20 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
[Foto: Mursal Buyung]

[Foto: Mursal Buyung]

Covid-19 dan Sebuah Momentum Bernama Nyepi

Gde Suardana by Gde Suardana
March 21, 2020
in Esai
35
SHARES

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan cuci tangan, hindari menyentuh wajah, dan menjaga jarak dengan orang lain sebagai cara-cara pencegahan penyebaran virus corona.

Presiden Indonesi Jokowi pun menghimbau agar seluruh rakyatnya belajar di rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah. Himbauan itu bertujuan untuk mengurangi kontak fisik antar manusia atau disebut social distancing.

Pembatasan Sosial (bahasa Inggris: social distancing) adalah serangkaian tindakan pengendalian infeksi nonfarmasi yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular (Covid-19).

Tujuan dari pembatasan sosial adalah untuk mengurangi kemungkinan kontak antara orang terinfeksi dan orang lain yang tidak terinfeksi.

Pembatasan sosial paling efektif dilakukan ketika infeksi dapat ditularkan melalui kontak percikan atau droplet (batuk atau bersin); kontak fisik langsung, kontak fisik tidak langsung (misalnya dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi seperti fomit).

Indonesia saat ini merupakan negara terjangkit Covid-19 yang tingkat angka kematian menduduki peringkat kedua di dunia setelah Negeri Pisa Italia.

Dilansir dari Live Science, Jumat (20/3/2020); tingkat kematian akibat virus corona di Wuhan, China, tempat infeksi ini pertama kali ditemukan, ternyata hanya 1,4 persen. Angka ini jauh lebih rendah dari angka kematian akibat virus corona di seluruh dunia yang menurut WHO adalah 3,4 persen.

Apalagi bila dibandingkan dengan tingkat kematian di Indonesia (8 persen per tanggal 19 Maret 2020) dan Italia (8,34 persen per tanggal 19 Maret 2020). Angka 1,4 persen ini dihitung berdasarkan data yang tersedia hingga 29 Februari 2020.

Berdasarkan data itu, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi terjangkit dalam jumlah yang masif. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, jumlah warga Indonesia yang berisiko terjangkit virus corona mencapai 600.000 hingga 700.000 orang. Angka tersebut didasarkan dari simulasi penelusuran siapa saja yang selama 14 hari terakhir melakukan kontak dekat dengan pasien positif corona.

Bagimana dengan Bali?

Bali sebagai pulau potensi pariwisata,  potensi penularannya juga sangat besar. Interaksi antar manusia Bali dengan warga negara asing sangat intensif. Manusia Bali memiliki potensi karena frekuensi terlibat kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 sangat besar.

Berdasarkan data per 20 Maret 2020, Pemprov Bali mengumumkan ada tiga pasien baru positif Covid-19. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 telah melacak (contact tracing) terdapat 199 orang yang pernah kontak dengan ketiga pasien tersebut.

Sebanyak 199 orang pun berpotensi melakukan kontak dengan rata-rata 4,7 orang setiap hari. Angka ini merupakan potensi menjadikan Bali sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang jumlah penderitanya besar.

Nyepi dan Protokol Covid-19

Sesuai protokol Covid-19, sosial distancing cara yang efektif untuk mencegah penularan virus korona.

Hari Raya Nyepi merupakan salah praktek yang selaras dengan social distancing. Saat Nyepi, interaksi satu orang dengan orang lain di luar rumah menjadi nol. Hampir tidak ada kontak antara orang yang kemungkinan terinfeksi Covid-19 dengan orang lain yang tidak terinfeksi di areal publik.

Kenapa bisa tidak ada kontak sama sekali, karena saat Nyepi, manusia Bali sedang melaksanakan Tapa Brata Penyepian. Sebuah ritual tahunan yang memiliki spirit kultural, yaitu, Amati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang). Ritual itu dilakukan dalam satu hari penuh. Di mana, tidak ada aktivitas atau Bali beristrirahat total.

