8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Omong Kutang Kutang

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
December 14, 2019
inEsai
Omong Kutang Kutang
133
SHARES

Dalam sebuah percakapan dengan ibu mertua ketika saya baru-baru menikah, saya tertegun dengan sebuah idiom yang digunakan ibu mertua saya. Omong kutang-kutang. Dilanjutkan dengan isi ceritanya.

Saya tidak sepenuhnya tahu, paham atau mengerti dengan istilah omong kutang-kutang. Kutang itu bahasa Bali, artinya buang. Jadi, omong kutang-kutang adalah semacam pembicaraan yang dibuang-buang.

Apakah begitu? Mungkin. Kembali pada omong kutang-kutang. Beberapa kali sejak saya bicara dengan ibu mertua yang didahului dengan omong kutang-kutang, maka saya sesungguhnya sedang menyimak serius sekali. Saya tahu ibu mertua tidak mungkin bercerita jika hanya untuk di-kutang atau dibuang-buang.

Salah satu ceritanya begini. Syahdan ada seorang perempuan yang sangat baik hatinya dan selalu menolong sesama namun dia hanya memiliki satu anak laki-laki dan ketika dewasa tiba waktu si anak laki-laki menikah. Muncul persoalan klasik. Perempuan ini sering bertengkar dengan menantunya atau istri dari anak lelakinya. Dan tak bisa didamaikan.

Menilik situasi rumah yang makin lama makin panas, si perempuan baik hati ini memilih meninggalkan rumahnya dan membangun rumah baru, menepi di pinggir kampung, membuat warung sederhana untuk membiayai dirinya dan dengan demikian tak lagi minta pada anak menantunya. Nah lalu dimana letak omong kutang-kutang-nya?

Begini. Omong kutang-kutangnya adalah: Seandainya perempuan baik hati ini meninggal, bukankah semua hartanya akan jatuh ke tangan anak laki-laki dan mantunya? Lalu mengapa tidak dijadikan pertimbangan untuk menjaga perempuan baik itu sebab toh semua akan kembali untuk anaknya?

Nah. Bukankah tidak ada yang perlu dibuang dalam cerita itu? Mana yang sebenarnya omong kutang-kutang? Tidak jelas. Yang lebih jelas bagi saya, mungkin itu adalah semuanya adalah cerita utuh.

Kali lain ibu mertua bercerita tentang seorang janda tua yang mati gantung diri.

Omong kutang-kutang katanya janda itu sangat kesepian sehingga tidak tahu lagi caranya menjalani hidup yang memang tidak bisa diharapkan. Tidak ada suami, anak, apalagi cucu, untuk menghiburnya. Lalu dimana omong kutang-kutangnya? Katanya begitulah perempuan tua kesepian yang bisa saja bunuh diri untuk sekaligus membunuh kesepiannya.

Lalu sekali lagi dimana omong kutang-kutangnya? Semua cerita itu bagi saya adalah intinya.

Lalu saya mendengar sekali lagi omong kutang-kutang yang lain. Tentang seorang perempuan doduga selingkuh, disiksa suamin dan diusir lalu diceraikan. Padahal si perempuan ini rajin dan sangat berbakti pada keluarga. Omong kutang-kutangnya, kalau tidak ada perempuan ini, sekeluarga itu bisa kelaparan karena dialah yang satu satunya yang bekerja di keluarga itu.

Saya tidak mengerti. Tapi jikapun benar itu omong kutang-kutang, tapi tetap bagi saya itu bukan omong kutang-kutang. Saya tetap menyerapnya sebagai cerita utuh.

Barangkali karena saya selalu menyimak semua omong kutang-kutang itu dengan serius, ibu mertua selalu bercerita banyak sekali omong kutang-kutang yang lain.

Saya selalu berpikir setelah menyimaknya. Mengapa ada istilah omong kutang-kutang? Dalam dunia literasi yang sangat maju saat ini, dimana semua pesan harus disampaikan dengan efektif maka saya tidak mengenal omong kutang-kutang. Dalam bahasa Indonesia ini tidak ada padanannya. Apakah terjemahannya menjadi omong yang dibuang, pesan kosong, atau bualan semu (sudah bualan, semu pula)?.

Dalam ilmu bahasa yang saya pelajari ada sebuah istilah peyorasi atau penurunan makna. Contohnya tai adalah peyorasi dari kotoran. Dia merendahkan makna. Tapi kan memang tai itu kotoran. Bagaimana bisa dia disebut mengalami penurunan makna. Ini cukup bisa diperdebatkan.

Sebagai lawan peyorasi adalah ameliorasi. Peninggian derajat makna. Misalnya buta menjadi tunanetra. Ini juga bagi saya cukup aneh. Makna ditinggikan, padahal niatnya sama. Begitulah bahasa. Terlalu banyak istilah sesuai keinginan pemakainya. Namun kembali ke omong kutang-kutang, dia bukan peyorasi dan bukan juga ameliorasi. Bukan juga apapun.

Apakah sejenis metafor? Untuk pengandaian?

Jadi saya tidak tahu apakah istilah ini memang ada untuk memetaforakan sesuatu yang memang sudah metafor. Kenyataan memang sangat metafor tanpa perlu dimetaforkan. Kadang kenyataan lebih metafor dari metafor itu sendiri. Sehingga metafor tak begitu banyak fungsinya. Jadi apakah ibu mertua ingin mengajarkan metafor pada saya? Atau kenyataan? Atau dua-duanya? Metafor yang nyata atau nyata yang metafor. Saya mengimaninya sebagai dua duanya. Bagi saya apapun itu, baik yang metafor maupun yang nyata, ada satu omong kutang-kutang dari ibu mertua saya yang akhirnya paling saya ingat.

Omong kutang-kutang itu adalah: “Nah, omong kutang-kutang, jika saya pergi, kamu harus siap”. Dia berkata tapi dia tidak menatap saya. Saya juga tidak menatapnya. Omong kutang-kutangnya adalah, kami berdua tidak pernah siap.

Itulah yang terjadi. Dia pergi. Meninggalkan saya yang belum siap. Barangkali tak pernah siap. Tapi juga memang kalau ditunggu saya tidak akan pernah siap. [T]

Tags: BahasaBahasa BaliBahasa Indonesiakata-katakomunikasi
Previous Post

Sisa Hujan Semalam

Next Post

Ulangan Sejarah Krisis Air di Nusa Penida

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Ulangan Sejarah Krisis Air di Nusa Penida

Ulangan Sejarah Krisis Air di Nusa Penida

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co