13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kebebasan dalam Keterbatasan Pertunjukan “W.ADU.AN” dan Beberapa Refleksi Diri Melalui Cermin

SatyawatibySatyawati
November 25, 2019
inUlasan
Kebebasan dalam Keterbatasan Pertunjukan “W.ADU.AN” dan Beberapa Refleksi Diri Melalui Cermin

Pertunjukan “W.ADU.AN” di Canasta Art Space, Denpasar. (Foto: Putu Sayoga)

35
SHARES

Ketika membicarakan tentang ruang pertunjukan teater, jarak antara penonton dan panggung seperti sengaja diciptakan: baris kursi penonton bertingkat disediakan agar penonton dapat berhadapan langsung dengan panggung dan melihat pertunjukan secara menyeluruh. Lalu, bagaimana jadinya ketika semua itu dikaburkan? Pertunjukan “W.AD.UAN” mungkin dapat memberikan sedikit gambarannya.

Suasana mencekam langsung terasa begitu masuk ke ruang pertunjukan. Selain karena pertunjukan itu (yang masih merupakan geladi bersih) baru dimulai sekitar pukul 10 malam, suasana mencekam juga didapatkan dari kedua pemain, dengan perawakan yang mirip, berbaju terusan putih dan rambut panjang hampir menutupi wajah, mereka berjalan mondar-mandir.

Kursi penonton dibuat melingkar dengan jarak antar-kursi yang cukup lebar. Di hadapan setiap bangku, tergantung sebuah cermin. Sebelum pertunjukan dimulai, ada pengarahan tentang tata cara menonton pertunjukan malam itu: Penonton diminta untuk menonton melalui cermin dan hanya diperbolehkan untuk mengarahkan pandangan ke cermin. Penonton bebas menggerak-gerakkan cermin untuk menyesuaikan sudut yang diinginkan ketika menonton.

Begitu penonton sudah duduk di tempat masing-masing, kedua aktor mulai meluncurkan dialog-dialognya. Pada bagian awal ini, kedua aktor seperti berdialog pada dirinya sendiri; bermonolog menceritakan kisah-kisah hidup yang telah mereka lalui. Pemain satu bercerita bagaimana ia ditinggalkan suami dan kemudian harus menjalani kehidupan seorang diri. Pemain dua bercerita tentang kerinduannya atas sentuhan seorang ayah yang tidak pernah ia dapatkan karena ayahnya lebih memilih pergi bersama perempuan lain. Namun, sejujurnya, cerita-cerita tersebut tidak terlalu saya perhatikan karena terlalu sibuk menggerak-gerakkan kaca, demi memenuhi keingin-tahuan terhadap apa yang sedang dilakukan para pemain.

Sambil bermonolog, kedua pemain mondar-mandir mengambil batu-batu besar yang tersebar di ruang pertunjukan dan meletakkannya ke tengah, di atas panggung kecil yang menjadi bagian dari tata panggung pertunjukan malam itu. Oiya, pertunjukan ini dilakukan di halaman belakang Canasta Creative Space. Tempatnya cukup terbuka dengan pemandangan langit malam; seolah langit malam dan desau angin menjadi bagian dari tata panggung pada malam itu.

Kedua pemain mulai berinteraksi, menjelma tokoh yang berbeda dari sebelumnya. Sang Adik mulai menyinggung agem sang Kakak yang pada masanya merupakan primadona partai besar di masa 1965. Sang Kakak juga melempar caci tentang pilihan partai politik berbeda yang diamini sang Adik. Ketegangan semakin meningkat ketika keduanya melempar curiga tentang rajah yang tertanam pada tubuh masing-masing.

Sang kakak pada awalnya berkilah terhadap tuduhan sang Adik tentang paha kirinya yang dirajah. Tapi, akhirnya ia membuka baju pada bagian dada kiri dan memperlihatkan dengan lantang rajahan itu. Berbalik menyerang, sang Kakak mempertanyakan dukun mana yang adiknya gunakan untuk membuatnya sakti. Tentu sang Adik berkilah juga. Tapi, pada kenyataannya rajah itu tertanam di paha kirinya.

