5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Papasangan

I Wayan KertibyI Wayan Kerti
October 13, 2019
inCerpen
Papasangan

Lukisan Komang Astiari

81
SHARES

Cerpen I Wayan Kerti

Bau harum menyeruak seisi kamar. Aroma wewangian serasa menusuk hidung. Suasana mistis terasa kental, menyemburatkan suasana batin yang tenang dan damai. Kamar sempit berukuran  2×3 m² diyakini sebagai kamar suci, tempat Jero Dasaran biasa melakukan semadi ketika masyarakat mapinunasan.

Asap menyan dan dupa menyembul memenuhi ruangan. Sesaji pun mulai dihaturkan. Jero Dasaran duduk bersimpuh di depan altar pemujaan kamar suci itu. Tangannya mulai memercikkan air suci. Mulutnya komat-kamit, dibarengi gerakan tangan menyembah-nyembah. Pertanda ritual telah dimulai.

Jerodatang ke sini memohon doa ya? Memohon doa tentang belum punya keturunan, tiba-tiba Jero Dasaran memulai pembicaraan.

Ya,Jero. Benar sekali! seorang perempuan muda menyahut pelan, dibarengi anggukan lelaki muda yang duduk di sampingnya.

“Sekarang, silahkan berdoa dan memohon kepada-Nya”, ujar Jero Dasaran.

Pasangan suami-istri itu pun khusuk berdoa. Lalu, mereka diperciki air suci berisi kembang beraneka warna. Proses ritual terus berjalan.  Cukup lama terjadi dialog di kamar suci itu. Akhirnya, bibir Jero Dasaran tiba-tiba melontarkan ucapan, “Sudah ke sana-ke mari kamu berobat, belum juga mempunyai keturunan. Penyebabnya karena ada yang menguna-gunai”.

Pasangan suami-istri muda itu pun nampak kaget, bingung bercampur aduk, menebak-nebak, mencari sumber tentang siapa kiranya yang berniat jahat pada mereka.

Dengan langkah gontai, mereka berpamitan. Sungguh tidak diduga jika ada yang berniat jahat pada mereka. Padahal, selama ini mereka merasa tidak memiliki musuh. Sudah tujuh tahun mereka menikah, buah hati yang mereka idam-idamkan belum juga hadir. Sudah beberapa dokter ahli kandungan ternama mereka kunjungi, berulang kali. Paranormal juga sudah belasan yang dimintai bantuannya. Sampai pada langkah di kamar suci Jero Dasaran.

Apa yang baru saja dialami di tempat mapinunasandikabarkannya kepada mertuanya. Kedua orangtua itu nampak gelisah dan bingung. Namun, lelaki tua itu nampak berusaha tegar dan berpikir bijak.

“Janganlah sedih, Nak. Kalian harus tetap berdoa dan berusaha. Kabarkan juga berita ini pada besanku. Mungkin Beliau bisa membantu mencarikan jalan keluar,” kilahnya dengan suara pelan, tak bertenaga.

Keesokan harinya, pasangan ini memutuskan untuk menemui orangtua      I Luh di kampung halamannya. Sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya diam. Tidak ada canda-tawa, atau cerita-cerita yang membumbui kisah perjalanan mereka.

Embun masih nampak berkilauan di rerumputan terkena terpaan sinar matahari. Mereka menapakkan kaki di halaman rumah orangtuanya dengan langkah gontai.

Seorang wanita paruh baya seketika menghampiri I luh, “Ada apa, tumben pagi-pagi sudah pulang?” Matanya penuh selidik, pandangan matanya tertuju pada perut I Luh. Naluri keibuannya telah berbisik, berharap anaknya telah hamil. Lalu, dia sah menyandang predikat seorang nenek.

 “Sebenarnya, ada apa pagi-pagi sekali kalian sudah sampai di sini? Biasanya, jika hendak pulang, kalian berkabar dulu,” sela ayah I Luh yang tiba-tiba hadir di ruang tamu.

“Kami hanya ingin jalan-jalan, Ayah,” jawab sang menantu, seperti hendak menyembunyikan sesuatu.

Sang ibu tergopoh-gopoh membawa pisang rebus dan beberapa cangkir kopi. “Silakan dinikmati! Ini menu pengganjal perut favorit I Luh sejak kecil,” imbuhnya sambil menyodorkan cangkir-cangkir itu.

Sambil menikmati sarapan pisang rebus dan ngopi pagi, obrolan pun terus berlanjut. Sesekali tampak canda-tawa, tetapi akhirnya semua tampak diam dengan raut muka cemas, ketika I Luh dan suaminya menceritakan semua yang mereka alami ketika mapinunasan.

Suasana sempat hening beberapa saat. Akhirnya, sang ayah memberi saran. “I Luh, begitu juga Gede, coba kita periksakan ke dokter ahli kandungan di kota ini. Beliau sahabat ayah sejak SD yang kembali dan mengabdikan dirinya ke desa ini sejak pensiun. Siapa tahu, justru jodoh bertemu di desa ini, seperti dirimu dengan Gede.”

Ruang praktik dokter tampak lenggang, maklum karena praktiknya di desa. Jadi, tidak perlu antre.

“Om Swastiyastu!” ayah I Luh menyapa lelaki paruh baya berpakaian putih-putih yang keluar dari dalam ruang praktik.

“Tampaknya, Beliau itu adalah dokter spesialis teman ayah sejak kecil,” pikir I Luh. Sepertinya dugaannya tidaklah salah. Sebentar saja, kedua lelaki paruh baya itu telah tampak akrab.

“Tumben kau bertandang ke sini,” sapa dokter itu. “Ayo masuk saja. Kita kumpul dan ngobrol di dalam. Lagian, jarang ada pasien yang periksa ke sini,” imbuhnya.

