31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Apakah ogoh-ogoh Kalah Melawan Covid-19?

Mpu TalbyMpu Tal
March 27, 2020
inEsai
Apakah ogoh-ogoh Kalah Melawan Covid-19?

Salah satu ogoh-ogoh di Kota Denpasar (Foto: AGUNG BAYU/BALI EXPRESS)

62
SHARES

Begitu rapuhkah Ogoh-ogoh dibanding sesuatu yang tak tampak (Covid-19) yang tidak bisa kita prediksi?

Ogoh-ogoh adalah lambang Bhuta Kala. Ogoh-ogoh adalah wujud dari imajinasi estetik orang Bali terhadap Bhuta-Kala yang hanya bisa diangankan.

Sekarang ketika Bhuta-Kala mengejawantah menjadi nyata sebagai Covid-19, imajinasi estetik (Ogoh-ogoh) harus menepi diam tidak diarak kita kunci di Balai Banjar.

Kenapa?

Karena yang dihayalkan telah hadir sebagai kuasa alam tiada terhalang sedang melalap dunia. Begitulah nasihat dalam lontar-lontar kuno peninggalan leluhur Bali: Bhuta-Kala mengejawantah dalam berbagai penyakit yang disebut dengan mrana, gering, gerubug, bah bedeg, sasab— berbagai wabah yang pernah menyerang pulau Bali.

Ogoh-ogoh bukan seni biasa. Ogoh-ogoh adalah seni memprediksi masa depan.

Masa depan apa yang diprediksi Ogoh-ogoh?

Bahwa ada berbagai ancaman berbagai Bhuta-Kala (mara-bahaya-bencana-ancaman penyakit-wabah-dstnya) yang bisa datang ke dunia kita. Ada berbagai ancaman horor yang bisa menjelma menjadi kenyataan.

Lewat seni Ogoh-ogoh orang Bali diajak melihat imajinasi dan memprediksi bahwa Bhuta-Kala bisa hadir dalam berbagai bentuk horor dan ancaman nyata dunia.

Pelajarannya: Agar kita siaga kalau kekuatan energi alam semesta yang tidak tampak itu turun menjadi penyakit dan ancaman kehidupan. Agar kita siaga dengan berbagai bentuk horor dan ancaman kemanusiaan yang bisa terjadi kapan saja.

Sudahkah kita siap ketika Ogoh-ogoh (imajinasi Bhuta-Kala) yang kita arak dalam pawai itu tiba-tiba menjelma dan menyerang manusia?

Semenjak tahun 1983 — semenjak ada Festival Ogoh-ogoh — telah dibuat ribuan Ogoh-ogoh dibuat dan diarak. Artinya ada ribuan imajinasi Bhuta-Kala telah diprediksi dalam berbagai bentuk dan ekspresi oleh orang Bali. Ribuan ancaman marabahaya telah diimajinasikan oleh masyarakat dan anak-anak banjar.

Seharusnya sekarang kita harus siap.

Siap?

Ya, seharus kita telah siap melihat dan menghadapi bahwa kekuatan Bhuta-Kala yang imajiner hadir ke muka bumi. Sekarang yang imajiner itu hadir sebagai virus: Covid-19.

Ogoh-ogoh telah mengajari anak-anak banjar bahwa apa yang diarak dalam pawai adalah kekuatan Bhuta-Kala yang harus diantisipasi dengan bijak dan penuh nalar.

Semua pemuda Bali yang lahir setelah tahun 1983 adalah “Generasi Ogoh-Ogoh.” Generasi Ogoh-ogoh ini adalah generasi berani. Generasi yang telah belajar bahwa imajinasi manusia tentang Bhuta-Kala beragam dan bisa dirayakan.

Bhuta-Kala bukan hanya ditakuti, tapi diimajinasikan dan wujudkan, diarak dalam pawai, dan kemudian kita “somya” (lebur kembali kembali ke alamnya). Artinya: Dibuat untuk diantisipasi.

Sepantasnya berani gagah dan nalar untuk tabah dan bijak menyikapi Bhuta-Kala yang kini mengejawantah menjadi Covid-19.

Bagaimana bijak menyikapi Bhuta-Kala yang mengejawantah?

Satu caranya yang ampuh mengurangi korban:Memberi waktu Sang Bhuta-Kala berlalu.

Dukung dan beri dukungan para petugas medis dan pelaksana tugas yang merawat korban. Selebihnya harus berdiam diri dan sabar menunggu sampai Sang Bhuta-Kala benar-benar berlalu. Sabar sampai benar-benar aman.

— Bayangkan saja sekarang ribuan Ogoh-ogoh yang telah dibuat semenjak tahun 1983 itu bangkit dan berjalan di jalanan menguasai jalanan di penjuru Bali, bahkan penjuru dunia.

