8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Budaya Memintal Benang, Menenun, dan Membatik di Kampungku: Kekayaan atau Ketertinggalan?

JaswantobyJaswanto
January 24, 2020
inEsai
Priayi Kecil
21
SHARES

Seorang Sir Thomas Stamford Raffles, yang pernah memegang kekuasaan singkat di wilayah Indonesia, menulis sebuah buku berjudul The History of Java—atau Sejarah Jawa. Dalam bukunya yang sarat informasi itu, Raffles menulis: bahwa orang pedesaan Jawa adalah bangsa terbahagia di dunia yang pernah ia temui.

Betapa tidak, para petani Jawa yang laki-laki dari berbagai usia memulai harinya di pagi buta, dengan bernyanyi-nyanyi (nembang atau ngelenggeng) membawa kerbau-kerbau (atau sapi) mereka ke sungai untuk dimandikan. Setelah itu dengan bernyanyi-nyanyi ia bekerja membajak dan meluku sawahnya yang subur. Memasuki pertengahan hari, kala mentari pas berada di atas kepala, mereka akan berhenti sejenak untuk makan siang. Sebelum melanjutkan pekerjaannya, biasanya mereka nembang sambil memainkan gambangan yang terbuat dari bilah-bilah bambu yang disusun berdasarkan nada.

Meskipun mereka hanya makan sekali atau dua kali sehari, kehidupannya penuh dengan produksi kesenian, minimal nyanyian spontan yang secara tradisional dinamai ‘uro-uro’ dan tidak dianggap sebagai kesenian.

Sedangkan perempuan Jawa, sambil menjadi petani, ibu rumah tangga, untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sandang, di sela-sela kesibukannya, mereka masih menyempatkan diri untuk memintal benang sendiri; kemudian menenunnya; lalu membatiknya.

Maka tak salah, jika seorang Soekarno, pejuang, Bapak Proklamator Indonesia, Presiden pertama Republik Indonesia berkali-kali mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah Het artisten volk, suatu bangsa yang artistik, suatu bangsa seniman.

Tetapi di zaman yang kacau ini, kesenian rakyat atau budaya/kearifan lokal, mengalami kemerosotan yang serius. Tak terkecuali budaya memintal benang, menenun, dan membatik di desa saya, Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Padahal, budaya memintal, menenun, sampai membatik adalah budaya adiluhung yang seharusnya dilestarikan sampai sekarang.

Generasi muda sekarang ini tampaknya tidak bisa membedakan antara mana yang menjadi “kekayaan” dan mana yang dianggap sebagai “ketertinggalan”. Terkadang, kita terbalik dalam menilai itu. Apa yang seharusnya menjadi “kekayaan”, tapi dianggap sebagai “ketertinggalan”.

Memintal benang, menenun, dan membatik adalah kekayaan. Bukan suatu ketertinggalan. Ini adalah identitas kita. Identitas bangsa. Harusnya kita bangga dengan itu. Sungguh sayang jika nilai-nilai adiluhung seperti ini, hanya tinggal cerita-cerita saja nantinya.

Terkadang saya membayangkan, seandainya di setiap sekolah formal menengah atas di seluruh Kabupaten Tuban—atau paling tidak di Kecamatan Kerek saja—menjadikan budaya memintal benang, menenun, dan membatik sebagai salah satu ekstrakulikuler mereka. Setiap siswi yang memilih ekstrakulikuler ini, pastinya akan memperoleh tambahan uang saku atas produk kain tenun atau kain batik yang dihasilkan; dan akan terus menjiwai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Selain melatih kreativitas tangan lebih terasah, juga mendiri (atau berdaulat) atas ekonomi. Sekolah yang bertugas memfasilitasi dan memasarkan produk-produk yang dihasilkan oleh siswi-siswinya pun, juga akan mendapat beberapa persen pendapatan dari penjualan itu.

Saya juga membayangkan, bagaimana—paling tidak pemerintah desa—mengadakan festival kecil-kecilan dalam rangka pelestarian budaya memintal, menenun, dan membatik. Membuat pelatihan-pelatihan atau pameran-pameran ditingkat kabupaten juga sangat penting dalam hal ini.

Tentu saja masih banyak cara untuk melestarikan budaya adiluhung ini. Yang intinya, semua bertujuan untuk menjaga budaya ini tetap lestari.

Apalagi dalam hal ini, Desa Gaji, Kecamatan Kerek, sebagai desa dengan kultur agraris yang padat penduduk, persoalan utama yang akan dihadapi adalah persoalan tekanan kepada lahan pertanian.

Kebutuhan untuk bertahan hidup dan memperjuangkan kesejahteraan dengan cara mengeksploitasi lahan semampu-mampunya membuat pembantalan lahan sulit dikendalikan; dan penghutanan lahan bekas jarahan di lahan hutan menjadi terkendala. Belum lagi permasalahan persengketaan tanah dengan pabrik semen yang berlarut-larut—yang sampai sekarang tak ditemukan benang merahnya.

Masyarakat petani—khususnya petani Desa Gaji—perlu mengembangkan sumber-sumber ekonomi lain sehingga lahan bukan satu-satunya sumber kehidupan. Salah satu kemungkinan adalah mengembangkan wisata desa dengan segala efek ekonomi turunannya. Beberapa daya tarik pedesaan yang dapat dijual adalah kebersihan, kesenian, dan tradisinya, bilamana ketiga hal itu dapat dihidupkan, saya yakin, perekonomian di desa tidak hanya bertumpu kepada hasil pertanian semata.

Sekarang, pertanyaannya adalah: mau atau tidak? Semua tergantung kita sendiri. [T]

Tags: jawakain tenunkampungkampung halamantenun
Previous Post

Nyoman Sujana Kenyem, Kesetiaan pada Alam Sebagai Inspirasi Berkarya

Next Post

Kaum Urban vs Kemiskinan

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Kaum Urban vs Kemiskinan

Kaum Urban vs Kemiskinan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co