16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bhūr Bhuvaḥ Svaḥ Dalam Diri

Sugi LanusbySugi Lanus
October 15, 2020
inEsai
Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

ILustrasi tatkala.co / Nana Partha

—Catatan Harian Sugi Lanus, 15 Oktober 2020

1. Umat Hindu sedari kecil diajak mengucapkan doa-mantra Gayatri yang isinya mendoakan kedamaian bhūr bhuvaḥ svaḥ. Lalu disebutkan bahwa bhūr bhuvaḥ svaḥ itu adalah tiga dunia. Ada yang memberi arti: Damai di bumi, damai alam leluhur, dan damai alam dewata. Pada pokoknya umat Hindu diajari sedari kecil untuk berkontribusi dan berikrar untuk menegakkan cita-cita hidup bersama dalam kedamaian, dengan terus mendoakan harmoni dunia, sampai berlapis-lapis dunia lain.

2. Selain bhūr bhuvaḥ svaḥ mengandung arti tiga lapis alam luar yang “menyangga kehidupan”, ada penjelasan lainnya yang membuat kita lebih merasa lebih dekat dengan doa-mantra ini: Di dalam diri kita ada bhūr bhuvaḥ svaḥ.

Pembagiannya sebagai berikut: 

(a) bhūr adalah “ketika kita terjaga” atau “kesadaran terjaga”; 

(b) bhuvaḥ adalah “ketika kita bermimpi” atau “kesadaran ketika bermimpi dalam tidur”; dan

(c) svaḥ adalah “kesadaran tidur terdalam tanpa mimpi”, “hening sunia dalam tidur” atau “deep sleep”.

Penjelasannya sebagai berikut:

(a). Bhūr adalah “ketika kita terjaga” atau “kesadaran terjaga”. Ini adalah situasi manusia melek atau terjaga, ketika berinteraksi dan berpikir, menghayal, atau ketika dalam marah, bentuk sesal dan penderitaan karena sakit dan atau senang. Ini bisa disebut sebagai “dunia paling nyata” atau kasat mata yang dialami manusia. Di sini pikiran dan tubuh harus saling menjaga dan mendukung, kalau tidak tubuh akan menjadi sakit. Jika tubuh diperalat oleh kecerobohan pikiran dan ego, ambisi dan nafsu, serta berbagai gundah-gulana manusia, tubuh akan mengalami derita dan mudah jatuh sakit atau tidak bisa berpikir jernih. Dalam “kesadaran bhūr” peran pikiran sangat penting. Pikiran bahkan bisa dikatakan mendominasi dan berebutan dengan nafsu hayali dan keinginan tubuh yang mudah tergoda.

Seseorang menunggu tumbuhnya kedewasaan pikiran dan pertumbuhan batin untuk bisa mendamaikan pikiran, ego dan nafsu badaniahnya. Berdamai dan arif bijak mendamaikan kesehatan tubuh, loncatan dan ambisi pikiran yang suka ngelantur, atau dorongan fisikal, seperti nafsu dan keinginan ketubuhan lainnya; kesemuanya membutuhkan kedewasaan memahami, agar tidak saling mengorbankan. Tubuh, pikiran, imajinasi, semuanya ingin mendapat tempat masing-masing. Seiring bertumbuhnya kedewasaan, seseorang baru bisa mendamaikannya. Jika telah muncul kedewasaan, seseorang baru bisa memahami proporsi berbagai tarikan ego, pikiran dan ketertarikannya pada berbagai hal. Membutuhkan latihan kesadaran penuh untuk bisa mendamaikan semua letupan-letupan berlebihan yang tidak penting dari segala penjuru pikiran, nafsu, imajinasi dan segala kemalasan.

(b). Kesadaran bhuvaḥ adalah kesadaran ketika kita memasuki tidur dan menemukan diri dalam mimpi. Ini adalah kegelisaan yang memenuhi pikiran ketika tidur.  “Ketika mimpi” atau “sang diri” dalam tidur kita sulit sekali dihandle atau dikontrol oleh pikiran. Ketika tidur pikiran kita seperti tidak berkuasa atau hilang. Padahal pikiran tidak tidur, tapi tetap bekerja dan berproses, mewujud dalam bentuk mimpi, yang tak lain bentuk kegelisahan berpikir. Dalam mimpi ini pikiran seperti memasuki hayal dalam tidur. Mimpi seperti halayan atau lamunanan ketika tubuh tertidur.