Pada akhirnya, mereka berdua berhadap-hadapan telah berubah wujud menjadi leak, saling berbesar diri siapa yang paling kuat di antara keduanya. Belum sampai mereka bertarung, kami digiring keluar ruangan karena pertunjukan dinyatakan sudah selesai.

 “W.ADU.AN” berusaha menghadirkan pembicaraan atau isu yang sudah cukup banyak disinggung orang (isu perempuan dan masa 1965) dalam sebuah konsep pertunjukan yang tidak biasa.

Tentu, cara menonton melalui cermin menjadi komponen paling menarik dalam pertunjukan ini. Penonton diberi kebebasan, tetapi juga sekaligus dibatasi. Dengan menggunakan cermin itu, penonton dapat menciptakan sendiriangle manayang diinginkan. Tapi, secara bersamaan juga sekaligus dibatasi karena dengan menonton melalui cermin, penonton tidak dapat melihat pertunjukan secara menyeluruh.

Nyatanya, eksperimen dalam hal ruang pertunjukan dan cara-cara berinteraksi dengan penonton itu sendiri sedang banyak dilakukan. Misalnya, pementasan “Margi Wuta” yang memosisikan para aktornya (tuna netra) sebagai pihak yang bisa melihat dan penonton sebagai pihak yang tidak bisa melihat. Para penonton diminta untuk melihat pertunjukan dengan ditutup matanya.

Tentang eksperimen ruang pertunjukan, Levitating Theatre sebagai pemenang Prague Quadrennial 2019, merupakan salah satu contoh ruang pertunjukan yang saat ini tampaknya memang diusahakan untuk lebih dekat dan menyatu dengan sekitar. Bersifat luar-ruangan dan berada di antara dua pohon besar, panggung dari Levitating Theatre tidak berbentuk persegi panjang atau bulat seperti pada panggung umumnya.

Cara menonton melalui cermin yang “W.ADU.AN” tawarkan tentu menjadi pengalaman baru (termasuk rasa pusing karena cermin yang terus bergoyang sepanjang pertunjukan). Cara menonton seperti ini juga memunculkan rasa-rasa refleksi diri tentang bagaimana kita bereaksi terhadap kejadian di sekitar. Sebab, sempat beberapa saat saya tidak terlalu memperhatikan pertunjukan itu sendiri karena teralihkan oleh pantulan diri di cermin. Atau, justru cermin dalam pertunjukan ini juga sebagai bentuk apresiasi diri karena telah terlibat dalam pertunjukan dan telah membuat pertunjukan malam itu menjadi bermakna. Selain itu, kebebasan yang diberikan untuk menentukan sendiri sudut mana yang ingin dilihat melalui cermin juga menyadarkan saya: Bagaimana cara kita memaknai sesuatu dapat dilakukan dari berbagai sisi dan sudut pandang.

Kita seharusnya bisa mewawas diri dan kemudian memberikan makna terhadap kejadian di sekitar tanpa sekalipun mengabaikan peran kita di dalamnya.

Ah, pusing ini masih juga tersisa.

Tags: Canasta Creative SpaceParade Teater CanastaTeater
Previous Post

TELUR

Next Post

Berbicara Tabu dan Ruang Kreatif di Dalamnya #Diskusi-Lokakarya Parade Teater Canasta 2019

Satyawati

Satyawati

Biasa dipanggil Tya. Mahasiswa linguistik Unud yang cukup aktif menulis di blog pribadinya: lihat-dengar.blogspot.com

Next Post
Berbicara Tabu dan Ruang Kreatif di Dalamnya #Diskusi-Lokakarya Parade Teater Canasta 2019

Berbicara Tabu dan Ruang Kreatif di Dalamnya #Diskusi-Lokakarya Parade Teater Canasta 2019

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co