15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dinamika Kota dalam Kidung dan Lagu

RoikanbyRoikan
September 6, 2019
inEsai
Dinamika Kota dalam Kidung dan Lagu

Foto: koleksi prinadi penulis

“Mangan tape gak atek ragi tuku, tuku tetel nang Suroboyo. Modele arek saiki rabine kendel blonjo nunut morotuo. Iku ngunu nek aku dhewe. Tuku bandeng Cuma siji, rupane ngganteng sandale dipeniteni” (Makan tape tidak pakai ragi, beli tetel di Surabaya. Modelnya anak sekarang kawinnya berani [tapi] urusan belanja ikut mertua. Itulah aku sendiri. Beli bandeng cuma satu, mukanya tampang (tapi) sandalnya dikasih peniti).

____

Itulah kidung pembuka pada guyonan CS dalam judul Besut 81. Dagelan Kartolo CS dalam kidung jula-julinya terdapat beberapa bagian yaitu bagian awal, tengah dan penutupan. Setelah jula-juli pembuka, dilanjutkan dengan masuknya musik dari gamelan kemudian kidungan berubah menjadi lirik-lirik yang lebih bersifat edukatif, memuat nilai moralitas, spiritual, pesan sosial sampai pesan pembangunan.

Akhir kidungan pembuka dilanjutkan dengan musik jula-juli dengan lirik yang bersifat menghibur, berisi mengenai cerita-cerita keseharian berdasarkan pengalaman yang bersifat lucu atau mengejutkan tapi tetap mengundang senyum. Bagian terakhir berbeda dalam setiap seri kaset rekaman Kartolo CS, ada yang menggunakan jula-juli standar, jula-juli dangdut, tembang rujak jeruk, tembang walang kekek, dodol tinuku sampai instrumen gaya musik khas mandarin. Beberapa kidungan jula-juli Kartolo CS adalah representasi kehidupan pada masa Orde Baru yang berisi tentang perkembangan dalam pembangunan, meliputi pengadaan infrastruktur, pendidikan sampai pada harapan untuk suksesnya pembangunan.

Kota besar sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi siapa saja untuk didatangi, ditinggali dalam mencari penghidupan yang lebih baik. Beragamnya lapangan pekerjaan, sarana pendidikan dan hiburan yang memadai dan gaji yang tinggi menjadi semacam ‘magnets of hope’.

Sebagaimana buku Smart Economy in Smart Cities yang dieditori T.M. Vinod Kumar (2017) dari penelitian lintas wilayah di berbagai kota besar dunia yang melihat kota sebagai arena kompetisi antara orang-orang yang mempunyai keahlian dan kurang mempunyai keahlian dalam mencari tempat tinggal yang lebih baik dan gaya hidup untuk datang ke kota yang diidentik dengan mobilitas manusia yang tinggi.

“Aku nek ndelok Wonokromo, Keputran lan Tunjungan wis diwenehi tretek sak nduwure dalan, perlu kanggo njogo nek keslametan supoyo lancer jalane kendaraan. Mulo nek wis ono dulur peraturan kita ayo nurut berek ketentuan, kadang-kadang sebagen sek ono sing melanggar senengane mencolot pager nyabrang dalan”

[saya kalau lihat (daerah) Wonokromo, Keputran dan Tunjungan sudah diberi
jembatan di atas jalan (jembatan penyeberangan), berguna untuk menjaga
keselamatan supaya lancar jalannya kendaraan. Jadi kalau sudah ada saudara
peraturan mari kita menurutinya, kadang sebagian masih ada yang melanggar suka
melompat pagar ketika menyebrang jalan]

. Inilah gambaran bagaimana pembangunan infrastruktur yang tidak diimbangi pembangunan mentalitas manusianya.

Jula-juli yang memuat tentang apresiasi terhadap pembangunan jembatan penyeberangan terdapat pada lakon Branjang Kabel. Pembangunan jembatan penyeberangan yang berada di daerah Wonokromo, Pasar Keputran dan Tunjungan ditujukan untuk keselamatan melalui kaset guyonan jula-juli kartolo CS disuarakan kepada khalayak umum.

Demikian juga dalam bidang perekonomian melalui pengadaan pasar, toko-toko modern dan pelebaran jalan terdapat pada lakon Dukun Ulo Entong : “Suroboyo dulur pancen kutho pahlawan, pembangunane gak ketinggalan, gedung sekolahan lan jembatan penyeberangan, toko-toko lan pelebaran jalan” (Surabaya saudara, memang kota pahlawan, pembangunannya tidak ketinggalan, gedung sekolah dan jembatan penyeberangan, toko-toko dan (proyek) pelebaran jalan).

Pembangunan jembatan penyeberangan berpengaruh pada kesadaran masyarakat Surabaya akan pentingnya menjaga keselamatan terutama saat melintasi jalan kota yang ramai. Jalanan yang dilalui banyak kendaraan memerlukan penanganan khusus agar tidak terjadi kemacetan dan salah satu solusinya adalah dengan pelebaran jalan. Jalan yang lebar mendukung kelancaran lalu lintas baik orang maupun pengiriman barang.

