Saya hendak membagikan sedikit catatan mengenai obrolan saya dengan seorang teman yang kebetulan saat ini bekerja menjadi seorang sales obat dari sebuah perusahaan farmasi. Obrolan ini terjadi begitu saja, mengalir dalam candaan dan pertanyaan-pertanyaan konyol yang saya keluarkan.
Ini terjadi hari Kamis, 23 April 2020 saat semua orang menjadi lebih peduli soal kesehatan karena pandemi Covid-19 termasuk juga saya. Saya jadi ingat beberapa pikiran konyol saya dari pengamatan yang terjadi di lingkungan saya soal obat dan kesehatan. Munculah pertanyaan yang kira-kira seperti di bawah.
Bagaimana obat dengan dosis 3×1 bekerja dalam tubuh?
Seringkali orang tidak mengikuti dosis yang diberikan ini. Misalnya, pagi hari meminum obat efeknya sudah lebih baik, siang meminum obat dan sudah terasa sehat, untuk malam tidak minum obat lagi. Selain itu, obat yang tersisa bisa ditabung sebagai langkah penghematan obat (kalau sakit bisa tidak membeli lagi). Toh juga sudah sehat.
Tetapi dari obrolan ini teman saya bercerita untuk salah satu obat kira-kira seperti ini kerjanya,
- Obat pertama yang masuk ke tubuh akan membuat bakteri (penyebab penyakit) dalam tubuh pusing. Maka dari itu seringkali kita sudah ada efek lebih baik setelah obat pertama.
- Obat kedua yang masuk ke tubuh akan membuat bakteri pingsan. Efeknya makin baik, seolah sudah sehat.
- Obat ketiga yang masuk ke tubuh barulah membunuh bakteri ini. Efeknya jelas untuk menghilangkan bakteri penyebab penyakit ini agar sembuh.
Lantas bagaimana bahayanya ketika tidak mengikuti dosis atau misalnya berhenti saat obat kedua? Saat kita berhenti meminum obat ketika bakteri hanya pingsan (karena kita pikir tubuh sudah sehat), maka ada kemungkinan bakteri ini membentuk sistem imun yang lebih kuat dan bisa bertahan lebih lama di tubuh. Dengan kata lain obat yang sebelumnya diberikan akan tidak mempan lagi. Jadi malah makin parah.
Bagaimana pengaturan waktu minum obat dengan dosis 3×1?
Ketika obat diberikan, informasi pengiringnya seringkali hanya sebatas berapa kali sehari dan apakah sesudah/sebelum makan. Dalam obrolan ini, kita mengambil contoh dengan dosis 3×1.
Sebagai seorang mahasiswa matematika dan sejak dulu memang tertarik dengan hitung-menghitung, saya pernah berpikir jika 1 hari ada 24 jam, dengan dosis 3×1maka akan ada jeda 8 jam untuk setiap meminum obat.
Jika pertama saya meminum pukul 7 pagi, maka yang kedua seharusnya pukul 3 sore dan yang ketiga seharusnya pukul 11 malam. Tetapi, walaupun saya sudah menghitung sedemikian, tetap saja saya meminum obat sesuai perintah orang tua (takut dimarah juga) yaitu saat saya selesai makan (pagi, siang, sore/malam). Jeda antara meminum obat pertama, obat kedua dan obat ketiga jelas tidak teratur. Tetapi apakah ini menjadi masalah ketika jamnya tidak teratur? Dari obrolan ini ternyata ada logika bahwa tidak teratur meminum obat bisa menjadi salah.
Ketika obat bekerja dalam tubuh dalam 5 jam, dan jika sebelum 5 jam kita sudah masukkan obat lagi maka logikannya dalam tubuh akan ada dosis yang berlebihan. Efek overdosis yang serem-serem adalah penyebab kematian. Tapi saya tidak tahu ini berlaku untuk obat apa saja, hehe.
Jika logika dalam menerjemahkan 3×1 ini sesederhana yang penting 3 kali dalam sehari, mungkin akan kacau. Semisal kita minum di jam 8 pagi, 11 siang dan mungkin jam 1 siang, maka bagaimana obat itu bekerja dalam tubuh? Tetapi karena tidak disampaikan aturan waktu, ini menjadi hal yang dibenarkan karena 3 kali dalam sehari. Tetapi saya pikir ini tidak sesederhana itu dan perlu keterangan tambahan dari yang mengerti.
Kebiasaan-kebiasan ini sangat dekat dengan lingkungan saya atau mungkin pembaca juga. Jika sebelumnya keliru mungkin elok untuk diperbaiki. Ucapan terima kasih saya pribadi sampaikan untuk dokter/bidan yang telah memberikan intruksi lengkap hingga jam meminum obatnya. Juga menjadi rekomendasi nih buat dokter/bidan yang masih belum rinci memberi keterangan.
Ketakutan saya, karena sudah lumrah (walaupun salah), kebiasaan ini malah dibenarkan. Obrolan ditutup dengan kalimat pemberian obat haruslah obat yang tepat, dosis yang tepat, dan sosis yang tepat (Kata teman saya karena dia baca di rumah sakit). Setelah itu saya googling ternyata ada lebih banyak indikator lainnya yang harus diperhatikan juga dalam pemberian obat ini selain tiga aspek yang telah disampaikan. Tetapi jelas bahwa ada waktu yang tepat yang seharusnya dipenuhi. Untuk pembaca yang kebetulan mengerti soal kesehatan, semoga dimaklumi tulisan ini.
Jadi sekiranya itu catatan dari obrolan saya si orang awam dengan teman saya seorang sales obat. Semoga bermanfaat dan tetap jaga kesehatan semua. [T]