidak mendapat konsekuensi, misalnya para pejabat yang melakukan kekerasan namun perkaranya tidak dimasukkan dalam proses hukum entah karena berbagai sebab.

Hal lainnya, tayangan-tayangan kekerasan di televisi; perusakan, pemukulan apalagi tayangan itu dilakukan secara berulang tanpa penjelasan yang tepat dari berbagai bidang, itu justru akan memberikan perubahan di dalam otak kita menjadi lebih agresif. Selain paparan informasi dan tayangan, ujaran-ujaran kebencian  terutama di media sosial itu juga akan memberikan learning theory kepada otak kita, bahwa hal-hal itu adalah sah untuk dilakukan.

Kemudian ada juga tipikal-tipikal sesuatu hal yang menciptakan kekerasan dalam masyarakat yaitu ucapan-ucapan yang menyinggung suatu kepercayaan atau sesuatu yang sangat diyakini masyarakat. Menyinggung harga diri adalah hal yang sangat mudah memicu terjadinya kekerasan.

Makin sempitnya ruang-ruang dialog yang matang sebagai orang dewasa dimana dialog bukan hanya menjadi tontonan ataupun menambah pencitraan tetapi memang untuk saling bisa memahami. Ketika ruang-ruang seperti ini makin berkurang, tentu saja akan juga memicu terjadinya kekerasan. Penting sekali bagaimana ruang dialog bukan hanya sebuah action, sebuah pencitraan, sebuah pembenaran, ataupun sebuah klarifikasi dari ucapan-ucapan yang bertentangan satu sama lain.

Ketika ruang dialog hanya menjadi panggung sandiwara, itu juga akan menciptakan suasana psikologi masyarakat makin agresif. Juga, riwayat kekerasan yang terjadi di masa lalu pada seseorang atau sebuah komunitas masyarakat juga sangat berpengaruh.

Dalam konteks Bali, tentu kita masih ingat kekerasan terjadi secara masif di tahun 1965-1966 ketika konflik antar warga, pemberantasan orang-orang yang dituduh berafiliasi dengan Partai Komunitas Indonesia (PKI)  yang berujung pada pembunuhan massal tanpa proses peradilan dan hukum sangat membekas di ingatan masyarakat Bali.

Selain itu, kekerasan juga bisa dipicu oleh kondisi-kondisi gangguan kejiwaan, misalnya pengaruh narkotika dan psikotropika pada otak kita. Penyalahgunaan narkoba juga sangat mempengaruhi ambang frustasi dan kendali terhadap agresivitas kita.

Faktor lain yang mempengaruhi agresivitas adalah stres yang terjadi di masyarakat apakah karena masalah ekonomi, masalah sosial terutama himpitan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kerentanan menjadi agresif dan mudah marah.

Termasuk juga gangguan-gangguan kesehatan mental lainnya, misalnya psikotik dan depresi ataupun kekerasan yang terjadi pada masa remaja. Kondisi-kondisi seperti Conduct Disorder, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif yang tidak tertangani itu juga bisa memicu terjadinya kecenderungan melakukan kekerasan di usia remaja. Misalnya pada korban bullying dulu pernah mengalami kekerasan maka kemungkinan juga melakukan kekerasan di usia dewasa akan makin meningkat.

Marilah kita mulai dari diri sendiri, di masyarakat kita lebih banyak menguatkan diri kita, bukan dengan mengeluarkan istilah-istilah kebencian bagi sekelompok golongan lain yang kita anggap bertentangan dengan kepentingan kita. Istilah-istilah “dauh tukad”, “dangin tukad” untuk menyitir kelompok masyarakat yang kita tidak sukai itupun perlu dipahami secara bawah sadar juga bisa menanamkan kebencian di dalam pikiran kita.

Marilah kita menjadikan momen ini sebagai suatu kesempatan untuk mawas diri, menilai dan memperbaiki diri kita bahkan sebelum kerusakan itu terjadi. Apabila ada anggota keluarga kita yang secara konstan sering agresif, marah bahkan tanpa pemicu yang jelas ada baiknya segera berkonsultasi ke profesional kesehatan mental seperti psikiater.

Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi cermin bagi kita untuk memperbaiki diri dan senantiasa menjadi mantap jiwa sampai semua keadaan di masa pandemi ini bisa pulih seperti sediakala. Salam mantap jiwa.

Previous Post

Solilokui Jengki Dirayakan di JKP, 24 Oktober 2020

Next Post

FSBJ II Tahun 2020 : Seni Virtual, Candika Jiwa, dan Puitika Atma Kerthi

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

Psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, Founder Rumah Berdaya, Pegiat kesehatan jiwa di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Bali dan Komunitas Teman Baik

Next Post
FSBJ II Tahun 2020 : Seni Virtual, Candika Jiwa, dan Puitika Atma Kerthi

FSBJ II Tahun 2020 : Seni Virtual, Candika Jiwa, dan Puitika Atma Kerthi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co