6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hindu yang Universal, Seperti Apa?

I Gusti Agung ParamitabyI Gusti Agung Paramita
August 21, 2020
inOpini
Hindu yang Universal, Seperti Apa?

Syafii Maarif ketika menulis orasi ilmiah dalam acara Nurcholish Madjid Memorial Lecture mengutip satu pandangan menarik dari Bassam Tibi tentang politik identitas diaspora Muslim di Eropa. Dalam pandangan Tibi, ada dua kemungkinan yang akan berlaku dalam hubungan Eropa dan Islam.

Pertama adalah proses pengeropaan Islam dan kedua pengislaman Eropa. Di sini Tibi memilih yang pertama yakni pengeropaan Islam, karena memang itu yang paling masuk akal dan realistik. “Namun tak dipungkiri ada kelompok politik identitas Islam yang justru memperjuangkan opsi yang kedua—sebagai kelanjutan dari gagasan dar-islam periode klasik yang mempengaruhi prilaku sebagaian orang Islam masa sekarang,” tulis Maarif.

Maka dari itu, lanjut Maarif, jika opsi kedua ini terus dipegang, maka bentrokan berdarah tidak mungkin dapat dihindarkan. Sebab, pada dasarnya prikologi orang Eropa masih belum rela menerima kehadiran Islam di kalangan mereka.

Berangkat dari pandangan Tibi dan komentar Maarif tersebut, saya teringat pandangan Gandhi tentang perbedaan Jesus dan kebudayaan barat. Pertanyaan pejalan Nir-Kekerasan ini sangat sederhana, tentunya berhubungan juga dengan pandangan Tibi di atas.

“Bila agama Kristen memiliki pesan universal, mengapa ia harus disampaikan melalui bahasa Barat, dalam pengertian sejarah Barat dan dalam bentuk sudut pandang Barat?

Pertanyaan yang sederhana ini ternyata merangsang orang-orang Kristen di Asia menghadapi tantangan untuk mencari identitas Kekristenan mereka. Akibatnya, jalan menuju keaslian kekristenan Asia menuntun ke arah khusus untuk melakukan inkulturasi, kepada dialog antaragama dan pada solidaritas dari mereka yang tertindas.

Tidak heran bila Kekristenan di Asia, termasuk Indonesia tetap mengadopsi identitas dan budaya lokal setempat. Di sini ternyata pandangan Gandhi menjadi penting—untuk sebuah dialog agama.

*

Introduksi itu mungkin cukup untuk kita membuat analisa tentang Hindu yang Universal. Jika kita tiru cara pandang Tibi, khususnya hubungan Hindu dan Indonesia, kira-kira mana yang kita pilih, antara meng-Hindukan Indonesia, atau meng-Indonesiakan Hindu?

Sejarah menunjukkan para leluhur nusantara memilih me-Nusantarakan Hindu atau secara lebih spesifik menjawakan Hindu, mem-Bali-kan Hindu melalui kecerdasan asimilatif mereka, sehingga Hindu di Indonesia memiliki ciri khas dan karakter kultural tersendiri.

Sebenarnya ini tanpa alasan, karena memang Hinduisme sendiri memiliki karakter dan pesan universal tersebut. Maksud dari universal di sini yakni Hindu tidak mesti diekspresikan dalam frame kultural India—termasuk dengan sistem teologi yang baku. Hindu bisa dibahasakan dalam frame kultural Jawa, Sunda, Kaharingan, dan Bali. Khusus di Indonesia, sebenarnya ini sudah dilakukan, karena Hinduisme memiliki semangat menyerap adat istiadat dan budaya lokal. 

Artinya jika ingin belajar tentang Hindu yang universal, Indonesia adalah salah satu tempatnya. Jika ada gerakan-gerakan yang mencoba menghomogenkan Hindu di Indonesia yang memiliki sifat universal dalam heterogenitas mereka secara langsung akan menimbulkan resistensi.

Swamin Nikhilananda sebagaimana dikutip Tyagi dalam bukunya The Philosophy of Radhakrisnan menjelaskan bahwa sifat universal Hinduisme menggagalkan setiap upaya untuk membatasinya. Ia pun meringkas prinsip utama dari Hindu yang kuat karakter universalnya yakni Ketuhanan yang non dualitas, keilahian jiwa, kesatuan eksistensi dan harmoni agama.

Senada dengan itu, Ramaswamy bahkan menyebut Hindu sebagai “a great golden umbrella” yang melindungi segala bentuk pemikiran dan spekulasi.” Sharma lebih suka menyebut Hinduisme sebagai “a league of religions” daripada agama tunggal dengan keyakinan yang pasti.

Hindu ibarat rumah besar yang ramah, ada ruang untuk semua jenis jiwa dari yang tertinggi sampai terendah. Ketika seseorang tumbuh dalam kebajikan, cinta dan wawasan, seseorang dapat berpindah dari satu ruangan ke ruangan yang lain dan tidak pernah merasa bahwa suasananya pengap atau panas.

