28 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Perjalanan
Suasana di Desa Pengotan yang mirip dengan Desa Penglipuran, Bangli

Suasana di Desa Pengotan yang mirip dengan Desa Penglipuran, Bangli

Desa Pengotan, Tak Ada Dagang Aksesoris, Tak Ada Loloh Cem-cem

Dian Suryantini by Dian Suryantini
August 11, 2019
in Perjalanan
77
SHARES

Ini cerita saya ketika pertama kali datang ke Desa Pengotan, Bangli. Awalnya saya berniat tidak ikut karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Tapi rencana ya tinggal rencana. Takdir berkata lain. Pekerjaan bisa saya tuntaskan. Diluar ekspektasi. Dan saya bisa ikut pergi.

Sebelum berangkat saya bertanya dulu apakah Bangli itu dingin? Jawabannya “Banget”. Mendengar kata itu saya segera mencari sweeter saya yang notabene jarang saya pakai dan hanya dipakai saat musim hujan. Jam 3 sore berangkatlah saya dari Singaraja.

Sepanjang perjalanan saya ditemani tiga orang lelaki. Tapi aman kok, karena salah satunya adalah pacar sekaligus sopir handal saya. Hehehe. Dari Singaraja kurang lebih tiga jam (bawa mobilnya selow dan berhenti makan bakso). Sepanjang perjalanan kami berbincang. Membicarakan hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Sama halnya dengan tulisan ini yang (mungkin) tidak penting.

Oh ya, hampir lupa tujuan kami ke Desa Pengotan, Bangli, adalah untuk memutar film program Indonesia Raja 2019. Tempatnya di Wantilan Desa Pengotan yang juga menjadi posko KKN dari mahasiswa STKIP Suar Bangli. Jadwalnya pukul 19.30 wita. Tapi kami sampai lebih awal yakni pukul 17.45 wita.

Sambil menunggu waktu, saya berjalan-jalan disekitar tempat tersebut. Saat melihat-lihat, tempat itu mirip sekali dengan Desa Wisata Penglipuran. Bangunannya masih bangunan tua tapi rumah-rumahnya sudah banyak yang direnovasi, namun tidak mengubah konsep bangunan. Angkul-angkul (gerbang) khas Bali yang ada di sana juga mirip dengan yang ada di Penglipuran.


Rumah-rumah penduduk di Desa Pengotan, Bangli

Rumah-rumah tinggal di kawasan itu dibangun dengan model yang sama. Pendek dan kecil. Dalam satu bidang tanah, bisa dibanguni hingga 7 rumah. Tanpa sekat. Hanya saja lingkungan di Desa Pengotan itu lebih kecil. Tak ada dagang aksesoris dan loloh cem-cem. Berbeda dengan di Penglipuran yang arealnya lebih luas dan ada dagangnya.

Suasana Desa Pengotan sangat sepi dan sangat dingin. Rumah-rumah yang berjejer rapi itu tak ada penghuninya. Saat itu hari masih sore. Langit masih terang. Masih bagus untuk selfie.

Ketika saya berjalan-jalan dan berniat untuk kembali ke posko KKN, saya bertemu dengan seorang ibu yang hendak memberi pakan babi. Saya sempat ngobrol sebentar dan bertanya, apakah bangunan rumah di desa itu semuanya mungil dan pendek-pendek. Si ibu bilang memang begitu dari dulu.

Di desa itu tidak boleh membuat bangunan tinggi-tinggi atau rumah bertingkat. Itu tidak boleh. Menurut kepercayaan masyarakat disana, leluhur mereka tidak menghendaki untuk membuat bangunan yang tinggi melebihi tempat ibadah (sanggah). Saya tak tau kenapa. Sempat pula saya bertanya, jika ada yang membuat bangunan bertingkat, akan bagaimana, atau akan trejadi apa. Tapi si ibu tidak memberikan jawaban.

Beliau malah bercerita. Dulu salah satu SMP di sana bangunannya roboh karena bertingkat. Ketika saya tanya kenapa, dengan nada yang sedikit naik si ibu menjawab, “Nika sampun dugas linuhe, bangunane roboh. Nak metingkat nika. Untung dugas nto ten wenten murid. Wengi nika kejadiane, Gek”. (Itu waktu ada gempa. Bangunannya roboh. Karena bertingkat. Beruntung saat itu tak ada siswa. Kejadiannya malam, Dik).

Mendengar itu saya hanya manggut-manggut. Sambil berpikir sebab musabab dari kerobohannya sekolah itu. Apakah karena gempa atau karena hal lain. Tapi ya sudahlah. Itu cerita.


Pura keluarga (sanggah) di Desa Pengotan, Bangli

Semakin malam semakin sepi. Sepinya lingkungan disana saya pikir karena masih sore orang-orang disana masih belum pulang dari bekerja. Atau masih belum menyelesaikan pekerjaannya di kebun. Bangli kan banyak jeruk.  Paling hanya ada tiga atau empat rumah yang masih tinggal disana. Ternyata saya salah. Orang-orang tak kembali.

