Lawar kelungah, ya, lawar yang selalu bisa ditemukan di Jembrana, Bali barat, alias di wilayah Negaroa. Di daerah lain mungkin ada, namun di Negaroa, lawar klungah sudah jadi tradisi sekaligus mitos, seakan-akan sebuah pesta tak lengkap jika tak ada lawar klungah.
Lawar klungah bisa dikatakan unik. Di luar Jembrana pasti akan bertanya, “Dadi nyuh anggon lawar?” Kok kelapa dipakai lawar?
Bukan nyuh sembarangan ini, Bro! Yang dibuat untuk lawar ini adalah nyuh nguda atau kelapa yang masih muda, yang dipilih dengan cara tepat untuk mendapatkan bahan lawar yang pas dan enak. Bahan utama yang digunakan sebagai lawar adalah bagian tempurung yang benar-benar masih muda. Tempurung itu dicungkil, dikerik, atau dikeruk, lalu dipotong-potong dengan ukuran sesuai kesukaan.
Lawar kelungah biasanya dibuat saat ada pesta keagamaan ataupun hari raya kegamaan di Bali, kadang kalau ada tamu istimewa dari luar Jembrana, pastilah si tuan rumah akan membuatkan lawar kelungah ini.
Lawar kelungah yang menjadi ciri khas dari Negaroa ini sangat mudah sekali dibuat, apalagi untuk kalian yang punya kebun kelapa yang cukup luas. Hanya bermodalkan kelapa muda ditambahkan basa genep (bumbu lengkap) lalu diaduk sampai merata jadilah sebuah maha karya yang sangat lezat.
Lebih lengkap lagi jika ditambahkan dengan lawar barak dengan darah yang menggiurkan. Oh ya, satu lagi, jangan lupa dicampur dengan komoh waah ngiler kan? Pokok jaan pesa…
Jadi, sering-seringlah berkunjung ke Negaroa ya, teman-teman.
Di tempat lain pasti ada lawar nyuh dengan basa genep lainnya, tetapi, kelapa atau nyuh yang digunakan adalah kelapa yang sudah agak tua sedangkan kelungah adalah kelapa yang muda dan cara mengolahnya-pun berbeda. Itulah keunikan yang didapat dari lawar kelungah.
Di keluarga saya, hampir setiap saya pulang kampong dari Singaraja pasti selalu ada lawar kelungah dan tentunya lawar barak yang sangat lezat. Saya sering bertanya, kenapa selalu buat lawar kelungah?
Kata kakek saya: “Hanya untuk menghabiskan kelapa di belakang rumah!”
Alasan yang tidak masuk akal, padahal saya tahu dia suka masak. Setiap kali membuat lawar kelungah, tahap yang paling saya sukai adalah mengupas daging kelapa. Karena saya mendapat kesempatan leluasa meminum air kelapa muda itu. Saya suka air kelungah. Apalagi, dengar-dengar, air kelapa muda, apalagi dari jenis kelapa yan sacral, bisa menyembuhkan segala jenis penyakit.
Kekurangan dari lawar kelungah ini hanya satu, cepat basi. Jadi kalau ingin dibawa pulang ke luar Jembrana pasti akan cepat sekali basi. Jadi kenapa lawar kelungah sangat nikmat, karena dibuat dalam keadaan yang sudah selesai direbus beberapa menitnya lalu diolah dengan bahan yang sudah disediakan sebelumnya. Jadi kita memakannya dalam keadaan fresh dan tentunya tidak ada rasa pahit sedikitpun, percaya deh.
Seringlah berkunjung ke Jembrana, bukan hanya makan yang bisa disuguhkaan tetapi juga keunakan dari sejarah dan kesenian yang ada disana. Keunikan yang diajikan setiap daerah tentu ada keunikan tersendiri, tidak ada salahnya mengexplore sedikit kesenian dan keunikan yang ada di Jembrana.
“Ingeta ke umah awak ngalih lawar kelungah, jeg wayah jaan!” [T]