Permasalahan yang terjadi pada saat ini penduduk Kota Surabaya berdasarkan sensus 2010 berjumlah 2.765.487 Jiwa, sementara proyeksi pertambahan penduduk dari sensus penduduk 2010, pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 2.896,6 artinya penduduk kota Surabaya hampir mencapai angka 3 Juta Jiwa dengan luas wilayah 326,36 km2.

Artinya terjadi kepadatan penduduk yang tidak ditopang dengan ruang yang ada dan sarana jalan yang memadai menjadikan permasalahan terkait penggunaan ruang dan jalan yang semakin kompleks. Telah terjadi pula ketidakseimbangan antara rasio jumlah penduduk: jumlah kendaraan: sarana jalan.

Pada lakon Sinden Bledek dibahas tentang pembangunan pendukung infrastruktur yaitu sarana penerangan jalan. “ndelok kahanane kutho saiki pembangunan wis maju, embong-embong podho di aspal, lampune wis padang, mlaku bengi koyo awan”

[melihat keadaan kota sekarang pembangunan telah maju, jalanan sudah diaspal,
lampu sudah terang,berjalan malam hari seperti siang]

. Jalan yang telah diterangi oleh lampu membuat suasan malam terasa siang dan mempengaruhi kinerja masyarakatnya. Jika pada masyarakat agraris aktifitas hanya terbatas pada pagi sampai sore mengingat fasilitas listrik masih terbatas bahkan belum ada.

Silampukau, sebuah band indie folk asal Surabaya dibentuk pada tahun 2009. Melalui Malam Jatuh Di Surabaya mengatakan “Gelanggang ganas 5:15, di Ahmad Yani yang beringas. Sinar kuning merkuri: pendar celaka akhir hari. Malam jatuh di Surabaya”. Kota pahlawan telah berubah, terjadi pula perubahan pandangan bahwa era modern memunculkan pekerjaan yang tidak lagi menggantungkan pada terbitnya dan tergelincirnya matahari, karena malam tetap bisa beraktifitas. Jalan yang terang merubah pula anggapan tempat yang rawan menjadi tempat yang bisa diberdayakan.

Jalanan juga menjadi tempat beraktualisasi diri. Leo Imam Sukarno atau yang lebih dikenal sebagai Leo Kristi, musisi pengelana asal Surabaya yang menjadikan jalanan sebagai cara berproses. Dalam SALS (Solus Aegroti Suprema Lexest) Leo mengungkapkan “Lilin putih ditepi taman biru. Gedung putih luar, tenang, damai. Serasa tak lagi otot dan perang. Karena saat telah dekat jalan Tuhan. Solus Aegroti Supreme Lexest. Di lorong pedestrian tunduk melangkah. Lorong pedestrian basah airmata”.

Inilah masa Leo berjuang untuk hidup dari musik dengan mengamen di jalanan. Sebagai musisi asli Kota Surabaya Leo merepresentasikan pengalaman indrawi dalam lagu berjudul “Oh Surabaya”, “Sudut Jalan Surabaya 1979”, “Nyiur Melambai di Plaza Surabaya”, “Surabaya Bernyanyi” dan “Tepi Surabaya”. Rupanya Surabaya mempunyai tempat khusus di hati Leo Kristi.

Lirik kidung dan lagu menjadi gambaran kehidupan kota Surabaya baik secara tersurat maupun tersirat. Seperti Kartolo CS dengan jula juli yang tidak hanya mengajak pendengar untuk sekadar tertawa. Ada ajakan untuk ‘menertawakan’ keadaan. Demikian juga Silampukau yang melihat jumlah penduduk kota yang terus bertambah terutama dari para pendatang dan cenderung tinggal di kawasan pinggiran berkontribusi pada kepadatan lalu lintas.

Harga properti yang semakin tinggi itulah yang membuat Silampukau sampai “Sambat omah” dalam Lagu Rantau. Belum lagi terjadi peningkatan daya beli masyarakat pada kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor. Bersedih pada kesenjangan. Bersedih sepanjang jalan seperti Leo Kristi “Di lorong pedestrian tunduk melangkah. Lorong pedestrian basah air mata”. Karya berasal dari persepsi dan pengalaman hidup. Menjadi satu kesatuan dan kekuatan dalam sebuah lirik untuk melihat lebih mendalam keadaan. Kota Pahlawan yang semakin dan akan terus berubah. [T]

Tags: kidungKotalagumusikSurabaya
Previous Post

Tuak Adalah Nyawa: Tetap Macho, Jangan Kacau!

Next Post

Rindu Kebangkitan Budaya Seni Silat Bugis Loloan

Roikan

Roikan

Asisten Peneliti di Center for Security and Welfare Studies (CSWS) FISIP UNAIR. Blogger dan Kartunis Lepas di www.roikansoekartun.com

Next Post
Rindu Kebangkitan Budaya Seni Silat Bugis Loloan

Rindu Kebangkitan Budaya Seni Silat Bugis Loloan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co