Pendemi selalu membawa banyak cerita. Kegiatan yang tidak pernah kita lakukan selama di rumah membuat kita menjadi lebih kreatif untuk memulai bekerja di rumah atau mengerjai rumah. Sama halnya dengan olahraga, memancing, berdagang dan juga bersih-bersih rumah. Sampai-sampai hal yang sudah kita kerjakan harus kita kerjakan lagi agar tidak bosan di rumah. Begitu bosannya bukan?
Beberapa waktu terakhir ini kampung saya mendadak menerapkan protokol kesehatan. Dari anak muda yang mendukung JRX tentang teori konspirasinya sampai orang tua yang sering pikun menggunakan masker.
Saya bingung. Sangat bingung sejadi-jadinya. Padahal dari awal virus ini masuk Indonesia dan pemerintah sedang gencar-gencarnya menerapkan berbagai kebijakan-kebijakan, masyarakat kampung saya malah masih bersantai ria. Seperti tidak ada apa-apa. Malah, mereka menjadikan pandemi ini sebuah waktu yang tepat untuk berlibur kemana saja.
Tapi, akhir-akhir ini semua memakai masker. Tempat-tempat yang biasa dijadikan tempat nongkrong sampai tengah malam mendadak sepi. Biasanya tempat-tempat nongkrong itu selalu ramai oleh anak muda yang selalu nongkrong sampai tengah malam.
Saya semakin bingung. Selama beberapa hari saya mencari tahu. Alhasil, saya mendapatkan sebuah informasi yang sangat-sangat lucu. Sudah seperti intel yang mencari-cari tahu dimana letak keberadaan pelaku kejahatan, begitu juga saya mencari informasi tentang kejanggalan yang ada di desa saya ini.
Sebuah informasi yang sangat-sangat mengejutkan. Ternyata alasan mereka memakai masker karena takut ditilang. Loh, kok tilang?.
Ya, kali ini ada sebuah tilang baru. Selain ditilang tanpa memakai helm, sparepart kendaran yang tidak normal, tidak membawa surat-surat kendaraan apalagi tidak membawa motor, kini ada tilang baru, yaitu tilang tidak memakai masker.
Hukuman dari tilang itu juga cukup unik, mulai dari menyapu di pasar sampai didenda beratus ribu. Alhasil dengan adanya tilang itu, masyarakat di kampung saya mendadak memakai masker. Mereka sepertinya takut kalau harus menyapu di pasar. Padahal mereka saat pandemi ini setiap hari bersih-bersih rumah karena tidak ada kegiatan.
Padahal, saya sering mendengar kalau mereka bosan di rumah karena tidak adanya kegiatan. Jangan pakai masker saja kalau berpergian, setidaknya hukuman ini akan membuat semua masyarakat kampung saya tidak menjadi bosan di rumah. Hitung-hitung ini adalah kegiatan baru, hitung-hitung juga ini juga salah satu pengabdian di masyarakat. Dari pada harus mengeluarkan uang beratus ribu, karena saya tahu itu berat. Lebih baik menyapu. Dari kita, oleh kita dan untuk kita. [T]