Tubuh tidur, pikiran melamun dan menghayal, dan atau kemana-mana tidak jelas, maka terjadi kegelisahan tidur. Bisa saja ketakutan dalam dunia nyata ketika kita terjaga, punya tanggungan kerja belum selesai, punya tunggakan, atau perasaan khawatir pada pasangan, atau kepemilikan berlebihan yang membuat kita takut kehilangan, dstnya, dll; ini membuat kita menjadi memasuki “kesadaran mimpi” yang amburadur tidak terkontrol. Tidur penuh mimpi, sering merasa bermimpi tetapi tidak kita ingat, dan kalau ingat kita menjadi sangat tidak nyaman baik ketika bermimpi, bahkan ketidaknyamanan itu terbawa ketika terjaga.

Apapun alasan kita “masuk ke kesadaran mimpi”, entah ada yang percaya itu sebagai petunjuk atau pengalaman batin dll, itulah kesadaran manusia atau diri kita dalam dunia mimpi, atau kesadaran bhuvaḥ. Biasanya orang yang tidak nyaman atau tidak damai dalam kesadaran terjaga (kesadaran Bhūr) juga tidak damai dalam tidurnya. Kesadaran terjaga (kesadaran Bhūr) berkorelasi dengan tidurnya, biasanya menyebabkan ketika tertidur akan memasuki alam tidur yang penuh mimpi tidak jelas. Mereka yang tidak tertata di “kesadaran Bhūr” ketika memasuki “kesadaran bhuvaḥ” menjadi tidak nyaman dan banyak mimpi yang tidak terjelaskan, mengganjal hati dan menyandra pikirannya di alam mimpi. Sering kali ingatan mimpinya, ketikan terjaga atau bangun, membuat bangun tidur tapi kelelahan atau uring-uringan, atau mengalami ketidaknyamanan seperti baru mengalami peristiwa buruk, walaupun secara nyata ia baru bangun tidur.

(c). Alam svaḥ adalah “kesadaran tidur terdalam tanpa mimpi”, “hening sunia dalam tidur” atau “deep sleep”.

Bisa tidur tanpa mimpi dan bisa masuk “kesadaran tidur terdalam tanpa mimpi” adalah bonus besar dalam hidup. Ini dikatakan sama dengan pengalaman meditasi mendalam. Mereka yang tertidur pulas dan hening seperti bayi, sesungguhnya “terhubung” dengan “Sumber Kehidupan”.

“Alam svaḥ” dalam diri manusia itu antara ada, tapi juga tiada.

Dalam “kesadaran tidur terdalam tanpa mimpi” manusia menyentuh titik persentuhan dengan kesadaran terdalam alam semesta. Ini terjadi ketika memasuki ambang batas tidur tanpa mimpi, dan masuk ke dalamnya lagi terjaga di sana, dalam sunyi hening tiada terperi, gemilang dan damai yang paling dalam. Tidak terlukis kata tapi ada sesuatu yang sadar di sana. Tidak bermimpi, tapi keheningan pulas yang sangat dalam.

3. Terjaga, tidur bermimpi, tidur hening tanpa mimpi — itulah dalam diri kita sebagai bhūr bhuvaḥ svaḥ. Bisakah semuanya dalam “situasi damai”? Ketika kita damai dalam kenyataan hidup, dalam ambang mimpi pun damai, dalam ketiadaan-ingatan dalam tidur lelap kita damai. Tiga alam kesadaran itu damai. Nasihat pustaka leluhur, tiga alam kesadaran ini diharapkan bisa damai.

4. Ada pula yang menyebutkan bahwa ketiga alam ini terkait dengan SARIRA TRAYA: Sthula sarira (badan kasar); Suksma sarira (badan halus) dan Karana Sarira (tubuh lapisan terdalam sebagai ‘penyebab’).

Lapis alam, lapis kesadaran, lapis sarira, terangkum dalam ungkapan bhūr bhuvaḥ svaḥ di dan dalam diri manusia.

