5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Puisi, Memoar, dan Kisah-Kisah yang Tak Terungkapkan

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
March 5, 2020
inUlasan
Puisi, Memoar, dan Kisah-Kisah yang Tak Terungkapkan
85
SHARES
  • Judul: Hari Kedua Puluh Sembilan di Bulan April – Kumpulan Puisi
  • Penulis: Ida Ayu Wayan Sugiantari
  • ISBN: 978-623-7220-43-5
  • Penerbit Mahima Institute Indonesia
  • Cetakan Peratama: Maret 2020


Apa sesungguhnya puisi dan mengapa sampai detik ini kita tak pernah benar-benar selesai membahasnya, menulisnya, mengungkapnya, atau bahkan menyudahinya. Puisi seperti terus lahir setiap detik, setiap menit, setiap langkah dalam jutaan kepala manusia, dalam setiap yang terungkapkan dan yang tak terungkapkan. Sepahit dan sesulit apapun, puisi tetap ada. Serumit dan sekacau apapun, puisi harus tetap ada. Selega atau sebahagia apapun, puisi tetap ada. Puisi ada karena kita adalah manusia. Dengan kata lain, kita bukan meja. Bukan kursi. Bukan besi tua.

Dalam film Dead Poets Society (1989) yang ditulis naskahnya oleh Tom Schulman dan diadaptasi ke novel oleh N.H Kleinbaum, disebutkan:

“We don’t read and write poetry because it’s cute. We read and write poetry because we are members of the human race. And the human race is filled with passion.“ (N.H Kleinbaum in Dead Poet Society)

Terjemahannya:

Kita tidak membaca dan menulis puisi karena itu manis. Kita membaca dan menulis puisi karena kita adalah anggota dari ras manusia. Dan ras manusia diisi dengan gairah.

Demikianlah puisi menjelma menjadi apa saja. Dia bisa menjelma kisah tentang apa saja; rambut, kuku, darah, anjing, cinta, sunyi, putus asa, kematian, harapan, atau apapun. Yang belum atau tak pernah terungkapkan. Puisi hadir di mana-mana, kapanpun, dan dalam situasi apapun. Puisi mengepung kita tanpa ampun. Seperti udara, seperti virus.

Puisi hadir sebagai latar, sebagai tujuan, sebagai luapan, ungkapan, atau media. Puisi ada karena jika ia tidak dituliskan, maka sejarah manusia akan kehilangan makna. Maka bukti bahwa manusia pernah ada, tak ada.

Mengapa. Sebab puisi adalah catatan paling jujur. Puisi adalah jurnal. Memoar. Monumen. Ingatan. Masa lalu. Masa kini dan nanti. Masa di sela-sela itu semua!

Puisi-puisi Ida Ayu Wayan Sugiantari, atau biasa dipanggil Dayu Sugiantari, melukiskan itu semua. Sebagai puisi, ia adalah ungkapan makna yang mewakili peristiwa, ia adalah jurnal ingatan, jurnal perasaan, jurnal perjalanan batin, jurnal kebangkitan. Tentang yang belum terungkapkan. Yang belum sempat ditawarkan atau dikemukakan.

Dayu bukan hanya mengumpulkan metafora, namun menguasai metafora untuk menghasilkan daya ungkap perjalanan hidupnya. Sebab jika bukan dia, siapa lagi yang mengungkap kisahnya.

Puisi tidak hanya hadir sebagai tumpukan kata-kata namun mewakili peristiwa yang menandai perjalanan Dayu sebagai seorang ibu, istri, perempuan, pendidik, dan penyair.

Dia tidak terjebak pada metafora, namun menggunakan metafora  untuk daya ungkap idenya. Perjalanan puisi yang ia mulai sejak SMP, SMA lalu mati suri lalu bangkit lagi membuat dia cukup matang sebagai penyair.

 Ia merindukan semua puisi ini tumbuh lagi dengan subur.  Namun ia ragu pada kemampuannya menyuburkannya.

Seperti pada cuplikan puisi  ini


Aku menanam tiga potong puisi

                        di kebun belakang rumahmu

                        tak pandai menakar cuaca

                        satu puisiku mati di dua hari pertama

Di akhir musim,

                        puisiku tumbuh diam-diam di tubuhmu


Kita dapat merasakan seperti apa rasanya menanam puisi dengan hati lalu ia mati, atau menanam puisi di kebun, tapi tumbuh di tubuh. Kebun dan tubuh, kedua-duanya bisa tumbuh, bisa luruh. Dimanapun puisi bisa menjadi atau mati.

Kita bisa merasakan betapa asingnya rasa ini.

Kita seperti tak perlu menanam apa apa jika tak pandai menakar cuaca. Apa yang kita tanam bisa jadi berbuah di tempat yang salah. Atau berbuah tapi tak memiliki arah. Semacam sia-sia yang abadi.

Begitulah puisi tercipta. Kita mengabadikan apa yang tak abadi. Seperti membuat monumen yang kelak kita hancurkan sendiri. Atau hancur di kepala yang membacanya.

Seperti judul puisinya “Apakah Engkau Memang Mudah Dilemahkan oleh Puisi?”

Kita tidak sedang bicara soal kalah menang. Kita bicara soal manusia yang berkali kali kalah namun merasa menang.

Barangkali. Kita hanya setumpuk puisi yang akan musnah oleh waktu sekejap. Tapi jika tak ada puisi, siapa yang mengingat kekalahan kita. Apakah kekalahan tidak boleh tercatat?

“Bukan Kamu, Ternyata Aku yang Dilemahkan oleh Puisi”

Adalah jawaban atas pertanyaan yang dia ajukan sendiri.

Jadi perang ini antara siapa?

Tidak ada jawabnya. Tapi paling tidak, kita sudah menyumbang puisi. Seperti yang dikatakan Walt Whitman dalam puisinya “O Me O Life” sebagai berikut.

That you are here – that life exists and identity,

 That the powerful play goes on, and you may contribute a verse.

Bahwa kamu disini, ada dan berarti. Drama yang hebat terus berjalan, dan kamu bisa menyumbang sebuah puisi.

Sebuah puisi… [T]

Singaraja, 4 Maret 2020

Pukul 00:43

Tags: Bukukumpulan puisiPuisiresensi buku
Previous Post

Raja Buduh (Gila) di Bali, Jangan Anggap Enteng…

Next Post

Bukan Persoalan Jiwa Pramuka Semata – [Tanggapan Untuk Tulisan “Pembina Pramuka”]

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Bukan Persoalan Jiwa Pramuka Semata – [Tanggapan Untuk Tulisan “Pembina Pramuka”]

Bukan Persoalan Jiwa Pramuka Semata – [Tanggapan Untuk Tulisan “Pembina Pramuka”]

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co