Mereka ramai-ramai memasuki ruang praktik dokter kandungan itu. Lalu, ayah I Luh mengutarakan maksud kedatangan mereka kepada karibnya. Sang dokter tampak antusias mendengar semua cerita dan keluhan keluarga ini.

“Luh, masuklah ke ruang itu,” ujar dokter sambil menunjuk salah satu sudut ruang yang tersekat kain gorden warna biru. Tak tampak perawat atau bidan yang membantu buka praktik.

“Berbaringlah!” perintah sang dokter.

I Luh pun menuruti petunjuknya. Tubuhnya direbahkan di ranjang kamar periksa itu. Sambil memasang stetoskop di telinganya, dokter itu memutar-mutar alat USG di perut I Luh. Beliau bercerita dan bertanya berbagai hal kepada I Luh. Perbincangan mereka nampak akrab sekali, bahkan sesekali terdengar canda-tawa menghasi ruang pemeriksaan,

Tiba-tiba, dokter itu bertanya, “Luh apakah kamu pernah bermaksud menunda kehamilan?”

“Maksud Dokter?” sanggah I Luh dengan nada heran dan kebingungan.

“Maksudku, kamu mungkin pernah berniat ingin menunda punya anak, lalu kalian sepakat memakai alat kontrasepsi,” kata dokter itu.

“Tentu saja tidak dokter! Saya menikah justru bermaksud segera memiliki keturunan. Tidak pernah terbersit di benak untuk menunda kebahagian keluarga kami. Ada apa dengan diri saya?” cecar I Luh dengan nada penasaran.

“Baiklah! Aku panggilkan keluargamu untuk melihat apa yang sebenarnya menimpa dirimu.”

Dokter menunjukkan sesuatu.

“Sahabatku, begitu juga kamu, Nak! Sekarang lihatlah dengan saksama layar itu!” perintah dokter itu. “Apa yang kalian lihat?” imbuhnya.

“Aku melihat seperti ada sesuatu di rahim anakku, Kawan!” jawab ayah I Luh, yang diiyakan oleh yang lain, sebagai pertanda sepakat dengan temuan pemeriksaan dokter spesialis kandungan itu.

“Itulah sumber masalahnya,” ucap dokter itu dengan mimik serius.

“Benda apa itu, Kawan? Aku jadi penasaran. Apakah ini yang dikatakan papasangan seperti yang disampaikan Jero Dasaran tempo hari?” imbuh ayah I Luh dengan ekspresi wajah yang penasaran.

“Betul! Di rahim anakmu ini memang ada papasangan, dan yang memasang pastilah orang yang ahli seperti diriku,” lanjut sang dokter dengan nada sedikit bergurau.

“Aku bertanya serius, tolong kamu jawab dengan serius, Kawan!” gertak ayah I Luh yang merasa dibuat semakin penasaran.

“Baiklah! Aku jawab dengan tegas, di rahim anakmu terpasang alat kontrasepsi “spiral”. Hal tu sama saja dengan papasangan, seperti cerita paranormal itu. Itulah pemicunya kawan,” kata dokter itu. “Tadi, aku bertanya kepada anakmu, apa dia pernah bermaksud menunda punya anak? Dia bilang, tidak. Jadi, siapa kira-kira yang memasang alat itu di rahim anakmu?” Dokter itu balik bertanya kepada ayah I Luh dengan raut muka penuh selidik, yang membuat ayah dan ibu I Luh salah tingkah.

Suasana sempat hening beberapa saat. Sepertinya semua saling introspeksi diri, saling menerka-nerka. Apa mungkin orang sakti yang menjahati anaknya. Dalam hening, orangtua I Luh teringat kisah masa lalu. Mereka lalu menarik tangan dokter itu keluar ruangan. Di serambi rumah itu, mereka bercerita dengan mata berkaca-kaca.

“Aku yang salah, Kawan,” celetuk sang ayah dengan penuh penyesalan. “Dulu, ketika anakku remaja, aku lihat dia agak liar bergaul. Sering gonta-ganti teman cowok yang diajak ke rumah. Aku jadi khawatir anakku membawa aib bagi keluarga. Suatu hari ketika dia diopname karena usus buntu, aku bersama istri sepakat saat operasi sekalian dipasangi ‘alat jahanam’ itu,” tutur sang ayah dengan nada lirih.

“Ayah…!!!” Tiba-tiba I Luh menjerit histeris. [T]

Keterangan:

1. papasangan : guna-guna
2. mapinunasan : Memohon
3. Jero Dasaran : Paranormal (orang yang dapat kemasukan roh, sehingga bisa menjadi perantara berkominkasi dengan alam gaib.
4 Jero : Anda (panggilan untuk orang yang belum dikenal).

Tags: Cerpen
Previous Post

Kapan “Tour de Bali” Ada Lagi?

Next Post

[Pidato Umbu Landu Paranggi] – KemBali ke Bali: KemBali ke Kedalaman Akar-Dasar Sastra

I Wayan Kerti

I Wayan Kerti

lahir di Sibetan, 29 Juni 1967. Menjalani aktivitas sehari-hari sebagai guru, saat ini bertugas di SMP Negeri 1 Abang. Gemar menulis; puisi, cerpen, opini atau esai di media massa. Saat ini juga masih dipercaya sebagai ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kabupaten Karangasem sejak 12 tahun lalu.

Next Post
[Pidato Umbu Landu Paranggi] – KemBali ke Bali: KemBali ke Kedalaman Akar-Dasar Sastra

[Pidato Umbu Landu Paranggi] - KemBali ke Bali: KemBali ke Kedalaman Akar-Dasar Sastra

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co