5. Lebih jauh, kenapa ada kata “dhīmahi” dalam doa-mantra Gayatri? “Dhīmahi” = Marilah bemeditasi padanya. Muasal katanya: “dhī”. Ada pula dalam kata “samadhī”. Berpusat pada “dhī” = pikiran. Seorang yogi atau sesorang yang menjalani disiplin mendalam dalam tradisi yoga, bergerak lebih jauh lagi. Setelah berhasil mendamaikan tiga lapis alam kesadaran itu— bhūr bhuvaḥ svaḥ— dalam yoga ia “melampaui tidur tanpa mimpi”. Alam kesadaran ini hanya bisa dimasuki lewat yoga. Baik yoga dalam sikap duduk dari terjaga, atau kesadaran penuh (mindfullness) dalam setiap langkah sehari-hari, atau yoga dengan memasuki tidur, atau disebut sebagai yoga nidra. Dalam pustaka yogi yang diwariskan di Bali dan Jawa, alam melampaui ketiga ini disebut “turya” — bagian keempat. Ini bukanlah terjaga, bukan bermimpi, ataupun bukan tidur nyenyak. Sebelum sampai ke sana, menurut para guru batin yang menulis ajaran tattwa kuno, harus dipahami bahwa di antara tiga alam tersebut ada semacam titik temu atau ambangnya. Atau persimpangan antara salah satu dari tiga kesadaran atau alam tersebut, yaitu: Antara bangun dan bermimpi, antara bermimpi dan tidur nyenyak, dan antara tidur nyenyak dan bangun. Ada semacam jembatan titik-titik hubung jadi perantara di sana. Tiga kesadaran itu ditambah dengan “turya” menjadi 4 alam atau bagian. Kemudian, mereka yang disebut sebagai mencapai tingkatan tertinggi manusia, setelah melampaui 4 alam ini, ia masuk ke tahapan ke 5, yang disebut “turiyatita” — alam atau kesadaran di luar Turiya. Turiyatita ini disebut juga sebagai “śunya” — keadaan di mana seseorang mencapai pembebasan atau dikenal sebagai “jivanmukti” atau “moksha”.

6. Doa sehari-hari yang berisi doa kedamaian bhūr bhuvaḥ svaḥ bisa bersifat keluar diri, sekaligus ke dalam diri. Bhūr bhuvaḥ svaḥ sebagai tiga dunia luar, sekaligus lapis dalam diri. Lalu ditutup dengan “dhiyo yo naḥ pracodayāt”

dhiyoḥ = intelek, kemampuan rohaniah di dalam tubuh, aktivitas hidup

yoḥ = yang

naḥ = milik kita, dari kita

pracodayāt = untuk bergerak ke arah tertentu

cod = untuk memindahkan (sesuatu / seseorang) ke arah tertentu

pra = awalan “maju, maju”

pracud = “untuk memajukan (sesuatu / seseorang)”

Puncak doa-mantra ini memberi petunjuk dan arahan agar dunia di luar diri didamaikan dalam doa, lalu dunia atau alam di dalam diri didamaikan, menuju pemanunggalan luar-dalam, menaiki tangga diri memasuki dan menaiki kesadaran, “dhī” dan “dhiyoḥ”. Dari intelek yang mendalam dan bercahaya menuju esensi cahaya — “śunya” — atau “Turiyatita”.

Previous Post

Sedarah, Jembatan Pencari dan Pendonor Plasma Pasien Covid-19

Next Post

“We Love Bali” Tour, Sebuah Perjalanan Tentang Merayakan Kesunyian

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
“We Love Bali” Tour, Sebuah Perjalanan Tentang Merayakan Kesunyian

“We Love Bali” Tour, Sebuah Perjalanan Tentang Merayakan Kesunyian

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    ‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

    by Hartanto
    May 16, 2025
    0
    ‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

    KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

    Read more

    Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

    by Suradi Al Karim
    May 16, 2025
    0
    Ramadhan Sepanjang Masa

    TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

    Read more

    Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

    by Mang Tri
    May 16, 2025
    0
    Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

    SORE itu beruntung hujan tidak turun seperti hari-hari sebelumnya. Krisna Satya atau yang kerap saya panggil Krisna sedang berada di...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

      Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

      May 16, 2025
      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      May 13, 2025
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      April 27, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
        Panggung

        Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

        AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

        by Hizkia Adi Wicaksnono
        May 16, 2025
        Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
        Kuliner

        Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

        ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

        by I Gede Teddy Setiadi
        May 16, 2025
        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
        Kuliner

        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

        SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

        by Komang Puja Savitri
        May 14, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

          Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

          May 15, 2025
          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          May 11, 2025
          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          May 11, 2025
          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          May 11, 2025
          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          May 10, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co