2 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Pisau dan Peradaban – Catatan Harian Sugi Lanus

Sugi Lanus by Sugi Lanus
October 12, 2019
in Esai
40
SHARES

Jika berkeliling memperhatikan ribuan relief batu di Borobudur, mata yang dipenuhi pikiran peperangan, mungkin melihat semua sosok pada relief di sana memegang pedang dan pisau.

Pada gambar pertama yang dipegang adalah lontar. Bukan pedang. Namanya lontar berjenis embat-embatan. Lihat gambar 2 dan 3. Panjangnya sampai 72 cm. Bahkan ada yang lebih dari semeter.


Gambar 1
Salah satu relief Borobudur (berdiri abad 8-9) terlihat sosok guru memegang lontar embat-embatan. Bukan memegang pedang. Murid-murid duduk menyimak di bawah mendengarkan penjelasan. Posisi duduk di bawah di depan kaki guru untuk mendapat petuah dan pedoman hidup, terbuja hati menyimak mencari penerang jiwa, disebut “upadesa”.
Gambar 2
Lontar embat-embatan berbeda dengan lontar lempir. Embat-embatan masih ada lidi dan tidak dibelah. Daun ental yang utuh dikeringkan. Diproses secara alami biasanya digantung di dapur sehingga lambat laun daun kering dan berlapis pengasapan jelaga api dapur secara alamiah.
Gambar 3
Panjang lontar embat-embatan bisa mencapai semeter lebih. Pada gambar tampak embat-embatan dengan panjang 72 centimeter.

Lontar embat-embatan umumnya dipakai kebutuhan harian di kelas terbuka atau pengajaran. Isinya catatan tembang dan pengajaran tata bahasa, disebut juga “maarti”, atau kalender “wariga” dan perhitungan pertanian dan pengetahuan terapan. Jenis lontar ini berbeda dengan jenis keropakan yang jadi koleksi formal.

Jenis embat-embatan umumnya bukan untuk koleksi perpustakaan kerajaan yang dipakai dalam acara kebesaran kerajaan atau upakara. Lontar jenis ini berfungsi mencatat pengajaran dan catatan yang sewaktu-waktu mudah dibuka. Biasanya digantung di dapur atau balai keluarga, sebab berisi pengajaran dan petunjuk yang bersifat pedoman harian seperti kalender.

Rakyat kebanyakan kalau tidak punya lontar dengan kotak penyimpanan yang mewah biasanya punya jenis embat-embatan, baik untuk catatan tembang, obat-obatan, pedoman atau petunjuk pembuatan sesaji, juga doa-doa bersifat umum.

Bagaimana menuliskan atau mengambarkan ajaran pada lontar-lontar tersebut? Apa alat tulisnya? Namanya, di Bali, “pangrupak”.

Pangrupak dari kata “rupa”. Alat gores untuk mengambar rupa. Baik “rupa suara” (aksara) atau “rupa bentuk” (gambar), serta “rupa tubuh” (anatomi). Dengan pangrupak semua rupa pikiran, suara, perasaan, filsafat, kegaiban, disalihrupa dalam rupa aksara dan rupa bentuk. Gores rekamannya bernama “rupa” dan kandungan maknanya adalah “nama”. Pangrupak menyurat “rupa” yang mengandung “nama”.


Gambar 4
Pisau tulis dikenal di Bali sebagai “pangrupak”. Bukan alat potong atau tusuk. Khusus dipakai menulis aksara atau mengambar dengan teknik toreh pada lontar. Menulis aksara dikenal dengan istilah “nyurat aksara”. Menggambar pada lontar disebut “mrasi” (menggambar lontar), hasilnya disebut “prasi” (gambar atau ilustrasi di atas lontar).

Pada gambar 4 adalah pisau-pisau pangrupak yang dipakai menulis pada lontar. Berabad-abad dalam tradisi Asia Tenggara dan Bharatawarsa.

Pisau dalam kapasitasnya sebagai alat tulis menduduki posisi istimewa dalam perjalanan peradaban manusia. Ia memberi hidup pada suara lewat aksara. Ia bukan alat potong atau alat tusuk, tapi alat toreh. Menorehkan ingatan dan pemikiran. Menorehkan kemuliaan pikir dan ajaran-ajaran yang bisa menjadi penuntun untuk bercermin agar kita tidak sembarang saling potong dalam kehidupan, agar kita tidak gegampangan saling tusuk hendak mencabut kehidupan.

Catatan Harian Sugi Lanus, 12 Oktober 2019.

Tags: lontar
Sugi Lanus

Sugi Lanus

pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi

Puisi-puisi IGA Darma Putra | Kematian Siapa Hari Ini?

by IGA Darma Putra
February 28, 2021
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Seekor Kera Penjaga Sebuah Pura

Cerpen: I Putu Supartika TIDAK ada yang tahu sejak kapan pura kecil di tengah sawah itu berdiri. Yang pasti orang-orang ...

February 2, 2018
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Ekspresionisme

Senja di bulan Februari. Di teras tak bernyawa, di bawah langit yang selalu memberi warna jingga, seorang wanita mengadu pilu.  ...

October 7, 2018
Foto: koleksi penulis
Esai

Nostalgia Bahagia Bersama Honda Win – Dulu Pemenang Kini Dilelang…

  JIKA Anda kelahiran tahun 1980-1990, terlebih di sekitar Anda ada keluarga atau tetangga yang bekerja di kantor pemerintahan, pasti ...

February 2, 2018
Karya yang dipemaeran Kelompok Galang Kangin di Neka Art Museum
Khas

20 Tahun Kelompok Perupa Galang Kangin: Merayakan Kerinduan Masa Lalu

SETELAH 20 tahun perjalanan menapak dunia kesenirupaan, Kelompok Perupa Galang Kangin kembali menggelar pemeran bersama sekaligus merayakan kebersamaan mereka. Mereka ...

February 27, 2018
Ilustrasi tatkala.co | Nuriarta
Khas

Nostalgia | Jalan-jalan Bawa Gelatik Pernah Ngetrend di Singaraja Tahun 1950-an

Seorang lelaki, berjalan dengan langkah jantan. Di udara, seekor burung rajawali terbang, lalu menukik ke arah lelaki gagah itu. Burung ...

February 28, 2021

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jro Alap Wayan Sidiana memanjat pohon kelapa di Desa Les, Buleleng
Khas

Jro Alap, Kemuliaan Tukang Panjat Kelapa di Desa Les

by Nyoman Nadiana
March 2, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co | Vincent Chandra
Esai

Di Nusa Penida, Ada Gadis Menikah dengan Halilintar

by I Ketut Serawan
March 1, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (156) Dongeng (11) Esai (1418) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (196) Opini (478) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In