Pada era kekinian orang Bali dihadapkan pada kehilangan identitas, terlebih-lebih urusan etos kerja. Orang Bali kerap kali dicap memiliki etos kerja yang rendah dibandingkan dengan pekerja pendatang, padahal dari segi spirit manusia Bali memiliki etos kerja yang sangat kuat.
Banyak ungkapan-ungkapan yang sesungguhnya mewakili tingginya etos kerja manusia Bali seperti kata jengah.
KataJengah dalam bahasa sansekerta disebut Hrih yang berarti memiliki rasa malu. Jengah juga identik dengan suasana perasaan bercampur aduk antara malu dan semangat yang tinggi untuk menumbuhkan inovasi dan bangkit dari keterpurukan serta memiliki sifat-sifat dinamik yang menjadi pangkal segala perubahan.
Sering orang Bali mengatakan ungkapan dalam Bahasa Bali, “Jengahang déwéké, Dé, awak sing ngelah” (Giatkan dirimu, Dé, dirimu orang yang tidak punya). Ungakapan tersebut sesungguhnya mengisyaratkan kepada orang Bali untuk bekerja keras melawan rasa malu dari keterpurukan yang dialami.
Katajengah mewakili dorongan yang sangat kuat untuk melakukan perubahan diri kearah yang lebih baik.
Lebih jauh ungkapan jengah merupakan sprit yang sangat kuat bagi orang Bali untuk terus bekerja keras, bangkit dari keterpurukan agar tidak menanggung malu. Spirit jengah sarat akan nilai-nilai yang mendalam bagi orang Bali yang dikenal sebagai pekerja keras pantang menyerah dan selalu memiliki inovasi bangkit dari keterpurukan.
Jika saja semua manusia Bali memahami dan mampu menginternalisasi spirit jengah maka tidak ada satupun orang Bali yang terpinggirkan, tidak ada satupun hidup pada garis kemiskinan ditengah-tengah gemerlapan dunia pariwisata yang syarat akan material dan lapangan pekerjaan yang melimpah.
Apalagi filosofi “de ngaden awak bisa depang anake ngadanin” dijadikan pesan kepada orang Bali dalam sebuah geguritan yang ditulis dan dinyanyikan agar selalu tidak sombong, tidak menganggap diri bisa biarkanlah orang lain menilai. Jika kedua ungkapan tersebut dikombinasikan maka, pekerja keras, tidak sombong dan tidak angkuh cerminan etos kerja orang Bali.
Pentingnya mentansformasi spirit jengah dalam kehidupan orang Bali masa kini akan mampu mendorong mewujudnyakan kesadaran terhadap pentingnya mempertahankan kondisi dan keberlangsungan Bali ke depan yang memiliki daya saing dan etos kerja tinggi.
Melalui spirit jengah, jaminan terhadap kelangsungan hidup dan jati diri Bali dapat terwujud. Hal ini berkaitan erat dengan sikap, nilai, keyakinan dan perilaku yang dimiliki orang Bali yang berlandaskan ajaran filosofi Bali.
Jati diri Bali adalah budaya Bali. Kewaspadaan yang tinggi yang dilandasi oleh sikap jengah mampu menciptakan kondisi Bali lebih kondusif saat ini dan di masa mendatang dan memiliki daya saing. [T]