11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pura Maha Saraswati, Karya Monumental Abad ke-20 – [Refleksi Masa Lalu dan Sumber Inspirasi Menuju Masa Depan]

Cokorda Gde Bayu PutrabyCokorda Gde Bayu Putra
August 5, 2020
inKhas
“I Panti dan I Nganti” – Catatan Tumpek Landep

Cokorda Gde Bayu Putra || Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha

Dalam beberapa hari ini, berbagai media cukup gencar membahas tentang perkembangan perlawanan beberapa elemen masyarakat Hindu Bali terhadap pergerakan paham Hare Krishna yang masuk ke Bali. Beberapa dalil dan pendapat tidak setuju makin bergeliat melawan paham –paham aliran kepercayaan dari India. Saya tidak masuk dalam ranah mengulas perbedaan Hindu Bali dan Hindu India, namun mendengar Kata “India”, sejenak Saya teringat akan kejadian kedatangan Presiden India pertama (Rajendra Prasad) ke Desa Saya di Ubud pada Tahun 1958 sesuai yang tersirat pada naskah “Geguritan Rajendra Prasad”.

Sebelumnya, Saya perlu mengucapkan terima kasih kepada Saudara Putu Eka Guna Yasa, salah satu Dosen Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana yang memberitahu dan memperkenalkan Saya dengan “Geguritan Rajendra Prasad”pada saat acara Rembug Sastra Ubud Royal Weekend (URW) dan Puri Anyar Heritage di Musuem Puri Lukisan Ubud pada hari Tumpek Landep tanggal 18 Juli 2020 dengan topik “menggali makna WISATA dalam naskah kuno dan peluang praktis menuju wisata berbasis ketenangan jiwa”. Dan Saya pun ditugaskan oleh Chairman URW untuk memandu jalannya diskusi.

Acara rembug pada sore itu berlangsung cukup santai dengan menghadirkan tiga narasumber, yaitu: Putu Eka Guna Yasa, Tjokorda Gde Bayuputra Sukawati, dan Ida Bagus Purwadita serta dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Bali (Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si). Putu Eka Guna Yasa dalam paparannya mengulas beberapa makna kata Wisata seperti yang tertera pada Tantri Kamandaka, Kakawin Sumanasantaka dan Kakawin Ramayana. Lebih lanjut disampaikannya bahwa spirit Wisata yang mengarah pada ketenangan jiwa sesuai Tantri Kamandaka didapatkan salah satunya pada Telaga (kolam) dengan air yang jernih dan menyejukkan.

Maka, tak heran keberadaan telaga tersebut telah ditangkap oleh insan pengarang Ubud di masa lalu salah satunya melalui Geguritan Rajendra Prasad yang dikarang oleh Tjokorde Gde Ngoerah. Merasa asing mendengar penjelasan Saudara Guna tersebut, langsung saja setelah selesai jalannya diskusi Saya meminta fotokopian Naskah Geguritan tersebut. Terlebih, Saya merasa para Penglingsir di Puri jarang sekali menceritakan tentang adanya Geguritan dengan nama yang sama dengan nama Presiden India di masa lalu tersebut.

Dalam Geguritan Rajendra Prasad tersebut, Tjokorde Gde Ngoerah mengisahkan kedatangan Presiden India (Rajendra Prasad) bersama Presiden Soekarno ke Pura Maha Saraswati (sesuai naskah geguritan Rajendra Prasad) yang lebih dikenal kemudian oleh masyarakat Ubud dengan nama Pura Taman Kumuda Saraswati. Sungguh menjadi terasa sangat spesial lagi, karena Saudara Guna mengutarakan penjelasan Geguritan Rajendra Prasad tersebut tepat pada saat hari Raya Tumpek Landep, yang juga bersamaan dengan hari piodalan di Pura Taman Kumuda Saraswati Ubud.

Jaba Sisi Pura Maha Saraswati

Pura Maha Saraswati mungkin tidak asing lagi bagi wisatawan mancanegara karena merupakan salah satu tujuan wisata bagi pelancong yang datang ke Ubud selain Monkey forest, Pasar Seni dan Puri Ubud. Oleh beberapa tamu asing, Pura ini sering disebut dengan Lotus Garden atau Kebun Lotus. Ya,,,,!!! mungkin karena areal jaba sisi Pura ini merupakan hamparan telaga (kolam) yang cukup luas dipadati oleh tanaman ‘Lotus”.

Karena indahnya pemandangan kolam dan Candi Pura Maha Saraswati tersebut acapkali wisatawan mengabadikan moment indahnya di Ubud dengan berfoto ria di areal jaba sisi Pura Maha Saraswati. Pura ini terletak di utara jalan, kurang lebih 100 meter kearah Barat dari Catuspata Ubud. Saya belum bisa memastikan kapan Pura ini dibangun, namun dari beberapa analisa dan pandangan para informan, Pura ini diperkirakan selesai sebelum Tahun 1951 oleh Tjokorda Gde Ngoerah bersama para seniman dan undagi Ubud kala itu.