Tak ada lampu yang menyala dari rumah-rumah itu. Hanya sedikit. Tempat yang paling terang adalah tempat yang kami kunjungi saja, posko KKN, dan pura Penataran Agung yang ada di sana. Jalanan pun sepi. Gelap.

Usut punya usut, ternyata warga di sana memang jarang pulang. Karena kesibukannya di tempat bekerja membuat mereka menetap di kota atau wilayah tempat mereka mengais rejeki. Mereka baru akan pulang saat hari raya saja. Setelah itu kembali ditinggalkan. Kembali sepi. Tapi ketika ada rapat desa, warga di desa itu seluruhnya hadir untuk mengikuti rapat desa. Yang jauh maupun yang dekat, semuanya menyempatkan diri untuk melaksanakan kewajibannya sebagai krama desa.

Potensi Desa Pengotan ini sangat bagus bila ditata dengan baik. Mungkin bisa menjadi Penglipuran kedua, karena kawasannya sangat mirip dengan desa wisata yang ngetop itu. Dan belakangan saya mengetahui Kawasan Desa Pengotan tenyata sudah masuk dalan kawasan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) sejak lama.

Desa Pengotan merupakan salah satu Desa Tua atau Desa Bali Aga. Desa dengan hawa dingin ini sangat memperhatikan dan mempertahankan keaslian budaya yang mereka miliki. Salah satunya bahasa. Ketika bertemu dengan saya mereka berkomunikasi dengan bahasa mereka yang saya pikir mirip dengan bahasa Desa Pedawa, Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Jika tak paham, mereka akan menggunakan bahasa Bali Alus untuk menjelaskan. (jika yang diajak berbicara adalah orang Bali). Sangat sopan.

Mereka begitu memperhatikan bahasa yang mereka keluarkan. Saya sangat terkesan. Anak-anak di sana pun sangat sopan. Saat bertemu dengan saya dengan tidak sengaja ketika bermain-main, mereka langsung menyapa saya dengan “Om Swastyastu, Mbok”.

Dengan spontan saya langsung membalas dengan ucapan yang sama sambil mencakupkan tangan saya. Saat itu saya merasa kalah dari mereka. Saya merasa malu dengan anak-anak itu. [T]

Tags: baliBangliDesa Pengotandesa wisata
Dian Suryantini

Dian Suryantini

Kuliah sambil kerja di Singaraja

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Esai

Ruang Berkumpul “Sekala-Niskala”

Pura Bale Agung atau Pura Desa dalam formulasi Hindu Bali kekinian dikonsepsi sebagai tempat suci pemuliaan Tuhan dalam menifestasinya sebagai ...

August 30, 2020
Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha
Dongeng

Angsa Putih dan Hidup Baru

Angsa Putih itu sebenarnya berbulu putih, karena hidup di lumpur, bulunya kini berwarna coklat kehitaman, walaupun begitu ia tetap dipanggil ...

June 2, 2020
Esai

Raja Fiktif di Dunia Kedokteran

Sekitar sebulan lalu, sepasang suami istri datang berkonsultasi ke ruang praktek saya di poliklinik penyakit dalam, RSU Kerthausada, Singaraja. Keduanya ...

January 25, 2020
Desa Tri Eka Buana, kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem-Bali
Khas

Catatan KKN Undiknas University: Memadukan Wisata, Budaya dan Arak, di Desa Tri Eka Buana, Karangasem

Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, punya potensi yang melimpah di bidang budaya dan pariwisata. Di bidang pariwisata, ...

January 26, 2020
Foto oleh Anggara Mahendra
Esai

Sumber Isi Lontar dari Mana? – Catatan Harian Sugi Lanus ⠀

Suatu hari tubuh tua pemangku rumah ibadah (pura) dipinjam Beliau yang dipuja di sana. Lalu memberi pawarah-warah (ajaran, tuntunan, petunjuk). ...

May 1, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pedagang lalapan di balik pagar  yang buka tapi tertutup
Khas

Semua Akan Ilegal Pada Waktunya | Cerita Dagang Lalapan Unik di Malam PSBB

by Agus Noval Rivaldi
January 28, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Puji Retno Hardiningtyas saat menyampaikan ringkasan disertasi dalam ujian terbuka (promosi doktor) di Universitas Udayana, Selasa, 26 Januari 2021.
Opini

Antara Keindahan dan Kehancuran | Wacana Lingkungan Alam dalam Puisi Indonesia Modern Karya Penyair di Bali Periode 1970-an Hingga 2010-an

by Puji Retno Hardiningtyas
January 28, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1363) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (5) Khas (313) Kiat (19) Kilas (193) Opini (472) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (330)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In