Pertumbuhan gigi geligi di dalam rongga mulut, dimulai dari pertumbuhan gigi sulung atau gigi susu. Kemudian seiring dengan bertambahnya usia, gigi tersebut berganti menjadi gigi permanen atau gigi tetap. Tiap gigi memiliki fungsi dan peranannya masing-masing, sesuai dengan anatomi gigi. Biasanya jumlah gigi pada orang dewasa yaitu sebanyak 32 gigi. Dimana gigi yang tumbuh paling akhir disebut sebagai gigi geraham bungsu ( Wisdom teeth).
Setiap orang memiliki empat gigi geraham bungsu, masing-masing terletak di bagian belakang kanan, kiri, atas dan bawah rongga mulut. Umumnya benih gigi geraham bungsu terbentuk saat usia 9 tahun, dan pembentukan mahkota baru sempurna ketika usia 14 tahun. Inilah yang menyebabkan gigi gerahan bungsu baru erupsi atau tumbuh pada usia 16-25 tahun. Pertumbuhan gigi ini seringkali menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan.
Apabila benih gigi terbentuk pada posisi yang tepat, dan lengkung rahang cukup untuk menampungnya, maka gigi akan tumbuh dengan normal tanpa halangan. Sebaliknya, pertumbuhan gigi akan terganggu apabila benih pada posisi yang salah dan lengkung rahang tidak cukup luas. Kondisi seperti ini berakibat pada gangguan erupsi yang disebut impaksi.
Gigi yang mengalami impaksi dapat terjadi secara parsial atau sebagian. Dimana, hanya sebagian dari mahkota gigi yang muncul pada permukaan, sedangkan sebagian lagi masih tertanam di bawah gusi. Adapula yang seluruh mahkota gigi tertanam di dalam gusi, dikenal dengan impaksi total. Setiap orang memiliki kasus impaksi yang berbeda-beda, ada yang posisinya tegak, miring, tidur bahkan ada pula yang terbalik. Hal ini biasanya dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor genetik atau keturunan, terjadinya penebalan gusi, pengaruh nutrisi serta tidak cukupnya ruang pada rahang.
Nutrisi berperan penting dalam pembentukan rahang. Kebiasaan masyarakat modern yang cenderung mengkonsumsi makanan lunak menyebabkan kurang terangsangnya pertumbuhan dan perkembangan lengkung rahang. Gigi geraham bungsu yang mengalami impaksi memiliki tanda dan gejala klinis seperti, terasa sakit pada rahang, terjadinya pembengkakan pada gusi, sakit kepala bahkan migrain, sakit pada telinga juga leher. Namun, terkadang dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan timbulnya rasa nyeri. Sehingga seringkali pasien tidak menyadari bahwa gigi tersebut mengalami impaksi. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan baik secara klinis maupun dengan pemeriksaan radiografis.
Impaksi dapat mengganggu fungsi kunyah dan sering menyebabkan berbagai keluhan bahkan dapat mengakibatkan komplikasi yang serius, jika dibiarkan begitu saja, tanpa penanganan yang tepat. Pertumbuhan gigi yang tidak normal menyebabkan sisa makanan mudah menempel dan sulit untuk dibersihkan, lama-kelamaan akan menyebabkan gigi berlubang. Dan karena letaknya jauh dibelakang, membuat gigi geraham bungsu sulit untuk di rawat.
Tidak hanya itu, jika keadaan seperti ini terus berlangsung maka akan menimbulkan masalah yang jauh lebih serius, seperti infeksi, terbentuknya kista atau tumor, dan resiko retaknya tulang rahang. Karena kasus impaksi yang bervariasi ini, diperlukan komunikasi yang baik antara pasien dan juga dokter. Untuk memutuskan tindakan apa yang perlu dilakukan, berdasarkan pertimbangan yang matang mengenai manfaat serta resiko yang mungkin terjadi. Karena pada kasus impaksi yang terjadi pada gigi geraham bungsu, diperlukan tata laksana yang tepat. Beberapa kasus harus dilaksanakan dengan tindakan pembedahan. Namun,adapula kasus yang dapat ditangani tanpa tindakan bedah. Untuk itu, jika gigi geraham bungsu anda mulai tumbuh, perlu diperhatikan dengan baik. Agar kesehatan gigi tetap terjaga dengan baik.
“Senyum Indah dengan Gigi Sehat”