6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dokter & Bahasa Bali

Putu Arya NugrahabyPutu Arya Nugraha
February 6, 2020
inEsai
Saat Raga Sakit, Biarkan Pikiran Tetap Sehat –Cerita Tentang Pasien Cuci Darah
232
SHARES

Sebagai dokter, saya punya pengalam sangat menarik terkait dengan bahasa Bali. Suatu hari saya visite pasien ruangan yang kebetulan seorang pemuka agama Hindu atau sulinggih, kalau tidak salah seorang Bhagawan, tepatnya Ida Bhagawan. Saya kurang begitu paham pengklasifikasian pemuka agama dalam budaya Hindu di Bali, karena selain Bhagawan ada pula Pandita, Sri Empu, Bhawati dan Peranda. Mungkin kita perlu bahas ini lain kali saja, karena yang ingin saya bahas saat ini adalah pengalaman praktek sebagai dokter menggunakan bahasa Bali.

Terus terang, bertemu dengan seorang sulinggih bagi saya rasanya seperti bertemu seorang polisi, ciut nyali, berdebar seakan bakal kena tilang saja. Ini semua gara-gara saya merasa tak mampu bicara bahasa Bali halus yang semestinya menghadapi seorang sulinggih. Jika salah, apa tak celaka saya nanti, bukankah mereka orang suci? Apalagi, selama ini saya lebih sering bicara dalam bahasa Bali kasar gaya Buleleng. Bahasa sehari-hari dengan teman-teman akrab, yang bertaburan kata-kata, maaf, “cicing” atau anjing. Sampai-sampai ada joke di antara kami, jangan-jangan kasus rabies di Buleleng masih saja terjadi lantaran banyaknya “cicing” yang keluar dari mulut kami.

Kembali pada kisah saya mengunjungi pasien seorang sulinggih tersebut, saya telah mengumpulkan segala keberanian dan kemampuan. Dengan gestur penuh wibawa namun tetap ramah, saya tersenyum kepada Ida Bhagawan yang berbaring di atas tempat tidur pasien dan bertanya, “Rahajeng semeng, Atu, punapi indik ngajeng iwawu?” Artinya “Selamat pagi, Pak, bagaimana tadi makannya?”. S

aya merasa hebat mantap telah menyampaikan pertanyaan dalam bahasa Bali yang pantas untuk seorang sulinggih, perawat yang menemani saya ikut tersenyum, sepertinya kagum dan tak menyangka saya mampu bicara bahasa Bali halus. Sang sulinggih tersenyum dan menjawab, “Nggih becik-becik!” Artinya, “Ya baik-baik!”

Namun beliau kemudian meluruskan,“Raos sane patut, nenten ja ngajeng, nanging ngerayunang, hehehe.” Artinya, “Kata yang tepat bukanlah ngajeng untuk makan, namun ngerayunang.” Tawa beliau di akhir kalimatnya bagai sentilan jari-jari jahil pada telinga saya, memberi campuran rasa panas dan perih. Tak ada pilihan lain bagi saya selain mengangguk, walaupun kedua kata tersebut punya arti sama, lalu melanjutkan percakapan dalam bahasa campuran Bali Indonesia. Saat meninggalkan ruangan pasien, senyum perawat yang menemani berubah menjadi cekikikan.

Akhirnya teman-teman paramedis pun berbagi cerita, mereka juga pada stres menghadapi pasien Ida Bhagawan, bukan apa-apa, karena boleh dibilang semuanya tak bisa bicara bahasa Bali halus. Demikian juga saat mereka bicara menggunakan bahasa Indonesia dan menghindari berbahasa Bali karena kuatir salah, Ida Bhagawan melontarkan kritik. Inti kritik beliau adalah, kok generasi muda zaman sekarang cenderung kurang peduli dengan bahasa ibu?

Kami jadi agak malu dengan situasi ini, apalagi saat ada seorang dokter dari Solo, Jawa Tengah datang bergabung bekerja di RSUD Buleleng. Pasalnya, dokter ahli paru cantik itu sangat giat berusaha belajar bahasa Bali. Setiap selesai memeriksa seorang pasien, ia selalu menutup pertemuannya dengan kata-kata “Sing kengken!”, yang artinya “Tidak apa-apa”.

Ungkapan ini telah menyejukkan perasaan pasien-pasien yang umumnya diselimuti perasaan cemas akibat penyakit yang dideritanya. Apalagi itu disampaikan dalam bahasa daerah pasien yang bersangkutan. Jadi betul sepertinya, dengan bahasa kita akan dapat menguasai suatu bangsa.

Bagi seorang dokter, menguasai bahasa daerah akan dapat memberi dampak psikologi positif bagi pasien-pasien yang ditanganinya. Seorang dokter sebaiknya menemukan padanan istilah-istilah medis dalam bahasa daerah di mana ia bekerja. Selain manfaat psikologi, bahasa setempat pun memberi dampak positif dalam aspek edukasi karena pasien akan lebih mudah untuk memahami informasi medis yang disampaikan dokter. Tidak sedikit kejadian dan pengalaman, komunikasi dokter dengan pasien dan keluarganya tak nyambung karena sulit memahami istilah-istilah medis yang ruwet dan membuat lidah keseleo. Bicara dengan pasien, bukanlah sebuah pertemuan ilmiah, maka sedapatnya seorang dokter menggunakan bahasa daerah yang sederhana namun memberi makna yang kuat.

Satu contoh, satu penyakit dalam bahasa Bali yang dikenal dengan nama “tilas naga” dalam bahasa medisnya adalah Herpes zooster. Maksud keduanya sama, yaitu satu penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus yang menyerang sistem saraf hanya di satu sisi tubuh, dengan memberikan gejala bintil-bintil berair. Konfigurasi bintil-bintil berair atau yang dalam istilah medisnya disebut bula itu, menyambung memanjang seperti bentuk seekor ular atau naga. Jika menggunakan istihah Herpez zooster, apalagi untuk pasien lansia dari pegunungan, memang betul-betul akan bisa membuat lidah mereka keseleo saat ingin mengucapkannya. Namun jika kita bilang tilas naga, itu sudah menjadi kosa kata yang jamak didengar oleh masyarakat Bali. 

Dulu, di desa Bantenan, di wilayah kecamatan Sukasada, saya pernah mendengar istilah yang sangat unik dan lucu untuk kata berobat, yaitu “ngalih jaum”. Ngalih jaum adalah bahasa Bali yang artinya mencari jarum. Istilah ini sekaligus akan memberi kita makna yang lebih luas, akan sebuah tradisi dan budaya. Secara harfiah ngalih jaum atau mencari jarum merujuk pada seorang pasien yang datang ke puskesmas atau ke dokter untuk disuntik obat.

Lebih luas istilah ini telah menggambarkan sebuah persepsi dalam masyarakat setempat, bahwa berobat itu identik dengan mendapatkan suntikan. Jika dokter tak memahami hal ini, maka ia takkan pernah memberi suntikan kepada pasiennya. Jika paham, walau suntikan itu tak betul-betul diperlukan, maka setidaknya dokter akan memberi edukasi yang memuaskan untuk pasiennya yang selalu minta suntikan itu. Akan menjadi kisah teramat konyol, jika pasien datang ke puskesmas bilang ngalih jaum, lalu dokternya menunjukkan toko alat-alat kerajinan tangan kepadanya! [T]

Tags: Bahasa Balidokter
Previous Post

Tergerusnya Kesakralan Bali

Next Post

Yang Salah Ulat, atau Kita?

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

Next Post
Priayi Kecil

Yang Salah Ulat, atau Kita?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co