Dalam kunjungannya dihari ketiga tanggal 16 Desember 1958, Presiden India (Rajendra Prasad) diceritakan disambut dengan gegap gempita di Ubud. Jalanan protokol di Ubud dihiasi penjor di kanan kirinya. Memasuki areal jaba pura, Presiden Rajendra Prasad dan Presiden Soekarno disapa dengan pagar betis para yowana dari Ubud, Gianyar, Payangan, Blahbatuh disertai dengan lemparan bunga yang harum menuju tempat “banten byakaon”. Banten byakaon yang berada dihadapan kedua Maha Mulya tersebut digunakan untuk memohon kekuatan Sang Hyang Agni agar segala perilaku terhindar dari hal-hal yang tidak baik atau yang membahayakan. Suara pancoran air telaga begitu ramai bersuara seakan turut menyambut para tamu yang hadir.

Di Utama Mandala Pura Maha Saraswati, Pendeta Siwa dan Budha menghaturkan puja kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta memimpin jalannya persembahyangan para tamu dan masyarakat yang hadir. Presiden Soekarno dan Presiden Rajendra Prasad sangat terkesan dengan penyambutan dan keindahan Pura Maha Saraswati. Keduanya dipercikan tirtha dan diberikan kenang-kenangan dua buah emas berbentuk teratai. Selanjutnya, setelah selesai upacara penyambutan di Pura Maha Saraswati, pimpinan kedua negara beserta rombongan menuju Museum Puri Lukisan Ubud dan selanjutnya disambut oleh Tjokorda Gde Agung Soekawati.

Utama Mandala Pura Maha Saraswati

Tjokorde Gde Ngoerah (wafat 1 Januari 1967 di Puri Agung Pesaren Kauh Ubud) terlahir sebagai seorang yang mulititalenta. Beliau turut merasakan perjuangan membesarkan Ubud melalui beberapa kali peperangan bersama-sama dengan keluarga dan masyarakat pada era 1880-1900. Dalam situasi sulit setelah Gempa 1917 yang melululantahkan Ubud, Beliau dipercayai oleh Punggawa Tjokorda Gde Soekawati menjadi arsitek Pembangunan Kembali Kori Agung Puri Ubud bersama Gusti Ketut Sedahan, Gusti Njoman Lempad, dan Nang Kranjit. Pura Maha Saraswati yang disebutkan sebelumnya juga salah satu Karya arsitektur terbaik Beliau yang mencerminkan wujud bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi Beliau sebagai Dewi Saraswati yang telah menuntun dalam berkesenian dan berkehidupan. Arca Dewi Saraswati di utama mandala Pura Maha Saraswati menyiratkan pesan bahwa Tjokorda Gde Ngoerah merupakan pemuja Saraswati yang taat.

Geguritan Rajendra Prasad hasil karya Tjokorda Gde Ngoerah dengan sangat detail menjelaskan masing-masing Palinggih yang terdapat di Utama Mandala Pura Maha Saraswati. Jajar sebelah timur terdapat Padma Agung Merong Tiga yang menjulang tinggi, stana memuja kebesaran “Sang Hyang Tiga Pasupati”. Palinggih “Padma Agung” tersebut diapit “Meru Tumpang Tiga” penyawangan “Ida Hyang Bhatara Goa Lawah” dan “Ida Hyang Bhatara Uluwatu”. Sebelah Kaja Kangin berdiri Bale Pesamuhan Ida Bhatara pada saat pujawali atau piodalan berlangsung. Di Sisi Utara terdapat dua palinggih Ratu Sedahan Nglurah mengapit “Gedong Ageng”. Ratu Sedahan Nglurah tersebut sebagai penjaga areal wewidangan Pura. Uniknya lagi, terdapat pula satu buah patung berukuran besar berwajah seram di utama mandala beratapkan dari Kayu Kemoning stana “Jero Gde Nusa-Bhuta Raja Nusa Pati”.

Pura Maha Saraswati yang dikenal juga dengan sebutan “Pura Langon” ini diempon oleh keluarga Puri Ubud serta merupakan sungsungan masyarakat Ubud sesuai yang termuat dalam awig-awig Desa Adat Ubud. Dalam perjalanannya, selain sebagai saksi sejarah penyambutan Presiden Soekarno dan Presiden Rajendra Prasad pada 16 Desember 1958, tercatat juga beberapa kali Upacara Besar pernah dilaksanakan di Pura Maha Saraswati tersebut seperti: Karya Maligia pada tanggal 25 Juli 1951, Karya Mamungkah 11 April 1953, Karya Piodalan Mapedudusan 1 Oktober 1960, dan yang terakhir Karya Agung Dirgayusa Bumi Mamungkah Ngenteg Linggih Tawur Agung Pedanan pada tanggal 21 September 2002.

Aling-Aling utama mandala

Tags: kebudayaanPura Maha Saraswati UbudUbud
Previous Post

Dalem Melanting di Pulaki, Dewi Melanting di Pasar-Sawah-Kebun: Apa Bedanya?

Next Post

Kegilaan Bersepeda dan Sampah yang Semakin Berserakan

Cokorda Gde Bayu Putra

Cokorda Gde Bayu Putra

Dosen FEBP Universitas Hindu Indonesia dan mengabdi pada Yayasan Bina Wisata Kelurahan Ubud.

Next Post
Kegilaan Bersepeda dan Sampah yang Semakin Berserakan

Kegilaan Bersepeda dan Sampah yang Semakin Berserakan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co