Aktivitas Tapa Brata Penyepian selaras dengan protokol Covid-19 untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona. Wuhan, Cina menjadi wilayah yang berhasil menanangani Covid-19 telah menjadi bukti nyata.

Sejak virus ini merebak awal Januari 2020, Wuhan diisolasi dari dunia luar. Penduduknya tidak diijinkan beraktivitas di dan keluar rumah.

Hasilnya, berdasarkan data pada 21 Maret 2020, laju penyebaran Covid-19 mengalami perlambatan. Bahkan, dalam tiga hari terakhir, otoritas Cina kembali melaporkan tidak ada kasus baru virus Corona di kota Wuhan yang menjadi lokasi awal terdeteksinya virus ini.

Bali memiliki momentum untuk melakukan isolasi secara mandiri layaknya Wuhan. Bali memiliki pengalaman bertahun-tahun mengisolasi dirinya dari dunia luar. Bali memiliki potensi budaya, ritual, dan spiritual untuk menjalani isolasi.

Momentum dan potensi itu adalah Nyepi. Hari ini diyakini sebagai cikal bakal bumi Bali kembali suci dari unsur-unsur negatif. Nyepi juga mengajarkan manusia untuk bertranformasi dari keangkuhan menuju kedamaian.

Jika selama ini kita hanya me-Nyepi selama satu hari, pemerintah atau guru wisesa, bisa memanfaatkan momentum ini untuk mengajak rakyatnya me-Nyepi selama sepekan.

Selamat hari raya Nyepi, semoga alam ini terhidar dari petaka Covid-19. [T]

Tags: covid 19Hari Raya Nyepi
Gde Suardana

Gde Suardana

Mantan wartawan, kini Wasekjen DPP Persadha Nusantara

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Hardiman bersama seniman dan teman-teman usai sidang (foto/FB/Atmi Kristiadewi)
Esai

Hardiman di Nias 13 – Persembahan Usai Sidang Terbuka Promosi Doktor

Pagi di Nias 13, agak tergesa saya memarkir kendaraan, hari jumat, 1 Maret 2019 melihat jam hampir tepat pukul 10.00 ...

March 3, 2019
Esai

Tentang Kesaktian dan Kelemahan

Sakti itu bisa terbang tanpa naik pesawat terbang. Sakti itu bisa berjalan di atas padi yang sedang berbuah, tanpa merusaknya. ...

May 21, 2019
Diskusi sampai pagi di Omah Laras, Singaraja
Khas

Diskusi Sampai Pagi di Omah Laras – Dari Budaya Layar hingga Seni Pasca ‘65

Anak-anak muda dan mahasiswa pegiat literasi di Singaraja, Bali, kian bertambah. Kini diwadahi oleh Omah Laras, berlokasi di Jalan Kutilang ...

April 6, 2019
Mahasiswa KKN Undiksha di Desa Dawan Kaler, Klungkung
Khas

Sulit Mengawali, Sulit juga Berpisah – [Catatan dari KKN Undiksha dari Desa Dawan Kaler]

Perpisahan! Kata ini mungkin sangat menyakitkan di ingatan kita. Jika mendengar kata itu, seketika kita akan beresedih dan merasa ingin ...

August 8, 2019
Teater Galang Kangin, SMAN 4 Singaraja
Ulasan

Kutub Selatan & Kutub Utara – Pentas Teater Angin & Galang Kangin di Parade Teater Canasta 2018

DILIHAT dari judulnya kayaknya bakal dingin pembahasan saya kali ini. Sepertinya begitu. Tapi entah bagaimana kedepanya, mari kita mulai. Tanggal ...

November 6, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Gowes di jalur Desa Siakin, Kintamani dan -Desa Les, Tejakula
Khas

Dulu & Kini | Desa Les dan Siakin – Jalan Hutan Terasa Dekat, Jalan Aspal Terasa Jauh

by Nyoman Nadiana
January 19, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Bangli Abad XII | Dan Potensi Masa Kini

by IGA Darma Putra
January 20, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1352) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (3) Khas (309) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In