— Bayangkan Ogoh-ogoh di masa lalu itu bernyawa dan bergerak di alam tak tampak dan siapa yang menghalangi terseruduk dan terserang Coronavirus.

— Bayangkan ribuan Ogoh-ogoh dengan segala senjata dan segala kuasa Bhuta-Kala mengamuk menguasai jalan.

— Bayangkan mereka haus dan lapar. Mencari mangsa dan tumbal. Bayangkan mereka meminta korban nyawa manusia yang harus ditadah jadi tetadahan.

— Bayangkan Ogoh-ogoh berbisik: “Ini adalah waktuku. Beri aku waktu berjalan. Siap saja yang tidak minggir dari jalan dan keramaian akan aku tadah (cabut nyawanya sebagai tumbal)”.

— Bayangkan Ogoh-ogoh berbisik: “Manusia yang berdiam diri di rumah akan selamat. Manusia yang masih berkeliaran di jalan berarti menantangku. Akan kutadah (kumakan) siapa yang berkeliaran, termasuk orang tua, anak, dan teman-teman dekatnya yang tidak menghentikan dan melarangnya untuk tidak keluar ke jalan menantangku.”

LOGIKANYA:

Ketika sedang berlangsung pawai Ogoh-ogoh lewat, maka kita sebagai pejalan kaki harus menepi. Biarkan dulu lewat semua Ogoh-ogoh sampai pawai usai dan benar-benar selesai.

Jika pawai Ogoh-ogoh sedang berjalan, kita sok menantang dan mau lewat dengan mobil kita atau kendaraan kita, pasti kepala kita dikepluk banjar. Pasti kita diteriaki dan beresiko diadili anak-anak banjar.

Begitulah. Sekarang terjadi pawai Ogoh-ogoh niskala. Sekarang Ogoh-ogoh niskala berjalan di jalanan menguasai jalanan niskala.

Kita harus menepi. Kita harus bakti. Kita harus lapang hati. Karena apa yang kita imajinasikan secara estetik dan budaya bukan sekedar imajinasi biasa. Ogoh-ogoh adalah imajinasi gaib yang memang sungguh betul-betul gaib. Ada dan bisa mengejawantah menjadi mrana-wabah-sasabmenyakit menular yang bisa merubuhkan dunia.

Ketika Ogoh-ogoh yang kita imajinasikan secara budaya dan religi di Bali hadir ke alam nyata, artinya kepercayaan dan agama yang kita anut benar-benar keramat, bukan sekedar mitos. Kita harus bijak menepi dan merenung bahwa realitas Ogoh-ogoh telah hadir dan meminta jalan. Kitalah sekarang yang bijak minggir ke tepi dan menepi mengurung diri dalam rumah.

Ogoh-ogoh sesungguhnya tidak kalah oleh Covid-19. Tapi Covid-19 sesungguhnya adalah Ogoh-ogoh yang sesungguhnya. Hadir ke dunia berpawai menguasai panggung dunia, menguasai jalanan dunia, kita harus minggir menepi.

Ogoh-ogoh sesungguhnya tidak kalah oleh Covid-19, tapi Nyepi kali ini, Nyepi tahun ini Ida tedun ke mercapada (beliau menjelma ke dunia kasat mata) — tendun mangreh manadi virus (turun ke dunia menjelma dalam wajah horor tak kasat mata sebagai virus).

Sesungguhnya sekarang “Ogoh-ogoh niskala” sedang ngelawang (pentas keliling) keliling dunia. Ida memargi (Beliau berjalan dan menguasai jalanan). Kita harus melakukan brata menarik diri tidak keluar, amati lelungan, sampai waktunya selesai Ida usan ngelawang(Beliau usai pentas keliling). Kita harus sabar mengurung diri menunggu sampai beberapa waktu ke depan.

Kita belum tahu kapan ida kasomya (beliau dikembalikan ke alam nir/nis/tiada tampak). Kita belum ketemu diwasa(hari-waktu-momentum) kapan beliau amor kembali ke alam nis.

Sebelum waktu somya (kembalikan ke alam nir/nis) tiba, kita harus mawas diri dan mengurung diri.

Siapa yang berkeliaran di saat beliau memargi (berjalan) akan tersandung. Siapa yang liar keluar yang kesandung Bhuta-Kala. Janjinya siapa teguh brata mengurung diri yang selamat. [T]

Tags: covid 19ogoh-ogohvirus corona
Previous Post

Kaukah itu Aku? – [Catatan Teater “Kaukah itu, Ibu?” di Mahima March March March]

Next Post

Di “Teba” Ada “Butternut Squash”, Merambatlah Harapan dari Belakang Rumah

Mpu Tal

Mpu Tal

berdiam di Wanāśrama.

Next Post
Di “Teba” Ada “Butternut Squash”, Merambatlah Harapan dari Belakang Rumah

Di “Teba” Ada “Butternut Squash”, Merambatlah Harapan dari Belakang Rumah

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co