HARAPAN
Berharap semua ini hanya mimpi
Ternyata sungguh nyata
Sesuatu yang kecil
Tak terbayangkan ada
Tapi menyerang
Setiap hari kian bertambah
Entah kapan berkurang
Entah kapan sirna
Begitu banyak dari kita
Berpulang
Sesuatu yang kecil
Tak terbayangkan ada
Tapi menyerang
Seperti pikiran buruk
Cepatlah menghilang
Tinggalkan semua ini
Jangan pernah kembali lagi
Pulihkan bumi
Pulihkan kehidupan
Kembalikan kebahagian
Kembalikan semuanya
Yang suharusnya dapat kami jalani
Dan ingatlah
Harapan ini
Jangan dikabulkan
hanya lewat mimpi
RINDU DALAM BELENGGU
Dilanda rindu
Rindu ingin bertemu
Rindu ingin berkumpul
Menikmati senja yang menawan
Menikmati pagi yang sejuk
Tanpa bayang-bayang kegelisahan
Yang senantiasa menahan langkah kaki
Di rumah saja
Seperti dalam kurungan
Berjalan-jalan dalam pikiran sendiri
Tanda kehidupan masih tercapai
Apalah daya di masa kini
Diam di rumah
Tanpa berkumpul
Dengan teman dan sahabat
Di rumah saja
Cuci tanganmu selalu
Agar masa bahagia ditemukan nanti
Setelah kegelapan ini sirna
MAU TAK MAU
Puja
Puja mantra
Melekat dalam alam sadarku
Mengiringi setiap langkah
Setiap aku keluar rumah
Rumah yang kecil
Di tengah suasana bahagia dalam keseharian
Rasa takut itu melekat
Takut pada udara di luar
Tapi
Anakku istri dan keluarga
Mau makan apa?
Dalam risau hati
Dalam gelap kegelisahan
Yang senantiasa membayangi bumi ini
Cepatlah pulih
Bangkitlah bumiku
Seperti sediakala
Agar udara di rumah
Dan di luar rumah
Tetap sama
Memberi semangat
PERJUANGAN
Segarnya udara pagi
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya
Di mana asap-asap memenuhi langit
Biru yang terang pun berubah menjadi kegelapan
Inilah yang dinamakan perubahan
Perubahan yang kekal abadi kata orang
Perubahan yang merubah pola pikir
Perubahan yang mengajarkan arti hidup sebenarnnya
Istirahatlah sejenak
Renungkan otak yang mulai kusut
Berputar seribukali dalam belenggu
Jawablah dengan kedisiplinan
Disiplin yang tinggi
Berdiam diri tanpa keluhan
Nikmati apa yang ada
Dan terus berjuang menyambung hidup
Hidup yang masih panjang
Untuk menyambung kebahagiaan
BIJAK
Bijaklah dalam mendengar
Bijaklah dalam meneruskan
Bijaklah dalam melihat
Wahai kaula-kaula masa kini
Tua, muda dan anak-anak
Yang gemar bermain jari jemari
Putar kanan
Putar kiri
Hingga bahagia itu datang
Senyum lebar tanpa beban
Raut wajah senang
Namun ingatlah
Bijak dalam meneruskan
Pikir dahulu
Bukan masalah bijaksana bijaksini
Hingga membuat kekhawatiran
Kepanikan yang tak menentu
Membunuh rasa manusiawi
PIMPINAN PEMIMPIN
Hormatku tak kan pernah padam
Kau yang selalu menjadi panutan
Pemimpin yang sejuk
Sesejuk udara pagi saat ini
Tangismu pun tak ada yang tahu
Lelah dan letihmu apalagi
Kau kubur dalam denyut nadimu
Biarlah mereka yang menghujatmu
Jangan pernah hiraukan
Kuatlah untuk melawan semua
Kelak jikalau musuh telah pergi
Menjauhi bumi ini
Hujan pujian akan menghampirimu
Tanpa reda akan terus mengalir
Mengubur semua anggapan
Yang ingin menikammu dalam belenggu
Teruslah berjuang untuk nusantara
Wahai, presidenku
PAHLAWAN MASA KINI
Setiamu menjadi taruhan
Setia itu nyawamu
Tak ada kata mengeluh
Mengeluh lapar
Minta makan
Minta sembako
Apalagi hanya setetes air
Namun saat rindu datang
Kupastikan air matamu mengalir
Mengalir deras sederas air hujan
Lelah terbayarkan dengan pelukan
Pelukan hangat yang diharapkan
Akan tetapi jika kau berpulang
Ada juga yang mengecam
Tak mau menerima
Entah di mana pola pikirnya
Jasamu yang berjuang seakan sirna
Ditelan oleh kecaman primitif
Kuatlah pahlawan masa kini
Perjuanganmu akan selalu dikenang
Dalam mimpi atau kehidupan nyata
NUSANTARA
Nusantara
Apa kabarmu?
Baik atau buruk
Dirasa semua sudah tahu
Nusantara ku sedang berduka
Terasa gelap meski matahari setia bersinar
Kuatlah nusantara
Figur kebanggan pun menangis
Menangis dalam sendu
Akan tetapi beliau bersembunyi
Agar masyarakat mu tak ada yang tahu
Sungguh mulia hatinya
Berjuang dalam kecaman
Dalam caci dan cibir kata
Raut wajah yang mulai pucat
Seakan pertanda perlawanan melemah
Tapi sesungguhnya tak ada yang tahu
Kekuatan yang tak pernah lekang
Adalah persatuan