Pagi itu seperti biasa aku bangun dengan perasaan kaget. Bukan perihal memenangkan undian bernilai jutaan rupiah, bukan tentang dosen yang tiba-tiba menghubungi bahwa beliau berhalangan hadir di perkuliahan, bukan juga artis jelita Chelsea Islan atau Tara Basro tiba-tiba mengucapkan selamat pagi kepada pria brewokan ini.
Bukan. Melainkan karena kebiasaan bapak yang suka membangunkan anaknya tidak lewat dari jam 7 pagi dengan memutar musik beberapa desibel lebih tinggi daripada batas toleransi manusia yang ingin beristirahat.
Setelah sedikit tenang, seperti kebiasaan generasi millennial pada umumnya aku memulai pagi dengan membuka media sosial, Instagram salah satunya. Masih dengan peningalan sepet aku membuka instastory salah satu akun yang mengirimkan kata-kata cinta yang berakhir seperti ini
“Selebrasi hari kasih sayang. Walau setiap hari aku menyayangimu, besok hingga nanti kita masih berkisah menunggu kejutan-kejutan indah selanjutnya. Entah seindah pelangi atau semerdu nada dan irama, aku ingin menikmati kisah ini bersamamu.”
“Ah dasar lebay, hari kasih sayang nggak usah lebay-lebay lah! Siapa sih ini yang buat?” Begitu umpatku dalam hati. Lalu aku malu sendiri. Ternyata pelakunya adalah aku sendiri, yang mengirimkan kata-kata cinta itu di akun keduaku untuk pacarku sendiri walau doi tidak kuberitahu hehehe.
Setelah beraktivitas mengawali pagi. Seorang sahabat muncul melalui whatsapp berkeluh kesah akan sebuah kisah pahitnya dimana ia tidak Bahagia karena sudah melewati 21 kali hari kasih sayang sejak ia dilahirkan namun tak kunjung memiliki pacar.
Aku tau seperti apa rasanya, kawan, ketika berhenti di lampu lalu lintas perempatan kau menengok ke sisi kiri.. ada pasangan yang berboncengan dengan mesra. Kau beralih menengok ke sisi kanan… ada pasangan bocah SMP mengendarai motor yang kau yakini bahwa bocah itu tidak memiliki surat ijin, berboncengan mesra sembari mewarnai kisah cinta monyetnya…
Kau yang merasa iri hati namun tidak dengki lalu memutuskan mengintip pengendara motor di belakang melalui spion, sepasang kakek nenek mengendarai vespa jadul tengah bercerita dan tertawa sembari menikmati hari tua dengan pesangon yang cukup untuk hidup sederhana berdua sederhana sembari memadu cinta…
Kemudian kau melihat diri sendiri, diapit 3 pasangan serasi sedangkan kau sendiri hanya membawa Lelah setelah berkuliah, tanpa boncengan dan ucapan “hati hati di jalan ya”.
Aku tahu seperti apa rasanya, kawan, walau tidak sampai berturut-turut melewati 21 kali hari kasih sayang tanpa disayang, sejauh ini aku hanya melewati 20 kali hari kasih sayang tanpa disayang, walau tidak berturut-turut tapi jauh kan perbedaannya? Hahaha, aku hanya bercanda.
Melewati hari kasih sayang memang terkadang agak susah, utamanya bagi insan yang ingin eksis dan memiliki jiwa sosialita. Karena trend adalah yang utama, sedangkan trend di hari kasih sayang pastinya mengucapkan selamat hari kasih sayang kepada pasangan, memberikan coklat manis semanis senyuman yang tersungging saat bertemu orang yang disayang.
Malu dong hari kasih sayang tapi tidak punya pacar? Gampang, malu itu urusan kecil. Banyak kesempatan untuk berbahagia tanpa pacar dengan memanfaatkan pra, saat, dan pasca hari kasih sayang.
Caranya? Identifikasi terlebih dahulu, Bahagia bagi diri sendiri itu indikatornya apa saja, Bahagia jika punya uang banyak? Bisa dicapai dengan berjualan “nugget merah” yang biasa dipajang di rak kasir swalayan, atau bisa juga dengan berjualan nanas muda yang sering menjadi incaran pasca hari kasih sayang, hehehe (pembaca 18 tahun kebawah diharapkan bijak menyikapi saran-saran ini ya, hahaha).
Apalagi ya? Berjualan hal-hal yang konvensional di hari kasih sayang seperti coklat, bunga, dan kue juga bagus. Terhindar dari pikiran negatif dan mengisi kepala dengan pikiran positif. Itu jika Bahagia karena uang, Bahagia karena bisa hangout dengan teman-teman? Bergaul dengan teman yang senasib, seperjuangan, sepenenanggungan, sepercurhatan, seperbucinan, dan seper-seper lainnya asalkan memiliki kesemaan. Niscaya kebahagiaan dapat diraih.
Bukan tentang uang, atau teman, lalu apa? Pacar tidak punya, bagaimana bisa berbahagia? Tenang, masih bisa berbahagia secara spiritual karena hari kasih sayang tahun 2020 ini bertepatan dengan rahinan sugian bali dan kajeng kliwon, semoga tidak lupa sembahyang! [T]