Di titik ini sepertinya menarik kita bahas klasifikasi ciri umum dari Hinduisme sebagaimana pandangan S. Radhakrisnan. Ciri pertama Hinduisme, menurut Radhakrisnan, yakni komprehensif. Hinduisme seperti pohon besar yang selalu melindungi siapa pun yang menemuinya, dan getahnya tetap mengalir tanpa henti tanpa kehilangan kemurnian dan vitalitasnya. Ia mampu memasukkan sejumlah ragam kepercayaan ke dalam jalinannya. Inilah yang disebut karakter komprehensif tersebut.

Kedua, Hindu memiliki karakter universal. Ia meyakini pengalaman bathin tidak bisa dibatasi, seperti burung bisa mengapung di udara, ikan berenang di laut. Ia tidak membatasi variasi kehidupan dan jalan. Penekanannya pada kehidupan spiritual menghindari kebingungan dan antagonisme dalam masalah agama yang disebabkan oleh klaim kita yang berlebihan atas pandangan kita sendiri. Doktrin universalitas yang melekat dalam Hinduisme telah membuatnya energik, dinamis, sederhana, dan tepercaya. 

Ketiga, Hinduisme dicirikan sebagai non-historis—karena memang tak seperti agama lain di dunia. Tidak ada pendiri di dalam Hinduisme. Tidak ada manusia yang dikultuskan sebagai pendiri. Artinya Hinduisme tidak terletak pada kesejarahan sosok manusia tertentu, tindakan perkasa manusia, tetapi dalam “Kebenaran Abadi”. Inti dari Hindu terletak pada nilai-nilai yang kekal berorientasi kebenaran yang meliputi seluruh alam semesta menggantikan beberapa tokoh atau fakta sejarah.

Selanjutnya yang keempat, toleransi. Ciri keempat ini meniscayakan harmoni dan kesesuaian dari semua agama. Hinduisme telah menerima semua kepercayaan dan bentuk ibadah tanpa ragu sedikit pun. Dia menyadari dari ketinggian berawan, pemandangan spiritual di puncak bukit adalah sama, meskipun jalur dari lembah berbeda.

Kata Radhakrisnan: “Tolerance is the homepage which the finite mind pays to the inexhaustibility of the infinite”. Hinduisme lebih memilih untuk berpikir bahwa dalam masalah realisasi pribadi, kredo dan dogma, kata-kata dan simbol tidak lebih dari nilai instrumental, mereka hanya untuk menambah sesuatu untuk pertumbuhan jiwa dengan memberikan dukungan untuk suatu tugas  yang sangat pribadi. Hinduisme memiliki cukup ruang untuk mengakomodasi keyakinan atau praktik apa pun dan menyesuaikan diri dengan apa yang telah ada.

Ciri yang kelima adalah kepekaan intuitif. Kepekaan intuisi ini menuntun seseorang untuk menyadari yang ilahi di dalam dirinya, tidak hanya sebagai formula atau proposisi, tetapi sebagai fakta sentral dari keberadaannya, dengan tumbuh menjadi kesatuan dengannya karena jiwa penuh dengan kemungkinan yang sangat besar .

Di sini, harus diperhatikan bahwa intelek dan intuisi adalah tidak bertentangan tetapi terjalin erat. Dalam sepanjang hidup, sisi intuitif dan intelektual manusia bekerja. Tidak ada pemisahan antara intuisi dan intelek. Bergerak dari intelek ke intuisi tidak berarti bergerak ke arah yang tidak masuk akal, tetapi untuk masuk ke rasionalitas terdalam.

Menurut Radhakrishnan, intuisi adalah energi kreatif dari semua manusia. “Kreativitas dalam aktivitas kognitif, estetika, etika, atau religius,” menurut Radhakrishnan “muncul dari pemikiran yang intuitif.

Ciri keenam adalah memiliki sikap etis, pendisiplinan spiritual. Ia tidak hanya menghormati sesama manusia dan hewan, melainkan juga tumbuhan. Kemajuan moral manusia tidak harus dinilai dari kekuatannya atas kekuatan alam, tetapi oleh kontrolnya atas hasrat diri.

Dan terakhir adalah sikap humanis. Radhakrishnan tidak pernah lelah menekankan perlunya landasan spiritual bagi tatanan sosial di mana semua manusia dari kasta dan keyakinan yang berbeda dapat hidup seperti komunitas. Ia mengajarkan untuk bekerja demi kebahagiaan dunia: bahujana hitaya bahujana sukhaya. Hinduisme menemukan hubungan kekerabatan dalam semua melalui pengalaman spiritual dan selalu berusaha untuk membuat mereka menyadari kesatuan jiwa. Visi bahwa umat manusia adalah keluarga akan menjadi solusi mengatasi semua problem konflik di dunia.

Di sini Vasudhaiva Kutumbakam menjadi relevan digaungkan dalam merespon berbagai persoalan kemanusiaan di dunia. [T]

Previous Post

Video Klip “Silih-silih Kambing” Poleng Band Dimainkan Bersama Pantomim Komunitas Mahima

Next Post

Pengangguran dan Obrolan yang Tak Menyenangkan

I Gusti Agung Paramita

I Gusti Agung Paramita

Pengajar di FIAK Unhi Denpasar

Next Post
Sanggah Setengah Jadi dan Ritual yang Kembali Sederhana

Pengangguran dan Obrolan yang Tak Menyenangkan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co